Heloooo, gw back lagi muehehehe. Maafkan lama gak update :v
btw ada yang kangen Pharaoh nggak? abang Julian kita yang gagah berani? eakkkk... duh duh mau juga dong sama abang Julian. Maaf kebangetan karena jarang update. Tapi usahain bakalan update terus. Pharaoh tinggal beberapa chap lagi bakalan end kok. Sabar ya dengan cerita gaje gw, entar juga bakalan selesai nih. Hehehe. Oke deh chapcusss ajaaa langsung ke ceritanya.lots love
Ara*
**
"Apa yang terjadi dengannya?" Elizabeth menatap khawatir Julian dari balik kaca ruang ICU yang menampakkan putra semata wayangnya yang sudah tertidur hampir 3 bulan tersebut. Selama itu, tak ada pergerakan berarti yang diperlihatkan Julian selain detak jantungnya yang lemah yang bisa membuat ibunya yakin bahwa Julian belum mati. Pemuda itu masih tertidur seperti tiga bulan yang lalu, namun Elizabeth sudah membawanya kembali ke rumah dan memilih merawat sendiri pemuda itu. Selain karena biaya perawatan yang mahal-walaupun, harta kekayaan keluarga Leonidas tak akan habis selama 7 turunan sekalipun-Elizabeth juga memperhitungkan, siapa yang akan menjaga pemuda itu disana setiap hari jika ia sibuk dengan pekerjaannya. Akhirnya Elizabeth memilih untuk menyewa perawat sendiri dan membawa Julian untuk dirawat dirumah.Tapi beberapa hari ini kondisi Julian berbeda, detak jantung Julian sering kali tidak teratur membuat Elizabeth khawatir melihatnya dan beberapa kali ia mendapati tangan lemah Julian bergerak-gerak seolah merupakan tanda-tanda adanya kehidupan. Puncaknya adalah kemarin saat tiba-tiba monitor kardiogram yang berada di sebelah ranjang pemuda itu tiba-tiba berdenging hebat dan menampakkan garis lurus yang tidak beraturan seperti catatan gempa berkekuatan 7,6 sr. Dan diiringi dengan sentak sentakan di tubuh pemuda itu. Kaget, tentu saja. Terlebih saat itu, suster pendamping yang biasanya merawat Julian tengah berada di rumah sakit gegara mengambil persediaan infus untuk pemuda itu.
Elizabeth yang awam dengan dunia medis dan kesehatan hanya bisa berdo'a pada Tuhan mengenai kesembuhan Julian karena dirinya tidak tahu sama sekali dengan kondisi pemuda itu sebenarnya selain dokter mengatakan bahwa Julian sedang tertidur. Jenis tidur yang bisa membuat siapapun tak terbangun dari tidurnya. Elizabeth panik dan takut, ia bahkan berpikir untuk mencoba membangunkan Julian dengan sedikit guncangan namun belum sampai ia melakukannya suster yang menjaga Julian sudah datang lantas memberitahu Elizabeth untuk segera melarikan Julian ke rumah sakit. Butuh waktu satu jam lebih untuk menstabilkan kembali detak jantung Julian yang tiba-tiba berubah tidak normal tersebut karena dokter memberikan dosis morfin yang besar setiap 20 menitnya.
Dan disinilah ia berakhir, memandangi Julian dengan berlinang air mata. Dokter yang berada disampingnya hanya bisa menatap Elizabeth dengan khawatir. Jujur saja ia tidak tahu bagaimana kondisi Julian. Sulit dijabarkan hal seperti ini dalam dunia medis. Ia ingin behenti untuk memberi harapan pada Elizabeth namun melihat keteguhan hati wanita itu. Siapapun tak akan tega mengatakannya bahwa Julian tidak memiliki kesempatan untuk kembali. Jadi ia hanya sebisa mungkin memaksimalkan mempertahankan kondisi 'sadar' Julian dengan menyuplai konsumsi nutrisi untuk pemuda itu. Elizabeth berpaling menatap pria paruh baya dihadapannya itu,"Apakah dokter menyembunyikan sesuatu dari ku tentang Julian?" tanya nya dengan sesenggukan.
Elizabeth menghiraukan air mata yang berjatuhan di kedua belah pipinya. Walaupun matanya terasa membengkak dan perih tapi Elizabeth masih terus menangis melihat kondisi Julian. Elizabeth memandng Julian sekali lagi yang tertidur lemas tersebut, "Katakan padaku?" pintanya memohon,
Dokter tersebut menghela nafas nya panjang, "Maafkan aku Mrs. Leonidas tapi sebaiknya anda mulai berhenti meyakinkan diri anda untuk kesembuhan Julian" desahnya membalas,
Elizabeth menggeleng lemah, ia mengusap gusar air matanya "Bagaimana anda bisa berkata seperti itu? anda adalah seorang dokter. Tugas anda adalah menyembuhkan putra ku, bukan membuat keadaan nya semakin dramatis" celanya,
KAMU SEDANG MEMBACA
PHARAOH [Book One] ✓
FantasyFor Those Who Always Believe in Miracle *** Pada akhir musim panas, Westminster mengadakan study tour. Study tour mengunjungi kota kuno yang dulunya termansyur pada jamannya. namun sayang kedatangannya di kota kuno tersebut membawa bencana beruntun...