Joshua menatap tak percaya dengan pemandangan di hadapannya, ia makan dengan orang asing di dalam kamar yang tentu saja adalah sebuah hal yang tidak etis. Lagipula ia merasa terjebak dengan orang sok akrab yang sama sekali bukan hal yang ia sukai.
"Next week, Mas udah mulai kemo," Ujar Noa tetiba di tengah sesi sarapan bersama itu.
"Honestly, i dont need that--"
"What?" Noa berhenti mengunyah dan menatap tak suka pada lelaki di hadapannya, "what are you talking about, Mas?" Ujar Noa heran.
"I mean i'm gonna die soon, gak penting lagi berobat buang-buang waktu."
Kali itu hati Noa rasanya terbakar, ia tak percaya di hari keduanya dapat mendengar perkataan penuh rasa putus asa dari mulut Joshua. Noa sama sekali tak habis pikir, mengapa Joshua berkata enteng seperti itu atas hidupnya sendiri di saat kanker yang di deritanya baru memasuki stadium awal.
"Jangan ngomong gitu, Tuhan gak suka orang yang berputus asa."
Bukannya sadar, perkataan Noa malah mendapat tawa ringan dari bibir Joshua, lelaki itu melihat Noa dengan sorot mata tajam dan menilai, "are you talking about that God who gave me this stupid illness?"
"Mas stop!" Kali itu Noa yang sudah tak tahan menutup bibir Joshua dengan kedua telapak tangannya, "just stop okay? Enough, eat your breakfast, i wont hear your harsh words anymore."
"Mas, daripada suntuk, gimana kalo kita ke depan berjemur?" Ajak Noa saat melihat Joshua hanya terdiam di atas ranjang dengan ponsel yang tak pernah ia lepas dari tangannya.
"Gak, gue males."
"Mas, ayo, jangan diem terus begini nanti badan kamu sakit, Lho."
"Lo aja, gue gak mau keluar."
Noa menghela napasnya kasar, jika bukan Joshua yang merupakan anak dari majikannya, mungkin Noa akan menyeret lelaki itu keluar dari kamar tanpa belas kasih. Rupanya mengurus orang dewasa lebih menguras kesabaran di bandingkan mengurus anak kecil.
"Mas beneran mau cepet meninggal, yah?"
Joshua menaruh ponselnya lalu menatap tak percaya pada Noa, ia tak percaya telah mendengar dua kali kalimat yang cukup mengganggu itu dari caregivernya.
"Kenapa lo berani sama gue?" Pertanyaan Joshua di balas kernyitan dahi oleh sang lawan bicara, ia tak paham dengan apa yang Joshua katakan.
"Mas ... "
"Noa, lo kerja di bawah orangtua gue, lo harus lebih selektif dalam milih kosa kata, gue masih sehat, dont talking about that meninggal thing, i dont like to hear that."
Noa bergumam dalam hati bukankah sejak awal Joshlah yang bicara tentang kematian, mengapa ia terlihat takut dengan kata meninggal, apa bedanya.
"Maaf, Mas, aku cuma khawatir."
"Whatever, lo mau ajak gue berjemur di mana?"
Noa dan Joshua duduk di sebuah kursi belakang rumah, di hadapan mereka ada sebuah kolam renang yang di kelilingi beberapa tanaman hias milik keluarga Mahendra membuat tempat itu terasa sejuk.
Akan tetapi cahaya matahari pagi terasa menyorot mereka dan itu merupakan hal baik, Joshua sangat membutuhkannya.Joshua diam-diam memperhatikan Noa dari samping, sudut pandang itu memperlihatkan bulu mata lentik juga wajah yang memiliki kesan manis milik Noa, Joshua dalam diam memuji, ternyata selain mulut cerewetnya, Noa juga memiliki wajah cukup lembut untuk ukuran seorang pria.
"Mas," Noa menoleh membuat Joshua yang tertangkap basah tengah memperhatikannya sontak melihat ke arah lain. Joshua merasa sedikit malu.
"Ya?" Jawab Joshua sembari menetralkan ekspresinya.
"Mas tau, kan, banyak orang yang sayang sama Mas, jangan nyerah ya, Mas. Semua sakit pasti ada obatnya, Mas mau sembuh dan lanjutin hidup, kan? Mas pasti punya mimpi."
Joshua terdiam, ia ragu akan apa yang harus ia lakukan ke depannya, terakhir kali ia mendengar dari dokter yang menanganinya, tumor yang dirinya derita terletak di area lobus temporal yang sangat beresiko mempengaruhi memorinya. Joshua mungkin dapat kehilangan ingatannya kapan saja termasuk mengingat hal-hal yang telah ia pelajari semasa bangku perkuliahan maupun pengalaman kerjanya selama ini. Joshua merasa ragu, apakah ia masih layak untuk bermimpi.
Tbc ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Days With You | Nomin
FanfictionNoa baru saja di pecat dari perusahaannya, karena kesulitan mencari pekerjaan ia terpaksa menerima pekerjaan merawat pria dewasa yang tengah berjuang dengan sakit yang cukup berbahaya. sassyna 2024 BxB Boyslove