Semua barang bawaan Evelyn sudah selesai di kemas. Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, Evelyn mengajak luna dan hilda keluar sembari membawa barang bawaannya.
"Evelyn apa kau tetap ingin pergi kesana?" tanya luna yang saat ini tengah berjalan beriringan bersama Evelyn.
"Kalau kau tidak ingin ikut kau bisa bilang Luna, aku akan pergi bersama hilda," timpal Evelyn, ia sedikit kesal karena sudah beberapa kali Luna menanyakan hal yang sama padanya.
Luna menggeleng panik "Bukan seperti itu, aku hanya tidak ingin terjadi sesuatu padamu nanti, soalnya kampung halamanmu cukup jauh dari sini, kalau terjadi sesuatu aku takut kami tidak bisa melindungimu," ujar Luna menundukkan pandangannya.
"Kalian tenang saja, semua pasti baik-baik saja" timpal Evelyn menyakinkan kedua temannya itu.
Evelyn mengernyitkan kening saat melihat kereta kuda di depannya. Rupanya kereta kuda kediaman Duke yang hari ini akan mengantarnya pergi.
"Bukankah kemarin kau mengatakan kalau kusir kuda keluarga Duke sedang sakit?" tanyanya pada Hilda yang saat ini tengah membawa barangnya.
"Sebenarnya dia sudah sembuh, ternyata penyakitnya tidak terlalu parah, jadi dia bisa mengantar mu hari ini," ujar Hilda sembari meringis, ia tidak bisa mengatakan kalau Felix yang membiarkannya menggunakan kereta kuda itu.
"Kau masuk saja dulu, kami akan meletakkan barang bawaanmu," ujar Luna tersenyum tipis.
"Baiklah, aku akan menunggu di dalam" ujar Evelyn melangkah masuk ke dalam kereta kuda dengan perasaan heran, mengapa tiba-tiba Felix berubah pikiran dan memperbolehkannya menggunakan kereta kuda ini.
Evelyn menatap keluar jendela, tumpukan salju terlihat memenuhi halaman kediaman ini. untung ia sudah mengenakan pakaian pakaian tebal dan syal untuk melindunginya dari hawa dingin ini.
Beberapa saat kemudian seseorang membuka pintu kereta kuda, membuat Evelyn tersadar dari lamunannya.
"Apa semua barangku sudah ..." saat Evelyn menengok ternyata orang yang masuk ke dalam kereta kudanya adalah Felix, pria itu dengan santainya duduk didepannya, ia kira Hilda atau Luna. Namun, mengapa malah Felix yang masuk ke dalam.
"Kenapa kau tiba-tiba masuk? Kau tidak bisa melarangku! hari ini aku akan tetap pergi" ucap Evelyn yang mengira Felix akan melarangnya pergi
"Siapa yang melarangmu pergi? Aku akan ikut pergi bersamamu" tutur Felix santai sambil menyilangkan kakinya.
"Kenapa tiba-tiba kau berubah pikiran?" Evelyn terbelalak, padahal Felix sebelumnya melarangnya dengan keras namun kenapa pria itu tiba-tiba berubah pikiran.
"Apa kau lupa kalau aku ini suamimu? Bagaimana mungkin aku membiarkan istriku pergi ke tempat yang jauh sendirian" ucap Felix sambil tersenyum tipis.
Evelyn menatap Felix penuh selidik, "Lalu, bagaimana dengan pekerjaanmu?"
"Kau tidak perlu khawatir soal itu, ada orang lain yang akan menanganinya untuk sementara waktu" ujar Felix sembari melipat tangannya. Tentu yang menangani pekerjaannya saat ia pergi adalah Lorenzo. Sebelum meninggalkan banyak pekerjaan pada Lorenzo, ajudannya itu tak berhenti mengomel padanya sampai ia keluar dari ruang kerjanya. Bagaimana bisa Felix meninggalkan banyak pekerjaan pada asistennya itu sedangkan dirinya pergi berlibur.
Sudah tiga puluh menit sejak kereta kuda berjalan, namun tidak ada dari keduanya yang membuka suara. Evelyn mencuri pandang pada Felix yang duduk di depannya itu, pria itu tengah memperhatikan jalanan dari kaca jendela dengan serius. Evelyn jadi penasaran, sebenarnya apa yang saat ini pria itu pikirkan.
Malam akhirnya tiba, Felix dan Evelyn menghentikan kereta kudanya di dekat penginapan. Mereka akan beristirahat malam ini disana untuk melanjutkan perjalanannya besok pagi.
Setelah makan malam, Evelyn membersihkan dirinya setelah memesan sebuah kamar, namun saat ia keluar dari kamar mandi, ia tak mendapati Felix dikamar, sebenarnya di mana pria itu sekarang?
Evelyn akhirnya memutuskan untuk keluar mencari keberadaan Felix. Ia menghentikan langkah kakinya saat melihat Felix tengah berbincang dengan seorang pria yang tidak Evelyn kenal. Evelyn tak bisa mendengar percakapan antara keduanya karena memang jaraknya dan Felix cukup jauh. Ia akhirnya kembali ke kamarnya dan menunggu Felix kembali alih-alih menghampirinya.
"Kau dari mana saja?" tanya Evelyn pada Felix yang baru saja masuk ke dalam kamarnya setelah tiga puluh menit ia menunggunya.
"Aku baru saja berjalan-jalan di dekat penginapan ini, kalau begitu aku mandi dulu," ucapnya santai, pria itu kemudian mengambil baju gantinya dan masuk ke dalam kamar mandi.
Kenapa ia berbohong? Pikir Evelyn, jelas jelas ia tadi melihat Felix tengah berbicara pada seseorang di luar,
Evelyn merebahkan dirinya di atas kasur, tapi pikirannya melayang, ia masih penasaran dengan siapa orang yang berbicara pada Felix tadi. Kalau saja Felix mengatakan orang itu hanyalah pelayan penginapan atau orang asing yang tidak sengaja ditemuinya, mungkin ia tidak akan menyimpan curiga. Tapi kenapa Felix berbohong padanya.
Evelyn membuka matanya saat matahari mulai menampakkan sinarnya. Ia kemudian mendudukkan tubuhnya sembari mengerjabkan matanya yang masih terasa berat. Saat ia mengalihkan pandang ke samping, Evelyn melebarkan matanya karena tidak mendapati Felix di samping tempat tidurnya, dimana pria itu sekarang?
Saat Evelyn baru saja turun dari ranjangnya, disaat yang bersamaan, Felix membuka pintu dan masuk ke dalam kamarnya.
"Felix, kau dari mana saja?" tanya Evelyn, sejak Felix diam-diam bertemu dengan seseorang kemarin, ia jadi mencurigainya.
Pria itu tersenyum kecil "Aku baru saja memesan makanan, bersihkan dirimu terlebih dulu sembari menunggu makanannya datang," ujar Felix sembari mengusap puncak kepala Evelyn.
Evelyn tersenyum kecil denga terpaksa, entah mengapa ia merasa gerak-gerik Felix sedikit mencurigakan sejak ikut bersamanya. Namun Evelyn tidak ingin berfikir buruk, ia yakin kalau Felix tidak akan melakukan sesuatu yang buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex-Fiance's Obsession
Historical FictionKehidupan Evelyn yang sempurna berubah setelah kematian kedua orang tuanya. Ia harus menjual harta dan kediamannya untuk membayar hutang keluarga. Setelah kehilangan rumahnya, evelyn dan kedua adiknya tinggal disebuah rumah kecil yang ada di pinggir...