BAB : XXX

37 12 26
                                    

Klik bintangnya dulu teman!

READY MASTER?!

□■Happy Reading■□

•Color of Catur•
°Antara insan dan tuhan°

Hari kemarin yang terasa berat telah berlalu, Zanayya membuka kelopak matanya perlahan yang tak bisa terbuka sepenuhnya karena sembab. Ia bangkit dari baringnya menatap sekeliling, kepalanya sedikit pening saat mengingat apa yang terjadi semalam, kenapa ia bisa tertidur di sofa?

Zanayya menyentuh dahinya saat ia mengingat semuanya, ia tertidur di dada Cakra dalam keadaan menangis. Tangannya terulur menggaruk lehernya yang tak gatal, menyibak selimut yang entah kapan menutupi tubuhnya dari dinginnya udara.

Ia berdiri untuk menuju kamar mandi, namun seketika ia terbelalak karena mendapati seseorang tertidur pulas di atas dinginnya lantai.

"Kak Cakra?! Dia gak pulang?" Zanayya memekik dalam gumamnya.

(Ilustration)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustration)

Zanayya bingung melangkahkan kaki kearah mana, ia ingin membersihkan diri namun juga ingin membangunkan Cakra untuk pindah ke tempat yang lebih hangat. Akhirnya ia memilih untuk membersihkan diri terlebih dahulu, membiarkan Cakra yang masih asyik bergelut di alam bawah sadarnya.

Setelah membersihkan diri, Zanayya pergi menuju dapur membuat makanan untuk sarapan. Tak lupa juga menyediakan air hangat untuk Cakra supaya tak masuk angin.

Selesai Zanayya membuat sarapan, Cakra masih saja belum membuka matanya. Terpaksa ia hampiri Cakra, dan membangunkannya.

"Kak Cakra."

Cakra hanya menggumam tanpa berniat membuka kelopak matanya, "kak Cakra bangun." Zanayya menggoyangkan pelan lengan berotot Cakra.

"Lima menit lagi sus," gumam Cakra.

"Sus?" Zanayya mengernyit, kenapa Cakra memanggilnya sus? Siapa sus?

"Hey, bangun. Kita sarapan dulu." Zanayya tak kenal letih membangunkan bocah tua yang satu ini.

Tangan Zanayya tiba-tiba dicekal dan ditarik membuatnya terbelalak karena jarak keduanya terkikis. Ia menatap wajah Cakra yang matanya masih tertutup itu dari jarak yang begitu dekat.

"Mana susunya?"

°•°•°

Suasana canggung di meja makan akhirnya pecah karena terdengar suara bell dari arah pintu.

"Biar aku aja," ucap Zanayya.

Wajah Zanayya menjadi datar setelah membuka pintu dan mendapati Silla dengan wajah kusutnya.

Color of CaturTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang