KET : Mulmet = Octavianus
Mese
Lelaki gila. Pshyco. Cacat mental. Hilang ingatan. Dikutuk Ra-err, tidak. Yang itu aku hanya bercanda. Lupakan soal AmunRa yang mengutuk Caesarion atau murka Osiris pada pemuda itu. Sesungguhnya ini semua karena disebabkan laki laki gila tak berperasaan itu. Ya ia memang gila. Bagaimana kau tidak memanggilnya gila jika lelaki yang tak kau kenal-aku sengaja tidak menggunakan kata asing karena kami sempat bertemu beberapa kali bahkan mengobrol-sejujur kami tidak seberapa akrab dan mengenal satu sama lain tiba-tiba mengajak mu menikah. Tanpa perencanaan yang matang dan hanya berlandaskan politik. Seharusnya aku merasa sangat bahagia bisa menikahi raja muda tersebut yang digilai hampir masyarakat Mesir dan Yunani terlebih lagi melihat status ku yang hanya rakyat biasa. Banyak wanita di luar sana yang menginginkan posisi ku tapi semuanya akan terasa sia-sia jika kau menikahi seorang pria yang tidak kau cintai.Kau tahu, seperti menghabiskan seumur hidup bersamanya, selalu berada disampingnya, menemani nya kapan pun situasi melanda, menghasilkan anak-anak nya lantas hidup bahagia hingga tua hanya untuk menyadari bahwa aku bayang-bayang yang berdiri dibelakang nya dan kenyataan berteriak bahwa kami benar-benar tidak bersama dalam hal apapun. Aku selalu memimpikan jika menikah, aku akan menikahi lelaki yang mencintai ku dan aku juga mencintainya sehingga pernikahan kami berlandas kan cinta dan sangat sakral seperti mom dan dad tapi kenyataan menyeret ku pada kehidupan kejam hingga bertemu Caesarion. Aku tidak mempermasalahkan menikahi Caesarion jika ia adalah pemuda yang kucintai tapi nyatanya tidak. Dia bahkan masuk dalam daftar hitam orang orang yang ingin kulenyapkan di dunia ini bersama para lelaki hidung belang yang selalu saja berusaha membawa ku ke dalam rumah prostitusi setiap kali aku pergi ke kota.
Dan satu lagi, tidak berperasaan karena ia mau mau saja menuruti ucapan Herodotus sebagai tangan kanan nya itu untuk menikah walaupun ia sudah berbicara pada ku bahwa ia juga terpaksa. Setidaknya ia bisa memikirkannya lebih matang sebelum menyetujui dan mengajak aku ikut ketiban sialnya. Baiklah Mese tenang kan dirimu baik baik. Aku dan dia sama sama tahu bahwa perani kita berbeda. Ia adalah seorang raja dan pasti sudah melalui beberapa pertimbangan berat hingga akhirnya memutuslan untuk menyerahkan masa lajangnya hanya untuk terikat pada satu tahun saja. Dan oh ayo lah pikirkan kebaikannya ia mengikatmu, Mese. Seluruh keluarga mu akan sejahtera, kau bisa melihat senyum kebahagiaan mereka dan tidak lagi merasa buruk melihat raut kelaparan Mesi dan Cyrus. Bukankah itu hal bagus. Lagi pula pernikahan itu menguntungkan kalian berdua.
"Huh baiklah aku menyerah...." aku berseru kesal kemudian menendang tirai yang menutupi jendela kamar tidur lapuk kami sehinngga pemandangan malam itu sedikit tersingkap dengan jelas menampilkan betapa megahnya istana Caesarion yang menjulang tinggi di atas bukit jika dilihat dari sini.
Aku berdesis melihat Mesi bergeliat dalam tidurnya, tidak bodohnya aku. Cahaya bulan menyorot wajahnya dan itu pasti menganggu tidurnya. Segera aku menggeser kembali tirai tersebut hingga tertutup sempurna. Aku mencoba merebahkan tubuh ku untuk tidur karena sudah hampir satu jam yang lalu aku memikirkan perkataan Caesarion tadi siang dan itu semakin menambah pening kepalaku. Diatas kasur lapuk ini rasanya memang tidak enak, dingin, mengganjal dan terasa sakit karena bahannya yang sudah semakin menipis tapi apa boleh buat ini lah tempat tinggal ku. Aku mencoba memejam kan mata barang sebentar namun kelebatan bayangan masa lalu dan wajah wajah orang ku kenal terasa menari nari di dalamnya terlebih lagi senyum Caesarion dan tawanya yang menghantui ku, bosan aku mencoba tidur miring namun kembali wajah Caesarion menghantui ku membuat ku bergidik ngeri dalam tidur, akhirnya aku kembali ke posisi semula yaitu telentang.
Setelah hampir setengah jam aku terus saja bergerak gerik dan tak kunjung menemukan posisi yang baik untuk tertidur aku mendesah pelan kemudian bangkit dari tidur ku. Menyingkap sedikit tirai jendela lantas meloncat dari lantai dua rumah ku yang agak keropos tersebut. Mungkin jalan-jalan akan sedikit menenangkan pikiran ku yang kacau. Aku sengaja tidak membangunkan Khafre karena pasti ia tidak akan sudi kutunggangi karena mengganggu tidurnya alih alih aku memilih berjalan kaki di tengah malam begini karena tidak ingin membuat keributan. Aku menyusuri jalanan pinggir kota yang nampak sepi tersebut. Tentu saja, kau mengharap kan apa di tengah malam begini, Mese? Perayaan baru akan digelar 2 bulan lagi. Aku melewati berbagai deretan toko toko kelontong, toko gerabah, toko buah, toko minyak wangi yang berjajar rapi di sekitar jalan. Mayoritas masyarakat disini adalah kalangan menengah bawah termasuk aku, jadi kau tidak akan mendapati toko dengan pernak pernik lampu indah jika tidak ke pusat kota. Kau hanya akan melihat toko lusuh dan kotor disini dan parah nya lagi beberapa toko tersebut memutus kan untuk tutup karena pemiliknya gulung tikar dan memilih untuk menjadi musafir. Seperti saat ini, ada sekitar 6 toko yang sudah tutup dan akan bertambah satu lagi saat aku melihat seseorang tua dan istrinya menyeret unta mereka dengan berbekal beberapa pakaian pergi dari rumah di ujung jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHARAOH [Book One] ✓
FantasyFor Those Who Always Believe in Miracle *** Pada akhir musim panas, Westminster mengadakan study tour. Study tour mengunjungi kota kuno yang dulunya termansyur pada jamannya. namun sayang kedatangannya di kota kuno tersebut membawa bencana beruntun...