BAB : XVII

83 39 49
                                    

Klik vote nya dulu teman!
Happy reading!

PLAY MUSIC ON TOP!! (I Like Me Better - Lauv)

•Color of Catur•
°I Like Me Better when I'm With You°

"Gimana hasilnya?" tanya Cakra menatapnya dari pantulan kaca spion yang sengaja ia arahkan pada Zanaya yang sudah duduk di belakangnya.

Zanayya turut menjawab dengan menggeleng dan senyum tipis andalannya. Cakra mengangguk paham, tangannya terulur mengusap lutut Zanayya seolah menyalurkan kekuatan untuknya.

"Eh?"

Tersentak. Sejak kedatangannya, hati Zanayya dibuat tak karuan karena aksi act of servicenya. Mulai dari memasangkan helm, membukakan foot step, dan sekarang, mengusap lututnya.

Kayanya, pria dengan act of service sudah langka.

Tanpa sadar Zanayya menyunggingkan senyum manis di bibirnya. Degup jantungnya berpacu dua kali lipat dan hatinya turut berteriak.

Zanayya terpesona!

Motor Harley Davidson milik Cakra begitu gagah membelah jalanan kota di sore hari ini, angin berhembus mengikuti jejak, menyapu lembut kulit Zanayya, dan dengan indahnya membawa helaian rambut Zanayya menari di udara.

Sesekali Cakra mencuri pandang pada Zanayya lewat pantulan kaca spionnya, senyumnya langsung terulas. Cakra tak pernah menyangka, tuhan kembali mempertemukannya dengan Zanayya, bayi kecil yang ia dambakan sejak masih dalam kandungan Rietta.

Rintik kecil mulai bertaburan turun ke bumi, "mau neduh?" tawar Cakra.

Zanayya menggeleng, "lanjut aja."

Cakra terkekeh pelan, bagaimana bisa ia lupa kalau Zanayya suka hujan. Menepi? Mustahil. Zanayya lebih memilih berbaur diantara rintiknya hujan. Sederhana, namun bahagia.

"AAAAAAAAA!!!"

"Kenapa teriak?" tanya Cakra.

"Lepas beban. Coba deh."

"AAAAAAAA!!!"

Keduanya berteriak meluapkan beban dihati. Kecil, namun berpengaruh dan boleh dicoba.

Cakra seakan lupa dengan umurnya saat bersama Zanayya, dan Zanayya pun tanpa sadar menunjukkan sisi childish nya saat bersama Cakra.

Tanpa sadar ternyata motor Cakra sudah sampai di pekarangan rumah Zanayya. Cakra terdiam setelah Zanayya turun dari motornya, hatinya seakan tak rela momen bahagia ini usai begitu saja. Cakra ingin Zanayya lebih lama disampingnya.

"Hei?" panggil Zanayya, ia khawatir Cakra kesambet setan karena hari mulai gelap akibat cuaca yang memburuk.

Menyadari Zanayya memanggilnya, Cakra terperangah menatap Zanayya dengan senyum kikuknya. "Ayo masuk, hujannya masih deras. Nanti kak Cakra sakit."

Sedikit. Memang hanya sedikit, kepedulian yang Zanayya berikan namun hal itu mampu membuat degup jantung Cakra berdetak lebih kencang. Seakan, inilah pertama kalinya ia mendapatkan kepedulian.

Color of CaturTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang