Bagian 41

3.8K 212 2
                                    







I'm so sorry guys ;(














Noa tidak ingat, ia tidak mengingat apapun hingga ia merasakan seseorang mengusapi kepalanya, ia tahu jelas siapa itu, wajahnya, senyuman pada matanya, tangan yang selalu merengkuhnya, Noa sangat mengenalinya.

"Mas, Mas gak pergi kan?"

Joshua tak menjawab, ia hanya menyunggingkan senyum, namun mata pria itu terlihat sendu. Ia mengecup kening Noa yang tengah tertidur di pahanya.

"Jaga anak kita Sayang, Mas pamit, Mas sayang kalian. Kamu yang kuat, dong, Mas sedih lho liatnya."

"Makanya Mas jangan pergi, nanti siapa yang nemenin aku jaga anak kita?"

Joshua tak menjawab, yang ia lakukan hanya terus tersenyum kemudian mengecup pipi Noa seperti apa yang biasa ia lakukan.

"Maafin Mas, Sayang .... "


















"Mas ... Mas ... Jangan tinggalin aku, Mas!"

"Na ... Sshhh ... It's okay, Na, gue di sini."

Noa membuka mata, namun yang ia lihat berbeda, bukan sosok suaminya melainkan sang sahabat. Noa bangunkan tubuhnya perlahan, yang ia lihat adalah kamar di mana dirinya dan Joshua biasa tidur dan menghabiskan waktu bersama.

"Di mana suami gue? Mas Joshua di mana?"

Helga terdiam, ia menatap Noa dengan sendu bahkan genangan di sudut matanya terlihat dengan jelas. Helga meraih Noa dalam dekapannya, ia tahu Noa sangat terguncang dengan fakta jika Joshua telah pergi. Acara pemakaman sudah di lakukan seminggu yang lalu dan selama itu, Noa bertingkah aneh karena mentalnya terguncang hebat. Bahkan keluarga Mahendra sampai mendatangkan psikolog untuk menangani trauma yang di alami menantunya. Hanya saja tak ada yang berubah, Noa terus meracau, menangis, tidak ingin makan bahkan bertingkah seolah Joshua masih ada di sana bersamanya.

"MAS JOSH DI MANA HELGA, HELGA TOLONG JAWAB SEMUANYA MIMPI! ENGGAK! ENGGAK, TOLONG JAWAB!!"


"Ada apa--hey, Noa, Noa tenang, please tenang," Marko yang datang saat mendengar teriakan Noa segera menghampiri mencoba menahan tubuh Noa yang mulai histeris sementara Helga hanya menangis di sana sembari membantu Marko menenangkan sahabatnya itu.

"Kak, tolong, kembaliin suami aku, Kak, anak aku butuh ayah, aku gak bisa jalanin ini sendirian, aku gak bisa ... Gak bisa .... "

Marko memeluk Noa, ia juga sangat terpukul, semua orang terpukul terutama Bubunya yang hingga kini masih kesulitan untuk hanya mandi dan makan. Ya, Tyana juga mengalami guncangan hebat setelah berusaha untuk kuat demi Noa dan calon cucunya. Nyatanya ia hanya sosok orangtua yang juga merasa sangat kehilangan.

"Enggak! Kak enggak, Mas Joshua gak mungkin ninggalin aku, anak kita gimana Kak, aku gak bisa begini, aku gak sanggup."

"Noa ... Evertythings gonna be okay, i'm here, Helga here, Bubu, Papi, Baba, semuanya stay di sini sama kamu, nemenin kamu, kita bakalan jagain kamu, kita semua selalu ada buat kamu."

"Tapi aku butuh suami aku! Aku mau Mas Joshua!"

"Nana, kenapa Sayang," Windu yang sebelumnya pergi ke luar untuk membeli sesuatu cukup terkejut melihat keadaan putranya yang histeris. Noa seminggu ke belakang seolah mengalami halusinasi, oleh karena itu Helga, Marko dan Windu selalu bergantian menjaganya. Namun setelah Noa kembali pada kenyataan nyatanya juga sangat berat karena faktanya Noa sadar jika Joshua tak lagi bersama mereka di sana.


"Baba ... Baba kasih tau Nana kalo Mas Josh ada, Nana gak bisa ... Nana gak mau ... "

Marko melepaskan pelukannya yang berganti dengan Windu, pria manis itu merengkuh Noa dalam dekapan hangatnya.

"Nana dengerin Baba, semua ini sudah takdir dan kehendaknya Tuhan, kita gak bisa ngelawan Tuhan, apa kalo Nana terus-terusan begini suami Nana akan seneng liatnya? Nana harus pikirin kesehatan Nana sama dedek bayi, biar Mas Joshua juga tenang di sana. Nanti kita tengokin suami Nana biar Nana tenang, ya?"

Dan setelah sedikit petuah yang Windu berikan akhirnya Noa sedikit lebih tenang walaupun Noa masih menangis. Ia masih mencerna apa yang terjadi, mengapa Tuhan cepat sekali mengambil kebahagiaannya.


















Tbc ...

Days With You | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang