23 : Mese is gone

1.3K 104 2
                                    

Mese dilempar begitu saja ke dalam penjara bawah tanah di markas Octavianus yang paling terdekat di Alexandria setelah ia pingsan dan dilarikan oleh Antonio kesini. Gadis itu buru-buru berdiri dan membersihkan kalasirisnya. Ia maju memegang teralis besi jerujinya menatap pria di depannya, "Kenapa kalian menangkapku?!"

"Yang Mulia Octavianus akan segera menjelaskannya padamu" ujar pria tersebut sebelum berbalik meninggalkan Mese disana.

Namun terlambat, Octavianus tiba tiba sudah berdiri di depan Antonio dengan senyum licik terkembang di bibirnya. Pria itu bersandar di dinding batu dengan santainya. Mese memutar bola matanya kesal, "Cepat keluarkan aku!! Caesarion akan tahu bahwa kau menculik ku. Dia tidak akan memaafkanmu!"

Octavianus tampak berdecak kecil. Antonio yang melihat mengerti bahwa kode tersebut untuknya. Ia segera mengundurkan diri dan pergi dari ruangan itu. Namun sebelumnya ia sempat mengunci pintu penjara. Octavianus berjalan mendekati Mese dengan santai. Ia duduk di salah satu kursi batu yang ada di depan jeruji kemudian mengamati Mese,

"Dia memang tidak akan memaafkanku. Terlebih dia pasti memburu ku!!" Octavianus tertawa renyah seolah itu adalah sebuah gurauan,

"Kau tahu?! kau sudah gila!" Decak Mese sinis,

Tawa Octavianus berhenti seketika. Matanya menyipit menatap tajam Mese yang berdiri di balik jeruji, "Jika aku mati. Kau pasti juga akan mati Athanasia. Kita memang sama sama belatung dalam sebuah tubuh!"

"Aku berbeda denganmu"

Octavianus mendekat ke arah Mese dengan cepat, meraih dagu gadis itu kasar dan menjepit nya dengan tangannya sehingga Mese nampak meringis menahan sakitnya ketagangan mendadak menyelimuti penjara yang dingin dan lembab tersebut, "Kau tidak lebih dari sebuah sampah Athanasia!" Decak Octavianus mengejek, "Kau pengkhianat! Kau racun di dalamnya. Tidakkah kau kira bahwa aku tahu, kau mendekati Caesarion untuk membalaskan dendammu?!"

Octavianus terdiam sebentar membiarkan keheningan mewarnai penjara ini, "Kau sama busuknya denganku!"

Mese menatap Octavianus tepat dimatanya dengan setengah melotot. Gadis itu tidak gentar sekalipun berhadapan dengan pria dihadapannya. Bagi Mese, Octavianus hanyalah hambatan kecil dalam rencananya, "Apa.Yang.Kau.Inginkan.Dariku?" gadis itu berdesis dengan menekankan setiap kata demi kata,

"Rencana" Octavianus melepaskan cengkraman di dagu gadis itu dengan keras sehingga Mese sedikit terhuyung kebelakang.

Namun dengan sigap Mese menahan berat tubuhnya sendiri untuk ambruk. Ia bertahan dengan berpegangan jeruji besi sehingga tubuhnya tidak sampai terjengkang ke belakang, "Kenapa kau membutuhkanku?!"

"Sederhana saja Athanasia. Aku tak mau berbelit belit padamu. Kau pasti tahu Lysias bukan?" Mese mengangguk, "Aku ingin membuangnya dan mengganti ia denganmu. Dia terlalu ceroboh dan bodoh. Aku ingin ia tertangkap karena telah melakukan sebuah rencana penculikanmu. Sehingga Caesarion akan menyeretnya ke hukuman mati. Sedangkan kau, kurasa tak ada salahnya kau bergabung dengan kami. Membalaskan dendam mu pada Caesarion bukankah itu keinginanmu sejak dulu?"

Gadis itu diam tak bergeming di tempatnya. Ia memikirkan apa yang dikatakan Octavianus karena dahinya nampak berkerur kerut, bibirnya mencebik ke bawah dan ekspresinya serius. Octavianus menunggu selama 2 menit sambil mengawasi penjara bawah tanahnya yang kumuh dan bobrok tersebut. Banyak lumut menghiasi dinding penjara sehingga warna coklat sebenarnya nampak berpadu dengan warna hijau cerah, batu batunya nampak berlendir dan sedikit licin, ada genangan air di tengah sel yang cukup lebar sehingga penjaranya yang satu ini tidak dihuni oleh orang lain selain Mese. Mese memang mendapatkan penjara khusus dirinya sendiri. Ia dibedakan dari penjara para tawanan perang, pemberontak, penyamun, bandit dan penjahat kriminal lainnya.

PHARAOH [Book One] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang