BAB : IX

138 86 56
                                    

FOLLOW GAIS!

READY MASTER?!

□■Happy reading■□

•Color of Catur•
°Zanayya Auretta Claryn°

Brak!!

Jesslyn menggebrak meja Zanayya di kantin, hal itu menjadi pusat perhatian seluruh pengunjung.
Zanayya yang geram serta Silla yang berusaha menahan amarahnya, karna semangkok baksonya tumpah sebagian.

"Lo pikir lo siapa?"

Zanayya bangkit dari duduknya, dan menatap datar Jesslyn di depannya. "Gue Zanayya Auretta Claryn, kalo lo lupa," balas Zanayya santai.

"Gue Jesslyn Restara, anak.donatur.terbesar.sekolah.ini," tekan Jesslyn.

"Oh, hai," balas Nayya acuh.

Respon dari Zanayya membuat Jesslyn geram, ia menunjuk pada Zanayya dengan tatapan penuh amarahnya, "Gak usah lo so pinter. Gue tau niat lo cuma sekedar caper dan pengen nilai besar. Gue tau cara licik lo Zan!"

Jesslyn geram, karena saat pembelajaran tadi ia terus disela oleh Zanayya kala guru melontarkann beberapa pertanyaan.

"Lo mau teh ini melayang ke muka lo?" tanya Zanayya menatap teh miliknya di atas meja.

"Silakan kalo lo ber--"

Byur!!

Zanayya menyiramkan teh nya tepat di wajah Jesslyn. Hal itu membuat Silla panik dan ikut bangkit dari duduknya.

"Nayya lo--"

"Jangan main-main sama gue, Jesslyn.Restara," ucap Zanayya datar.

Jesslyn benar-benar muak, harga dirinya tersentil. Ia mengangkat tangannya hendak menampar Zanayya namun dengan cepat Zanayya menahan dengan mencengkramnya.

"Berani lo sama gue hah?! Gue osis disini!"

"Kalo gitu Arka bodoh. Sebagai ketua Osis dia harusnya bisa pilih sekertaris osis yang lebih pantas daripada lo."

"Gak usah lo atur hidup gue, sialan!"

"NGACA!"

"Nayya, ayo." Silla merangkul lengan Zanayya, namun sang empu masih saling bertatap tajam.

Silla mengajak Zanayya menuju taman, "hey udah dong, lo harus fokus!! Ya??" ucap Silla memotivasi Zanayya.

"Baru masuk sekolah loh kita, masa ribut."

"Kok lo jadi nyalahin gue sih?, Tadi salah gue?"

"Engga Nay, lo ga salah."

"Tadi itu ga enak dipandang banget, lo siram dia didepan banyak orang, gue tau lo emosi but please control your emotions, karena bisa aja beberapa orang ngubah pandangannya ke lo karena kejadian tadi." sambung Silla.

Zanayya memejamkan matanya dan menghela nafas kasar, lalu menoleh pada Naysilla.

"Tapi gue gak akan minta maaf, itu bukan salah gue." ucap Zanayya dibalas anggukan pasrah Silla.

"Terserah lo."

°•°•°

Tiba waktu pulang, Silla langsung bergegas untuk menuju parkiran, ia tak lupa menarik lengan Zanayya.

Color of CaturTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang