S2 Chapter 8

1.2K 93 3
                                    

Hallo readers

***

Vote dan komen

***

"Naura, Kenapa lo memakai dres seperti ini?"mendengar Ucapan rakha yang membuat Naura sontak refleks melihat nya dari sofa.

"Suka' gw! Kok sibuk"duduk sambil melipat tangan di dada nya.

"Lo cantik tapi cuma perawat"cibir Rakha.

Naura tak menjawab, hanya memplengos nya. "Lo gak pulang? Lo hamil. Gak boleh lo capek, nanti suami Lo marah".

"Gausah sok perhatian banget deh, Suami gw juga gak marah peduli kok!"cibir Naura.

"Yaudah, ganti sama Lo! Ga panas pakai begituan? Malah kebuka lagi"ucapan dengan suara serak.

"Gak bawa baju ganti gw!"hanya melirik Rakha sekilas.

"Nih pakai baju gw."Rakha menyodorkan baju kaos bewarna hitam polos.

"Dapat dari mana?"Naura.

"Gak tau, tadi ada orang asing katanya ini baju gw!"Orang asing yang di ucap Rakha adalah Arvin dan Dafi, mereka tadi sempat datang ke rumah sakit. Tetapi bentaran karna Andrian mau masuk.

Naura berjalan menghampiri Rakha lalu mengambil baju itu, tetapi lelaki itu menahan baju nya sehingga membuat Naura sontak kaget mendekat wajah Rakha yang tak memiliki jarak, alian mencium.

CUP

"Berani banget Lo Cium bibir gue!"Tegas Rakha sambil menunjuk Ke Naura.

"Salah elo yang nahan baju nya!"Naura tidak mau kalah, tetapi disini dia menyadari bahwa Rakha menganggap nya hanya orang asing yang menjaga nya.

"Beranii Lo?!"lirik Rakha dengan nada tegas.

"I-ya Maaf"Naura menunduk, lalu langsung lari ke kamar mandi untuk mengganti baju.

* * *

"Saya minta maaf atas tuduhan saya ke kamu Fatir, jujur saya saat itu sangat memuncak emosi saya."dengan wajah penyesalan Andrian, ia duduk di sofa tepat nya di rumah Fatir.

"Saya kecewa dengan dirimu Andrian, kita sudah temenan sejak lama kenapa kau menuduh ku separah ini!"
Fatir sambil menyeruput kopi di meja.

"Sudah lah pa, maafkan saja pak Andrian ini. Mereka udah niat Loh pa datang ke sini buat minta maaf."Delisa yang duduk bersebelahan besan nya itu, Riana.

Dengan menarik nafas panjang, "yasudah, saya maafkan anda. Tetapi ada satu syarat!"Andrian menengok ke arah Fatir.

"Apa itu?"Semua bingung.

"Naura dan Rakha pisah."Semua terkejut mendengar persyaratan Fatir.

"T-tidak ada yang lain pak?!"tanya Riana mencoba membenarkan.

Fatir menggeleng, lalu pergi.

"Berhenti pa!"ucap seseorang dari arah Tangga.

Rakha (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang