BAB : XVIII

73 33 61
                                    

Klik bintangnya dulu teman!

READY GUYS?!

□■Happy Reading■□

Note: Jangan dulu puter musik yaa.

•Color of Catur•
°Special°

"DT!! DT!! DT!!" (dibaca 'Diti' bukan 'Dete')

Dikta Tryas Pramudya─yang kerap disapa DT oleh para fansnya adalah seorang penyanyi asal Indonesia yang menetap di Eropa, hal itu memudahkannya untuk meniti karir hingga Go Interasional.

Nama DT belakangan ini tengah naik daun karena albumnya yang berjudul 'A.Ditya' menempati puncak Billboard.

Jangan lupa sebut Beyoncé.

"CHOOSE ME DT!!" teriak salah satu penonton yang jaraknya tak jauh dari Zanayya dan Silla.

DT menepati janjinya, untuk menyanyi bersama dengan salah satu fansnya, yang akan dia pilih secara langsung.

"SO, ARE YOU READY GUYS?"

"READY!!" 80.000 lautan manusia itu pun bergemuruh.

"COMEHERE DT!!!" pekik Silla heboh. Posisi mereka tepat didepan stage. Sehingga, mereka bisa melihat langsung DT yang akan berjalan memilih fansnya.

Banyak jeritan yang memekikkan telinga saat DT turun untuk memilih langsung. Salah satunya Silla, yang terus mengulurkan tangan berusaha menggapai tangan milik DT dan berharap dirinya akan diajak naik untuk duet.

"DT MARRY ME!!!" teriak salah satu fans saat DT melewatinya.

"I'm sorry. I looking for someone to singing with me, not to be my wife." balas DT dengan senyuman. Jauh di lubuk hatinya, Zanayya tertawa mendengar hal itu.

Tak tertarik berebut untuk bernyanyi bersama DT, Zanayya lebih memilih untuk merekam Silla lewat handphonenya. "LET'S SINGING WITH ME DT!" Urat leher Silla menonjol membuat Zanayya terkekeh saat merekamnya.

Siapa sangka, DT benar-benar berhenti di depan Silla. Tebelalak bahkan lupa caranya bernafas, seketika Silla mematung.

'Gak bisa!! DT terlalu ganteng kalo deket gini. Ya Tuhan, pingsankan aku supaya DT ngasih napas buatan!' jerit batin Silla.

"Guys! I think I was find the lucky girl."

Terdengar desahan kecewa dari ribuan penonton. DT menyeringai, sorot matanya tertuju pada seseorang yang tidak tertarik akan keberadaannya meskipun sudah didepan mata.

Barikade konser dibuka oleh penjaga, DT kembali mengulurkan tanganya, kini tepat didepan Zanayya.

Zanayya melirik tangan DT beralih menatap matanya, namun dengan cepat Zanayya menggeleng melirik Silla.

Silla mengangguk antusias. Tak apa, jika bukan dirinya, maka sahabatnya. Silla akan tetap turut senang.

"No, thanks. You can choose my friend." tolak Zanayya melirik Silla sekilas.

"I don't like rejection. Ayo."

"Ayo Nayya!!!" geram Silla mendorong bahu Zanayya.

Dengan terpaksa, Zanayya menerima uluran tangan DT untuk naik keatas panggung. Kamera dan lampu menyorot pada mereka berdua, pekikan penonton semakin jelas ketika Zanayya sudah berada diatas panggung. "Your name?"

Color of CaturTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang