Bagian 37

4.3K 220 4
                                    

















"Bub, Dokter Kamala said i'm pregnant, aku juga udah tes dan hasilnya positif."

"BENERAN SAYANG?" Tyana hampir berteriak di kamarnya saat mendengar apa yang baru saja Noa katakan, apa katanya? Ia akan memiliki cucu yang benar saja.

"Iya, Bub, tapi Bubu jangan bilang siapa-siapa dulu soalnya aku mau kasih surprise ke Mas Joshua."

"Ke Papi juga gak boleh Sayang?"

Noa mengangguk, Tyana cemberut, ia ingin mengatakan pada suaminya dan pasti Jaren akan sangat senang mendengar kabar tersebut, akan tetapi Tyana harus menghargai niat sang menantu.

"Sayang makasih," Tyana meraih Noa dalam pelukannya, "makasih udah kasih Joshua dan keluarga ini kebahagiaan," Tyana mulai merasa haru saat menyadari akan hadir seorang anak yang dapat menambah kebahagiaan putranya yang tengah berjuang melawan sakit.

"Sama-sama Bub, makasih banyak juga udah bikin aku sama Baba hidup lebih baik setelah aku ketemu kalian. Aku janji bakalan  jaga anak ini dengan sepenuh hati."

Tyana melepas pelukannya kemudian mengusap air mata sebelum sebelah tangannya mengusap pipi Noa dengan lembut, "jangan sungkan, apapun yang Noa mau, bilang ke Bubu, ya, apapun itu sekecil apapun, karena sekarang kita semua punya harapan besar melalui kamu, Nak."

Noa mengangguk, ia bersyukur di tengah kehidupan sulit yang selama ini ia jalani ia bertemu dengan orang-orang baik seperti Bubu dan seluruh keluarga Mahendra lainnya.



















Kebetulan sekali hari itu Helga datang berkunjung, Noa buru-buru mengajak sang sahabat untuk naik ke kamarnya. Ngomong-ngomong Joshua sedang berada di kabin kecil tempat bekerjanya di belakang rumah. Pria itu berkata ia sudah merasa lebih baik jadi ia ingin berkunjung ke sana sendirian dan Noa mengijinkan walaupun Noa tak memberi waktu lama.

"Kenapa, ada apa, muka lo seneng banget?" Tanya Helga merasa heran dengan ekspresi Noa yang jarang sekali si pria manis tunjukan.

"Hel," Noa meraih tangan Helga lalu menggenggamnya erat.

"W-what?"

"I'm pregnant."

"WHAT?" Helga berteriak ia nyaris meloncat dari tempatnya saat mendengar apa yang Noa ucapkan, "beneran gak lo, jangan ngeprank!"

Noa mengangguk sambil tersenyum lebar dan saat itu Helga tau jika sahabat karibnya itu tak sedang bergurau.

"No way ... " Helga menggeleng tak percaya namun sejurus kemudian sang sahabat memeluknya erat, "oh my god, congrats, Nana .... "

"Thanks tapi bentar," Noa melepas pelukannya dan meminta Helga menatap ke arahnya, "it's a secret, gak ada yang boleh tau selain lo dan Bubu. Okay?"

"Kak Marko?"

"No, dia pasti keceplosan, lo tau dia gimana. So big no! Gue mau kasih suami gue surprise!"

"Aight," Helga mengangguk, "sekali lagi congrats ya, Na, gue ikut happy, gue yakin Josh juga bakalan makin semangat buat sembuh setelah denger kabar dari lo ini."

Helga sebenarnya merasa kasihan pada sahabatnya, jikalau Joshua tak bisa melewati fase buruk itu dan meninggalkan Noa bersama anak mereka Noa pasti akan merasa hancur, begitupun dengan dirinya. Sudah cukup selama ini Helga melihat Noa berjuang dengan segala masalah yang menimpanya dan jika Noa mengalami hal lebih buruk Helga tak tau harus bagaimana.

"Thanks, ngomong-ngomong lo sampe malem gak di sini?"

"Gue nunggu Kak Marko pulang deh, Na, soalnya ada yang mau kita omongin."

"Bagus, nanti malem kita masak-masak ayo, gue lagi mood, nanti kita ajak Bubu sekalian."

"Ahh, gue mau nangis liat lo senyum lebar begini." Helga kembali memeluk Noa dengan erat, "Tuhan tolong jauhkan segala kesedihan dari sahabat hamba yang satu ini."

"Amenn ... "

setelahnya keduanya kembali mengobrol dan tertawa sejenak melupakan beban diri yang masing-masing mereka miliki.




















Tbc ...

Days With You | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang