Special Chapter [Julian Point of View]

1.7K 121 6
                                    

Julian

Aku masih tidak mengerti bagaimana aku bisa berada disini. Entah alasan apa tapi Tuhan nampaknya telah membolak balikkan waktu. Aku percaya jika seseorang mengalami perjalanan spiritual seperti meraga sukma dan Lucid Dream. Tapi aku tidak yakin bisa melakukannya karena aku tahu aku tidak memiliki bakat seperti itu. Aku hanyalah pemuda biasa yang duduk di bangku akhir sekolah tinggi. Aku tidak istimewa bahwa kelewat biasa biasa nya. Banyak yang mengatakan bahwa aku istimewa karena aku kelewat tampan. Holy shit! Ketampanan tak akan membantu ku dalam hal apapun meski jika aku ingin memiliki pacar dengan menjentikkan jari maka, Voila! Aku mendapatkannya. Tapi paras dan tubuh fisik bukanlah segalanya. Oleh karena itu aku tidak mau membuang buang waktuku untuk sekedar berpikir mengenai pacaran. Aku lebih memilih menyibukkan diri dengan duniaku, menggali potensi potensi yang tidak aku ketahui walaupun otak encer ku sudah sangat membantu dalam hal ini.

Jika aku tidak bisa memiliki kemampuan spiritual seperti meraga sukma dan Lucid dream maka aku tak mungkin bisa seperti ini. Terlempar ke masa lalu dan terjebak di dalam sarang sekumpulan orang yang saling bermusuhan satu sama lain. Pasti ada seseorang yang tengah mempermainkan ku. Mempermainkan takdir. Dan parahnya ia bisa mengatur hidupku sedemikian rupa dan membawaku ber peran menjadi seorang raja. Demi, jantung tartarus. Aku tidak memiliki pemikiran menjadi raja sama sekali bahkan dalam mimpi terliar ku sekalipun. Dan ketika kau dihadapkan dalam hal mustahil yang tidak kau ketahui. Kau bisa apa? Menunggu keajaiban datang dan membawa ku pergi rasanya sangat tidak mungkin untuk terjadi baru baru ini. Mengingat aku masih berada disini 30 menit yang lalu. Ya, setelah aksi gila ku berlari-lari seperti itu. Mereka nyaris menyeretku kembali ke dalam kamar untuk menenangkan jiwa ku yang terguncang. Kemudian mengatakan bahwa mereka tengah menyiapkan air hangat untuk mandi agar seluruh badan ku rileks. Aku tidak menolak tawaran menggiurkan tersebut meskipun berada disini dan bermain main menjadi seorang raja adalah salah tapi, Hell. Aku butuh itu.

Dan sudah tiga puluh menit aku duduk terdian di kamar ku, merenungi nasib buruk yang melanda ku. Benar-benar sial. Julian yang menjadi pangeran sekolah. Julian yang cerdas. Julian yang jago bermain basket dan bermain musik. Julian dengan segala pesona nya yang dipuja oleh seluruh gadis di Westminster high school kini harus menjadi tikus kecil yang ketakutan. Apa kata mereka jika melihat reputasi yang susah kubangun dalam 6 tahun lamanya, hancur begitu saja. Aku pasti sudah gila jika itu terjadi. Aku bersyukur disini tidak ada satu murid pun yang berasal dari sekolah. Kutatap tanganku sendiri yang berwarna kuning kecoklatan, merupakan jenis kulit yang nyaris di idam idamkan pria berkulit pucat manapun di dunia. Dengan tanning yang sempurna seperti ini. Aku tidak perlu berjemur nyaris seharian di Malibu. Aku tertawa mendengar pemikiran gila ku kemudian beranjak menuju cermin besar yang berdiri kokoh di dinding batu. Cermin tersebut tidak terbuat dari kaca melainkan dari perak. Namun cukup jelas menampilkan refleksi diriku sepenuhnya.

Jika saja aku tidak dalam situasi menjadi seorang raja. Aku pasti akan berteriak kegirangan melihat perubahan tubuhku. Coba kau bayangkan, kulit pucat ku berubah menjadi tanning yang sempurna. Tubuh tidak kekar ku yang nyaris biasa saja hanya karena otot tangan ku yang agak liat karena seirng berlatih basket kini berganti dengan tubuh kekar yang benar benar sempurna tersusun atas enam abs dan otot bisep trisep yang menonjol. Ini gila! Bill pasti akan menyumpahi ku karena tubuh seperti ini yang selalu di idam idamkannya. Walaupun aku pangeran sekolah yang selalu di idam idamkan gadis manapun aku bukan tipe pria berotot dan memiliki badan bagus. Tubuh standart saja dengan tonjolan otot tangan yang lain. Selebihnya kau bisa tahu sendiri. Aku menyentuh abs di perut ku yang terbentuk sempurna, mengagumi betapa liat nya otot raja ini hingga nyaris meringis karena merasa iri dengannya. Tapi tidak, aku bisa memiliki tubuh ini untuk sekarang. Dan itu sempurna walaupun hanya sementara.

Aku memicingkan mata ku melihat ada tanda aneh di lengan kananku, sedikit kucondongkan badanku dan melihat apa sebenarnya tanda aneh tersebut. Sebuah gambar yang terbaca aneh yang ku ketahui itu adalah huruf hyeroglyph. Ragu, aku memutar badanku sedikit kebalakang dan melihat sebuah tatto melingkar panjang dari lengan kananku hingga ke pinggang kiri. Sebuah tatto yang memiliki bunyi:
Takhta, keberanian, kuasa dan kemewahan adalah milikku.
Aneh sekali tapi tidakkah kau berpikir ini sempurna. Tatto yang bagus pikirku. Setelah puas melihat tatto di punggung ku dan beberapa di dadaku, aku menangkap sesuatu terselip di balik hiasan dada yang ku gunakan, jika aku tak salah mengingatnya itu adalah Pektoral. Pektoral adalah semacam hiasan dada untuk para Fir'aun pada zaman mesir kuno sekalipun juga digunakan di era helenistik seperti saat ini. Kuraih sesuatu tersebut yang menyerupai rantai kemudian menariknya keluar. Rosario. Rosario milik dad yang diberikan mom kepada ku setelah pria tersebut meninggal ternyata masih berada di leher ku. Aku tidak percaya bahwa aku tidak melakukan meraga sukma karena aku bisa membawa sebuah rosario tapi ini yang terjadi. Rosario yang ku genggam adalah nyata. Aku bisa merasakan dingin nya perak sebagai bandul Rosario ku tersebut. Thank's god kau telah membuatku sadar bahwa aku bukanlah salah satu dari mereka dan kau masih membuatku bisa mengingat keluargaku

PHARAOH [Book One] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang