Gita & Cerita

62. Annoying New Student

~Annoying New Student~

By - © MgldnMn
.
.
.

Aku yakin sekali. Pasti ada yang sedang melihatku saat ini.

Suasana kelas yang biasanya berisik kini menjadi sunyi-senyap... dan mencekam. Persis kuburan. Yang terdengar hanyalah suara detik jarum jam yang terus berjalan, ketukan pensil, dan suara gesekan kertas.

Aku benar-benar yakin, pasti ada...

Ruang ujian yang diawasi oleh seorang guru itu tampak begitu mencekam. Di saat murid-murid lain sedang stress mengerjakan ujian, salah seorang murid bernama 'Cornelia Vanisa' atau lebih sering disapa 'Oniel' sedang stress dalam hal lain. Dia yakin sejak ujian dimulai tadi, ada yang terus-menerus melihat dan mengintai ke arahnya. Dia melirik kiri-kanan, Namun hanay mendapati semua temannya sedang serius dengan kertas mereka masing-masing.

Siapa sih daritadi?

Masa ada yang mau minta contekan?

Rasa penasarannya berhenti saat bola matanya menangkap sosok yang ada di belakang samping kanannya. Tepat di arah tenggara, ia menangkap sepasang mata berwarna hitam yang sejak tadi memperhatikannya.

Yang bener ajaa!! Mau apa sih murid baru itu?!

Menganggap rasa penasarannya sudah terpuaskan, ia berhenti melirik kesana-sini dan mencoba fokus pada kertas ujiannya. Bisa gawat kalau dia tidak fokus. Nilainya bisa terancam.

Dia bukanlah orang yang pintar secara alamiah. Dia harus bekerja keras untuk mendapatkan apa yang ingin dia capai. Ia harus rela mengorbankan waktu bersama dengan temannya hanya untuk belajar dari pagi sampai larut malam untuk mendapatkan peringkat satu di sekolahnya. Tentunya, juga dibantu oleh sedikit keberuntungan.

Tapi hal itu tidak bertahan lama sampai di kelasnya kedatangan murid baru pindahan dari luar kota.

Awalnya, Oniel tidak terlalu mempedulikannya. Murid baru itu emang cakep dan kelihatannya juga mudah bergaul. Dia juga menonjol di bidang olahraga. Walau katanya sikapnya begitu cuek dan dingin.

Namun sejak hasil ujian tengah semester diberitakan, pusat dunianya jadi berubah. Mulut kecil gadis bergigi kelinci itu ternganga begitu melihat papan hasil ujian. Namanya yang biasa selalu tercantum di atas nama-nama lain, harus bergeser sedikit ke bawah. Tepatnya di ranking ke-2. Mata Oniel dengan tidak percaya menatap sebuah nama yang berada di atasnya dan tentu saja ia mengenali nama tersebut.

Si anak baru.

Sejak saat itu lah, Oniel seperti memendam dendam kesumat terhadap anak baru itu. Setiap ada ulangan, dia selalu membandingkan nilainya dengan si anak baru. Hasilnya kalau nggak seri, ya dirinyalah yang kalah. Ini pertama kalinya sejak masa SMP dia mendapat saingan yang begitu tangguh. Kemudian saat dirinya kalah dari anak baru itu untuk yang kesekian kalinya, barulah Oniel tersadar.

Anak itu jenius sejati.

Bukan hanya dalam status sosial, olahraga maupun pelajaran. Seni, tata krama, etika, dia memiliki semuanya! SEMUANYA!

Kalau mau dibilang, anak baru itu manusia paling mendekati kata 'Sempurna' yang pernah ia temui. Dan itu mengobarkan semangat perangnya terhadap si anak baru itu.