Jangan lupa vote teman!
READY MASTER?!
□■Happy Reading■□
•Color of Catur•
BAB SEDANG DI REVISI"Nayyaa, kenapa tugasnya seberat ini?"
"Nayyaaaaa, masa gue harus bikin vlog pake bahasa Jepang? Pengen nangis.."
"Praktek kali ini gagal, percobaan kimia aku meledak. HUAAAAA"
"Nayya~.."
Selalu seperti itu. Silla sudah disibukkan oleh tugas dan prakteknya, berakhir mengeluh dan menangis sambil video call dengan Zanayya.
Zanayya hanya bisa tersenyum dan terus memotivasi sahabatnya ini untuk terus semangat dan pantang menyerah. Setiap kali mereka melakukan komunikasi, Silla selalu mendominasi membuat Zanayya selalu mengurungkan niat hendak bercerita apa yang ia rasakan selama kepergiannya.
Setiap detiknya Zanayya selalu diselimuti rasa takut. Tanpa kehadiran Raka, Silla, dan Cakra ia merasakan kesendirian dan merasa terancam dengan teror yang terus menerpanya.
Zanayya sempat berfikir apa mungkin teror itu berasal dari fans Dikta yang cemburu karena ia sempat duet dengannya? Karena setelah kejadian di malam itu, followers Zanayya bertambah di media sosial. Foto dan biodatanya tersebar luas di jejaring internet.
"Dikta pembawa sial," gumam Zanayya menatap kesal udara.
Ia tatap layar handphonenya yang menampilkan roomchat Cakra. Pesannya sungguh singkat, tak seperti biasanya yang penuh candaan.
Apa kak Cakra cemburu?
Sedetik kemudian ia mengernyit, heran sendiri dengan dugaannya. "Kenapa harus cemburu? Emang kita punya hubungan apa?"
"Kak Cakra pasti sibuk sama kerjaannya," monolog Zanayya menatap lurus handphonenya
Sedangkan, disisi lain Cakra terus menunduk saat Joe melontarkan beberapa pertanyaan sebagai bentuk terapi, karena depresi Cakra kembali kambuh.
Tak kenal lelah, meskipun Cakra tak menyahut, enggan memberikan apa yang ia rasa dan pikirkan sekarang. Joe memberikan Cakra selembar kertas, "gue tau keahlian gambar lo bagus, Cakra. So draw it," pancing Joe seraya menaruh kertas dan tiga pensil warna, yang terdiri dari hitam, merah, dan putih.
Setidaknya, jika Cakra tak mampu berucap, ia bisa menggambarkan apa yang ia rasa. Perlahan tangan besar Cakra terulur untuk mengambil pensil warna hitam, sedangkan Joe mulai membaca pergerakan Cakra.
Cukup lama Cakra menggambar dengan pensil warna hitam, lalu ia beralih mengambil pensil warna merah. Saat mulai menggambar, Cakra menangis pedih, nadanya begitu pilu dan menyakitkan. Joe langsung memeluk Cakra, dan meraih kertas itu.
Tangisnya semakin kencang, dan menyakitkan namun Joe biarkan hal itu. Joe tau, Cakra butuh itu. Ditatapnya hasil gambar Cakra dengan raut wajah seriusnya. Dahinya mengerut, matanya memicing mencerna setiap objek yang Cakra gambar.
Disana terdapat sebuah kotak hitam besar, bahkan hampir memenuhi kertas. Lalu disamping kiri terdapat sebuah garis lurus berwarna merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Color of Catur
Teen Fiction"Aku, Zanayya Auretta Claryn yang akan membalaskan dendam atas kematian Rietta Airin." Antara dendam dan ikhlas, mana pemenangnya? Hanya ada warna Hitam dan Putih dalam papan catur, begitu pula hanya ada suka dan duka dalam hidup. Langkahnya baga...