BAB : XXXII

6 2 0
                                    

VOTE!

READY MASTER?!

□■Happy Reading■□

•Color of Catur•
°Badai belum usai°

Setelah badai menerpa hubungan antara Zanayya, Raka, dan Silla kini ketiganya kembali mekar, layaknya musim semi. Berkat kebijaksaan dari Cakra selaku yang paling tua diantara mereka, ia mampu menghalau badai dan menghantarkan kembali kehangatan yang sempat sirna diantara pershabatan mereka.

Bicara soal persahabatan, hubungan Cakra dan Raka pun mulai membaik, kesalahpahaman yang terjadi dimasa kecilnya telah jelas. Kini, meskipun Raka masih sedikit was-was dan tak rela jika adiknya lebih dekat apalagi memiliki hubungan dengan Cakra tapi ia turut berterimakasih, setidaknya jika Raka sedang bersama Silla, Zanayya memiliki Cakra sebagai penggantinya. Sebagai sosok abang.

To-do list Zanayya kini tak hanya dilakukan bersama sahabatnya, namun juga Raka dan Cakra.

Kegon Waterfall, tempat mereka berada sekarang. Salah satu air terjun tertinggi yang ada di Jepang. Mereka memutuskan untuk menghabiskan hari terakhir di Jepang dengan menikmati keindahan alamnya.

Mereka melepas keributan yang terjadi di masing-masing kepala mereka disini. Gemuruh air yang dihasilkan disertai udara sejuk dan kicauan burung seolah merefresh jiwa. Kerunyaman itu mereka titipkan pada air yang terjun dari ketinggian.

Cakra sekarang sudah menjadi sipaling tau apa kesukaan Zanayya. Tak mendapati guyuran hujan saat berada di Jepang, ia berinisiatif membawanya kemari.

"What do you feel now?"

"Aku ngerasa hidup kembali." Zanayya menoleh dengan senyum teduhnya, "thanks for everything."

"Apa yang kak Cakra rasain sekarang?" Zanayya balik bertanya sambil menatap air terjun sambil mengoyangkan kakinya yang berendam di sana.

"Aku menemukan setitik cahaya putih." Tatapan Cakra begitu lekat pada Zanayya. Hatinya menggebu ingin mengutarakan rasa yang Cakra pendam selama ini. Namun bibirnya kelu.

"Zanayya, boleh aku tanya?"

Zanayya membalasnya dengan menggumam.

"Kenapa kamu gak punya pacar?" Alih-alih mengucap 'I love you' lidah Cakra malah terpeleset menanyakan hal lain saking gugupnya.

Zanayya terkekeh, "aku gak ada minat bakat buat pacaran. Lagipula, cinta itu penghalang antara aku dan tujuan aku."

Penghalang?

Air muka Cakra seketika berubah, "penghalang? Maksudnya?"

"Aku ngerasa kalau aku punya pacar, itu bakal ngeganggu pendidikan dan karir aku. Yang akhirnya tujuan aku gak akan percapai."

"Apa tujuan kamu?"

"Menegakkan keadilan untuk bunda. Aku harus wujudkan cita-cita aku jadi pengacara, untuk mengungkit kembali kasus bunda yang penuh kejangggalan. Dan itu butuh waktu, lima tahun. Selama itu aku akan memfokuskan diri untuk mencapai semua tujuan aku tanpa melibatkan cinta didalamnya."

"Setelah semua itu terwujud, apa kamu bakal menerima cinta?"

"Sure."

Cakra terdiam, ia menghitung umurnya dan umur Zanayya jika harus menunggu lima tahun lamanya.

Cakra 28 tahun
Zanayya 22 tahun

Apa itu terlalu tua?

"Lama juga ya?" gumam Zanayya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Color of CaturTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang