Bagian 4

7.4K 405 0
                                    

















"Perawat buat Josh?" Mark menaikan sebelah alis matanya mendengar ucapan sang bubu, setelah drama menangisi Joshua mereka akhirnya tiba pada diskusi tentang perawat Josh, entah ide darimana yang sang bubu dapatkan namun Mark cukup terkejut dengan ide itu.

"Iya, Mark, kamu tau, kan, kita semua kecuali Adek selalu kerja keluar rumah, Josh selalu sendirian di rumah karena kerjaannya, menurut Bubu, Josh butuh temen atau orang yang jagain dia."

"Kan ada Bi Inah di rumah Bu? Mark yakin Josh gak akan mau, Bubu tau, kan, si Josh itu gak gampang akrab sama orang baru?"

"Bi Inah udah terlalu tua buat nemenin Josh, Bubu mau anak muda yang bisa jadi perawat sekaligus temen Josh buat ngobrol."

"Kenapa gak Bubu aja yang stop kerja dulu dan jagain Adek?"

Seketika seisi ruangan menjadi hening, Jaren yang sedari tadi menyimak seakan ikut merasa terusik dengan perkataan Mark, terutama saat iris mata suaminya terlihat menjadi sendu, Jaren tahu jika perkataan Mark cukup membuatnya tersinggung.

"Mark," Ucap Jaren membuat lelaki duapuluh enam tahun itu tersadar atas ucapannya.

"Sorry, maksud aku, Bubu juga pasti capek, kan, kerja terus?"

Tyan menggelengkan kepalanya, tiba-tiba rasa sedih kembali menghampiri membuat Mark merasa bersalah.

"Bubu ada project pameran di Paris minggu depan Sayang, maafin Bubu karena gak bisa jadi orangtua yang baik buat Kakak Marko sama Adek, tapi Bubu juga belum bisa ninggalin kerjaan Bubu gitu aja, Maafin Bubu."

Tyan kembali menunduk dan terisak yang tentu saja membuat Mark kelimpungan, ia meraih Tyan ke dalam dekapannya dan meminta maaf berkali-kali atas ucapannya, akhirnya ia setuju dan berjanji akan mencarikan perawat untuk Josh. Walaupun Mark tahu jelas jika mungkin Josh tak akan menyukai apa yang bubunya inginkan, namun perkataan Tyan ada benarnya, mereka tak akan terlalu khawatir jika Josh ada yang merawat dan menemani.

















***
















"Babe, kamu bilang Noa baru aja di pecat dan lagi nyari kerja, dia sekarang udah dapet kerja belum?" Tanya Mark saat ia tengah berada di apartmen Helga, ia mampir sepulang dari kantor, selain untuk menemui Helga Mark jadi teringat dengan sang kekasih yang menanyakan lowongan pekerjaan untuk Noa, sahabatnya.

"Belum, Kak, kemarin dia abis nangis karena capek nyari ke sana-sini gak dapet, aku sampe kasian sama dia. Emang di tempat kamu beneran lagi gak ada?" Tanya Helga sembari menaruh cangkir teh hangat yang Mark inginkan.

Mark terdiam sejenak, Noa, ia mengingat sosok itu terlihat manis dan jika berbicara terdengar sangat lembut. Noa juga tidak berisik seperti Helga, Noa cukup sopan dan terlihat seperti sosok sangat baik. Haruskah ia meminta Noa menjadi perawat untuk Josh.

"Kalo Noa jadi perawat buat Joshua dia mau gak, yah, Sayang?" Tanya Mark.

Helga yang mendengar itu sontak terkejut, kripik kentang di tangannya yang nyaris masuk ke dalam mulut sampai tak jadi masuk. Helga menatap Mark penuh heran.

"Serius kamu, Kak? Emang Josh keadaannya makin parah?"

Mark menghela napasnya, ia baru tahu saat check up sekitar dua hari yang lalu, Dokter mendiagnosa jika tumor yang semula di perkirakan jinak sudah berubah menjadi tumor ganas yang berbahaya, atau seringkali di sebut dengan kanker otak.

"Josh udah di diagnosa kanker otak stadium awal, Sayang."

"Hah? Serius kamu, Kak?" Helga sangat terkejut, ia sebagai sosok yang sudah cukup lama mengenal Josh merasa terpukul dengan fakta tersebut. Bagaimanapun Josh terlihat sangat sehat dan tampan selama ini.

"Iya Sayang, kamu mau, kan, bujukin Noa buat terima tawaran ini, Noa orang baik, itu alesan Kakak nawarin dia kerjaan ini, ya?"

Melihat Mark yang tengah memohon Helga akhirnya mengangguk menyetujui, ia akan mencoba bicara dengan Noa.






Tbc ...




Days With You | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang