Bagian 21

5.5K 323 4
                                    
















Noa terdiam membeku di tempatnya, tubuh Joshua sangat hangat tangan besarnya mendekap tubuh Noa dengan erat, sesekali Noa dapat merasakan hidung bangir pria itu menyentuh bahunya. Joshua memeluknya dengan penuh perhatian seolah merindu dengan sangat atas kehadirannya.

Dengan suara gemetar Noa memberanikan diri untuk sekali lagi mencari jawaban atas apa yang terjadi, "Mas ... " Suara Noa dapat di dengar jelas oleh lelaki yang tengah mendekapnya itu.

"Noa, aku takut kamu pergi, malem itu aku liat kamu bawa baju-baju kamu, kamu bilang mau pergi ninggalin aku, that's not true right? Kamu gak akan pernah ninggalin aku, aku gak butuh siapapun selain kamu."

Mengapa perkataan Joshua seperti itu, mengapa pria itu berkata dengan penuh perasaan menggoyahkan perasaannya. Bagaimana Noa harus bersikap, mereka sebelumnya tak pernah sedekat itu tetapi entah apa yang terjadi hanya dalam satu hari dua malam Joshua berubah seolah menjadi sosok berbeda, bahkan lebih dari itu mengapa Joshua memperlakukannya bak seorang kekasih.

"Mas lepas dulu, aku mau ngomong," Noa memaksa melepas pelukan Joshua walaupun masih amat erat mendekapnya.

"Mas, liat saya, liat saya baik-baik, ini saya Noa, perawat Mas."

"Yes, you are, my boyfriend,  kamu jelas rawat aku. Kamu udah rawat aku sampe membaik begini, Noa you did a great job."

Tubuh Noa gemetar, saat itu ia sangat kebingungan. Tatapan Joshua berbeda, lelaki itu seakan bukan orang yang sama. Joshua terlihat seperti orang mabuk, orang linglung, atau apapun sebutan bagi seseorang yang sedang tidak dalam kondisi waras.

"A-aku panggil Bubu dulu," Tenggorokan Noa tercekat, ia menahan tangis yang siap meledak saat itu juga jika ia tak sekeras mungkin menahannya.

"No! Nonono, kamu di sini, sama aku, please dont leave me again Noa, aku gak bisa."

"Mas tolong ... "

"Enggak Noa--"

"MAS!" Noa kali itu berteriak, air matanya sudah tak sanggup ia tahan, tangan Joshua sudah mencekalnya namun Noa dengan keras melepasnya, "Mas saya gak bisa," Noa berjalan cepat keluar dari kamar Joshua. Seseorang yang harus ia temui adalah Tyana. Sosok yang selama ini mengetahui sesuatu akan tetapi tidak berterus terang padanya.

Sementara Joshua hanya terdiam melihat kepergian Noa dari hadapannya. Ia tak ingin mengejar karena Joshua merasa telah membuat kesalahan dan Noa memerlukan waktu untuk memaafkannya.













Noa berjalan cepat, mencari keberadaan Tyan di dalam rumah itu di manapun pria kecil itu berada Noa merasa sangat terpukul dengan apa yang terjadi, ada bingung serta takut di saat bersamaan. Ia harus segera mencari validasi tentang apa yang sebenarnya terjadi. Saat mata bulatnya bertemu dengan sosok yang di cari Noa segera menghampiri.

"Bu-Bubu," Noa berjalan cepat ke arah Tyana sembari menangis tersedu.

"Noa, kenapa Sayang, ada apa?"

Noa menggelengkan kepala sembari menangis, ia tak tahu harus memulai darimana karena semua terjadi begitu aneh dan membingungkan.

"Mas Joshua ... Mas Joshua kenapa Bu, tolong kasih tau aku, aku gak tau harus gimana ... Kenapa Mas Joshua begitu?" Noa terus bicara walaupun tersendat lantaran isakan.

Melihat itu Tyana segera meraih lelaki yang sedikit lebih tinggi darinya itu, mendekap Noa erat membiarkan yang lebih muda menangis begitupun dengan dirinya yang diam-diam meneteskan air mata.

Ternyata keputusannya untuk tak memberitahu Noa adalah sebuah kesalahan, Noa pasti terkejut dengan keadaan Joshua yang memang sedikit berbeda dari biasanya, "maaf yah, Nak, Bubu jelasin di kamar, ayo ikut Bubu dulu."














Noa mengeluarkan sebuah amplop coklat besar, ada juga beberapa lembar kertas yang di tunjukan padanya. Tyana terlihat tegar walaupun sebenarnya sangat amat rapuh.

"Ini hasil CT scannya Joshua, mungkin kamu gak akan ngerti, Bubu juga gak ngerti tapi dokter jelasin ke Bubu," Tyana menghela napasnya sejenak, air matanya tiba-tiba kembali menetes mengingat apa yang Dokter katakan, "hasilnya gak baik, Joshua ngalamin banyak masalah di memorinya, dia bahkan gak tau mana yang nyata dan mana yang cuma halusinasinya, dia emang udah bersikap beda akhir-akhir ini, maafin Bubu sama Papi yang gak bilang ke kamu tentang semua ini, kamu pasti kaget, kan, Sayang." Tyana meraih tangan Noa, mengusapnya perlahan bahkan tangan orangtua dari Joshua itu gemetar dan Noa dapat merasakannya.























Tbc ...

Guys jgn lupa komen juga biar author semangat hehe ...



Days With You | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang