Bagian 32

4K 225 2
                                    



















Dalam rangka merayakan momen Nomin yang sangat bahagia ini aku update, happy reading all <3

























Malam itu tidak seperti malam biasanya di mana Joshua ingin menyantap makan malamnya di atas ranjang sembari di temani oleh sang suami. Ia terlihat banyak tersenyum setelah pagi sebelumnya sempat menangis lantaran melihat segulung kertas dengan pita merah muda yang berada dalam pondok tempat kerjanya. Noa tak banyak bertanya namun untungnya tangisan itu hanyalah sebuah fase singkat yang Noa akui ia merasa lega. Karena hingga saat makan malam tiba Joshua tak mengatakan apapun padanya.

"Ada apaan sih, Why are you smiling like that?" Tanya Marko saat melihat sang adik tersenyum ke arah Noa, alasan Marko bertanya lantaran senyuman itu tak kunjung lenyap kurang lebih selama lima menit.

"He is so pretty, isn't he?"

Mendengar itu Noa tentu saja merasa malu, sebenarnya ia merasa Joshua terus memperhatikannya namun ia terlalu canggung untuk bereaksi.

Tyana dan Jaren yang melihat hanya menggelengkan kepala sementara Marko berdecih, ia sebenarnya cukup merasa iri karena sang adik melangkahinya dan menikah tiba-tiba dengan perawat yang bahkan ia bawa ke rumah itu, tetapi di sisi lain melihat Joshua sebahagia itu merupakan hal yang membahagiakan juga untuknya.

"Kalian gak ada rencana Honeymoon?"

Celetukan Jaren membuat Tyana membuka lebar-lebar matanya, ia bahkan tak sempat memikirkan Honeymoon bagi Noa dan Joshua karena terlalu sibuk memikirkan kesehatan sang putra.

"Aku rasa gak perlu, Pi, soalnya Mas--"

"Just go Sayang, ke tempat yang deket-deket aja, ke Bogor mungkin?"

"Puncak?" Sahut Joshua menyebabkan Noa melirik ke arahnya.

"Mas, lebih baik banyak istirahat, aku gak mau Mas kecapekan."

"Bub, can we ask to my doctor about this?"

Tyana mengangguk, tentu saja akan sangat baik bagi putranya jika melakukan sebuah perjalanan yang akan membuatnya senang, belum lagi ia cukup merasa bersalah pada Noa karena harus menikah dengan putranya yang tengah sakit keras.

"Ofcourse Baby, jangan khawatir Papi sama Bubu akan siapin semua keperluan kalian, lagipula villa di puncak itu punya keluarga kita Sayang, jadi Noa gak perlu khawatir, ya?"

"Aku cuma khawatir sama kesehatannya Mas, Bu," Jawab Noa dengan nada yang terdengar sedih.

"Hey, kalo kamu khawatir begitu aku jadi merasa bersalah lho, seenggaknya kita harus jalan-jalan sekali, sebelum kemo aku minggu depan."

Maka mau tak mau Noa setuju, sebenarnya ia selalu merasa lelah akhir-akhir ini entah karena terlalu memikirkan Joshua hingga rasanya dadanya selalu sesak dan napasnya tak lega.

"Baby, i'm sorry," Joshua meraih tangan Noa lalu menciumnya di hadapan keluarganya tanpa canggung sedikitpun, tentu saja Noa jadi tersipu, ia tak dapat menyembunyikan itu. Hanya anggukan kepala dan senyuman tipis yang Noa beri sebagai jawaban.


















Selepas makan malam, Noa dan Joshua kembali ke kamar dan agenda mereka adalah mandi bersama, dalam artian yang lebih spesifik, Noa membantu suaminya mandi karena keadaan Joshua yang kakinya masih belum dapat berdiri dengan kuat Noa menjadi seseorang yang memandikan Joshua setiap hari setelah menikah, karena saat sebelum menikah Tyana yang melakukannya.

Noa tidak merasa malu ataupun canggung dengan tubuh telanjang Joshua, walaupun tentu saja itu terjadi di awal namun kini Noa sudah terbiasa lagipula walaupun Joshua sedang sakit mereka pernah "melakukan" Sesuatu bersama dan tentu saja hal tersebut normal bagi pasangan yang sudah menikah.

Setelah Joshua mandi dan siap dengan piyama tidur couple mereka, keduanya memutuskan untuk bercengkrama di atas ranjang dengan Noa yang bersandar pada dada bidang Joshua sementara pria itu membaca buku dengan kacamata bacanya yang membuat Joshua terlihat seribu kali lebih tampan.

"Kenapa baca buku yang Scifi terus sih, Mas, aku gak suka," Gerutu Noa melihat novel yang Joshua baca bukanlah genre yang ia suka.

"Apa yang kamu suka, romance?"

"Yap," Noa nyengir, sebuah kecupan mendarat pada pucuk kepala Noa.

"Noa ... "

"Hm? Why you call me Noa?" Tanya Noa menatap sang suami sembari memicingkan mata. Info saja, Joshua tak lagi pernah memanggilnya dengan nama sejak mereka memulai hubungan asmara.

Joshua menggelengkan kepala, ia mengangkat tangan meminta Noa untuk meraih tangannya, Noa menurut, ia mengaitkan jemarinya pada tangan kurus Joshua lalu memejamkan mata. Ia sudah mengerti mereka melakukan itu setiap malam dan sesekali di pagi hari, yaitu waktunya berdoa.

Mereka berdoa dengan sepenuh hati, banyak harap yang Noa minta pada Tuhannya, ia inginkan setiap doanya di dengar, doa yang meminta agar selalu tersisa kebahagiaan bagi sang suami di manapun ia berada.















Tbc ...

Anyeonngggg selamat malam, aku lagi happy kalian happy gaaaa?









'

Days With You | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang