BAB 39

6.2K 398 5
                                    

Beberapa hari setelah pesta pernikahannya digelar, Evelyn dan Felix menghadiri pesta pendirian negara di istana. Kedua pasangan itu memasuki aula pesta setelah penjaga pintu mengumumkan kehadiran keduanya.

Saat mereka berjalan masuk ke aula pesta, keduanya tak lepas dari berapa pasang mata tamu undangan yang lain. Mereka kagum sekaligus iri dengan pasangan yang baru saja melangsungkan pernikahan itu. Malam ini, dilihat dari manapun, keduanya terlihat sangat serasi.

"Kami memberi salam kepada yang mulia kaisar" ucap Felix sembari menundukkan kepalanya kepada Lionel yang saat ini tengah duduk diatas tahtanya.

Sementara Evelyn sedikit mengangkat ujung roknya dan menunduk. Ini adalah yang ketiga kalinya Evelyn bertemu dengan Lionel, yang pertama waktu di akademi dan yang kedua saat ia menghadiri pernikahan nya dengan Felix. Pria bersurai pirang di hadapnnya saat ini tersenyum tipis sembari menatap kearah keduanya dengan tatapan teduh, membuat Evelyn yakin kalau dia adalah kaisar yang bijak.

Menurut informasi yang Evelyn dapatkan dari para wanita bangsawan yang mendekatinya, Lionel adalah sosok kaisar yang bijak dan ramah pada siapapun sehingga banyak wanita yang ingin mendekatinya untuk menjadi permaisuri kekaisaran ini. Lionel awalnya sudah memiliki tunangan seorang putri dari kerajaan lain, namun sayangnya tunangannya itu meninggal satu bulan sebelum ia naik tahta, karena dibunuh saat terjadi perebutan kekuasaan di kerajaannya.

"Ini pertama kalinya aku melihat Duke radlieffe membawa pasangan saat menghadiri pesta. Kalian terlihat serasi sampai-sampai mencuri perhatian para tamu yang lain. Mereka bahkan tidak mengalihkan pandangan dari kalian saat kalian berdua memasuki aula" ucap Lionel ramah

"Namun tetap saja, anda adalah tokoh utama dalam pesta ini" sanjung Felix dengan ekspresi datarnya, membuat Lionel terkekeh pelan.

"Apa ini pertama kalinya duchess radlieffe mengunjungi istana?" tanya Lionel mengalihkan pandang pada Evelyn.

"Benar yang mulia, selama ini saya tinggal di lindberg dan belum pernah mengunjungi istana. ini adalah pertama kalinya saya mengunjungi istana, saya benar-benar kagum karena ternyata istana kekaisaran sangat indah dan megah" ujar Evelyn jujur, ia mengatakan itu bukan semata-mata untuk menyenangkan kaisar, sedari tadi ia berdecak kagum sejak melihat bangunan istana dari kerata kuda.

"Aku senang kau suka dengan istanaku, aku harap kalian bisa bersenang-senang di pesta kali ini" tutur Lionel. Setelah memberi salam, Evelyn dan Felix kemudian beranjak pergi dari sana.

Tanpa Evelyn sadari, kedua pasang mata tengah memperhatikannya dengan cukup lama. Lionel tidak mengalihkan pandangannya dari Evelyn setelah ia memberi salam. Entah mengapa wanita itu selalu berhasil menarik perhatiannya, pembawaannya yang tenang dan sikapnya yang sederhana membuat Lionel mengagumi wanita itu, apalagi dia pernah menyelamatkan nyawanya waktu itu.

"Evelyn" gumam Lionel lirih sembari mengetuk-ngetukkan jemarinya pada sandaran tangan singgasananya. Ia kemudian tersenyum miring setelah terpikirkan sesuatu di dalam kepalanya.

Setelah Felix meninggalkannya untuk berbincang dengan bangsawan pria lainnya. Satu persatu lady bangsawan menghampirinya. Mereka berebut ingin berbincang dengan Evelyn sekaligus mendekatinya untuk bisa lebih dekat dengannya.

Akhirnya Evelyn berhasil kabur dari bangsawan yang terus mendekatinya setelah beberapa saat menanggapi pertanyaan mereka. Evelyn berjalan menuju salah satu balkon di aula itu. Ia kemudian menutup tirainya agar tidak ada orang lain yang masuk.

Evelyn menyandarkan tangannya pada pagar balkon dan menatap langit malam yang penuh bintang. Ia kemudian menghirup dalam-dalam udara malam yang dingin itu. Ia butuh sedikit ketenangan setelah beberapa jam mengobrol dengan orang-orang yang tidak terlalu dikenalnya.

Ex-Fiance's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang