15 : En'gagement

1.7K 154 2
                                    

"Apa yang kau lakukan malam malam begini Mese? Aku tahu kita akan bertunangan tapi itu masih lama dan belum saat nya melakukan hal 'itu' " Julian mengangkat ke dua tangannya di atas kepala seperti tanduk dengan jari telunjuk dan jari tengah membentuk huruf v kemudian bergerak gerak yang di balas dengan dengusan sebal Mese.

Gadis itu menghela nafas panjang kemudian beringsut menuju kursi kayu panjang di pojok kamar Julian lalu memposisikan dirinya sedemikian rupa hingga nafasnya yang memburu mulai teratur, "Yang Mulia kau harus tahu sesuatu bahwa ada seseorang di istana mu yang berkhianat" Julian mengernyit kan dahinya tampak bingung dengan ucapan Mese,

"Aku serius yang Mulia. Itu lah mengapa alasan ku untuk menemui mu disini" Julian duduk di tepi ranjangnya berhadapan langsung dengan Mese,

"Ceritakan apa yang terjadi!" Tanpa banyak membantah pun Mese menceritakan semuanya dari awal mulai dari ia yang tidak bisa tidur karena memikirkan ucapan Julian kemudian keputusannya berjalan jalan di tengah malam, mengetahui bahwa rakyat Alexandria tidak begitu sejahtera hingga menguping pembicaraan pria pengkhianat dan si anjing liar tersebut. Mese juga mengatakan bahwa dirinya mungkin akan terancam bahaya karena ketahuan menguping pembicaraan mereka dan merupakan sasaran empuk kelemahan Julian karena pria itu harus menikah dengannya,

Julian mengusap dagu nya pelan sembari berpikir, "hmmm.... kau yakin pria tersebut adalah pengkhianat-

"yang Mulia tentu saja aku yakin seratus persen. Ia tampak keluar dari pintu samping benteng besarmu ini" potong Mese cepat,

"Masalahnya Mese kita tidak bisa menuduh sembarang orang di dalam istana" Mese bangkit mendekati Julian, gadis itu menatap Julian tepat di mata nya nampak menimbang nimbang sesuatu. Kilatan berbagai emosi nampak di bola matanya.

Semenit kemudian ia mengangguk mantab, "Aku menerima tawaran mu. Dimana posisi kita sama dan aku mendapatkan apa yang kau janjikan padaku tadi siang di perpustakaan"

Julian berusaha mencari cari keraguan di dalam mata gadis itu untuk membatalkan pernikahan politik nya namun gagal gadis itu nampak begitu mantab dengan pilihannya. Julian hanya bisa mendesah kemudian mengangguk, "Baiklah. Kau dapatkan sesuai dengan yang kujanjikan"

"Bisakah kita membuat semacam perjanjian yang Mulia? maksudku, agar kita sama sama ingat bahwa mempunyai misi masing masing mengingat bahwa nyawa ku bergeser akan menjadi target mereka"

Julian mendengus tajam, "Kau meremehkan ku nona muda. Ketika kau menjadi istri ku kau dibawah kuasa ku dan apapun yang menimpa dirimu harus menimpa ku terlebih dahulu"

Mese melengos menjauh dari pandangan Julian, "Tidak bisa! Kau adalah raja dan harus dilindungi sedangkan aku hanya rakyat biasa nyawa ku bukan lah apa apa meskipun aku berharap untuk bisa hidup tenang dan damai" ujarnya diiringi nada tajam di akhir kalimat

"Apa?!" Julian terpekik kaget, "Kau akan menjadi permaisuri ku dan calon ratu mereka di masa datang. Apa yang akan dikatakan rakyat ku jika aku tidak bisa menjaga istri ku sendiri!" desis Julian sebal

"Ingatkan aku bahwa waktu mu disini tidak banyak yang Mulia. Kau bahkan tidak tahu berapa sisa waktu yang kau punya" Mese mengatakannya dengan nada sinis tanpa sadar.

Tiba tiba keheningan mendadak merayap dari atmosfer yang semula panas menjadi berkebalikan. Julian tak kunjung menyahut debatan Mese yang terakhir. Ragu, gadis itu membalikkan badannya menghadap Julian dan mendapati pemuda rupawan yang sialnya sexy tersebut duduk termenung di tepi ranjang. Wajahnya nampak terluka. Oh tidak, apa kah ia sudah salah bicara? Apakah ia telah menyakiti hati pemuda itu. Mese bodoh! Lagi-lagi ia begitu egois dan bodoh hingga ucapan-ucapan yang keluar dari mulutnya tidak tersaring dengan baik. Mese mencoba mendekati Julian, "yang Mulia aku tidak berma-

PHARAOH [Book One] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang