Joshua merasakan sakit di kepalanya semakin menjadi, kemoterapi yang ia jalani telah usai sejak limabelas menit yang lalu, Noa sedang mencari makan siang dan ia hanya sendirian di dalam ruangan, Dokter mengatakan jika kondisinya memang kurang fit namun masih dapat menjalani terapi obat kimia tersebut, akan tetapi efek setelah kemoterapi perlahan mulai ia rasakan.
Lidahnya terasa kelu, kepalanya sakit dan rasa mual yang merayap menjalari ulu hatinya, Joshua merasa tak nyaman seakan ada sesuatu yang salah yang tengah terjadi.
"Shit ... " Ia mengumpat sembari memejamkan mata merasakan segala sakit yang menghantamnya secara bersamaan, "ugh .... " Joshua tak sanggup lagi menahan rasa mual yang datang ia lalu bangun dan tanpa dapat di cegah memuntahkan isi perutnya ke sebuah wadah yang sudah di siapkan perawat. Bagai tak bersisa isi perutnya terasa kosong, kepalanya sakit dan tubuhnya terasa remuk, efek sampingnya ternyata cukup keras Joshua baru menyadari itu.
"Ma-MAS JOSH!" Noa terburu menghampiri, ia cukup panik melihat Joshua terus memuntahkan cairan bening yang terlihat cukup menyiksa, "Mas Josh, maafin saya, Mas keluarin semua ya, muntahin aja," Ujar Noa sembari terus memijat tengkuk Joshua.
"Mas minum dulu sedikit, yah?" Noa menyodorkan sebotol air mineral, wajah Joshua teramat pucat, adik Marko itu baru saja selesai dengan acara memuntahkan isi perutnya dan tengah beristirahat.
"Noa, gue mau pulang."
Noa terdiam, ia mengalihkan tatapannya ke arah lain ia tiba-tiba merasa sangat sedih dan kasihan terhadap Joshua, Noa memang terlihat kuat sejak awal karena sebagai perawat Joshua Noa tak mungkin terlihat tak baik di saat ada sosok lain yang tengah butuh dukungan moril.
Noa mengangguk, ia lalu tersenyum walaupun air mata menggenang di pelupuk mata, "i-iya, Mas, kita sebentar lagi pulang, katanya Bubu mau dateng sebentar lagi jadi kita nunggu Bubu dulu, ya?"
Joshua terdiam, ia tak sedikitpun bicara membiarkan hening kembali mengisi suasana. Joshua merasa sangat marah dengan kondisinya namun tak mungkin ia lampiaskan di hadapan Noa, karena akan sangat memalukan.
Suara pintu terbuka membuat Noa sontak menoleh begitu juga dengan Joshua, lelaki kecil itu terlihat khawatir, matanya segera terarah pada sang putra yang masih mengenakan pakaian rumah sakit juga infus yang menempel di tangannya.
"Adek, Joshua!" Tyan mendekati Joshua lalu memeluknya dengan erat, Joshua hanya diam ia tak membalas ataupun bereaksi. Joshua merasa sangat kesal dan sedih setiap melihat sang Bubu. Ada rasa di abaikan namun juga rasa bersalah karena harus merepotkan keluarganya, "maafin Bubu gak bisa nemenin adek dari awal, mana yang sakit, Nak, bilang ke Bubu," Tyan meraih sisian wajah pucat Joshua dengan tetesan air mata di pipinya.
Joshua menggelengkan kepala, ia meraih tangan sang bubu lalu mengusapnya pelan, "i'm okay, Bu, aku baik-baik aja."
"Bubu ngerasa gagal jadi orangtua karena terus-terusan ninggalin kamu sama Kakak, tapi Bubu bisa apa Sayang, Bubu gak bisa ninggalin kerjaan Bubu--"
"Aku ngerti, Joshua paham, Bubu gak usah ngerasa bersalah, ya?"
Keduanya kembali berpelukan sementara Noa hanya menyimak, keduanya terlihat memiliki perasaan yang rumit dan Noa sangat mengerti, keadaan keluarga Mahendra sedang dalam keadaan yang sulit.
"Udah makan, Sayang?" Tanya Tyana saat keduanya menunggu di depan ruangan rawat Joshua saat dokter tengah melakukan observasi sebelum mereka pulang.
"Udah, Bubu, tadi sekalian nyuapin Mas Josh makan, walaupun gak habis tapi Puji Tuhan, tadi ada bubur masuk buat Mas Joshua."
Bubu tersenyum, ia merangkul lelaki manis yang sedikit lebih tinggi darinya, "Marko gak salah milih kamu jadi perawatnya Joshua, makasih, ya, Sayang udah tulus rawat Joshua yang ngeselin itu."
Noa tersenyum dengan kelakar lelaki paruh baya itu, "Mas Joshua cuma keras kepala aja, aku yakin Mas Josh sebenernya baik banget, Bu."
Tyana mengangguk, dalam diam ia tersenyum mendengar ucapan Noa yang terdengar sangat manis, "hmm ... kamu gak mau sekalian aja jadi suaminya Joshua?"
"Eh???"
Tbc ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Days With You | Nomin
FanfictionNoa baru saja di pecat dari perusahaannya, karena kesulitan mencari pekerjaan ia terpaksa menerima pekerjaan merawat pria dewasa yang tengah berjuang dengan sakit yang cukup berbahaya. sassyna 2024 BxB Boyslove