READY MASTER?!
□■Happy Reading■□
•Color of Catur•
°Ada apa dengan hari ini?°Mentari hangat turut menyambut Zanayya di pagi hari, namun sang empu masih enggan membuka kelopak matanya. Tangannya terulur mencari sesuatu disampingnya namun nihil.
Seketika Zanayya terbelalak duduk dari baringnya. Benda pipih canggih itu langsung disambar oleh Zanayya, menelepon Silla.
"SIL!! Lo dimana? Kenapa lo gak bangunin gue?!"
Disebrang sana, Silla terkekeh pelan. "Gue di bandara. Tadi lo masih tidur, gue gak tega banguninnya dan pastinya gue bakalan lebih berat buat pergi kalo lo ikut anterin gue." ungkap Silla.
Zanayya terduduk lemas ditepi kasur, membiarkan air matanya luruh.
"Gue bakal kabarin lo kalo udah sampe. Inget, lo jangan ladenin Jesslyn kalo dia udah mulai masuk sekolah. Jangan pernah bertindak gegabah, gue gak mau lo kenapa-napa. Satu lagi, gue udah sediain obat, jangan lupa diminum. Semalem suhu tubuh lo naik."
Zanayya melirik kearah nakas, tersedia obat dan note kecil disana. Sungguh tak menyangka detik-detik kepergiannya, Silla masih sempat melakukan hal ini untuknya.
"Thanks. Save flight." lirih Zanayya.
Silla mematikan sambungan sepihak. Zanayya menyeka air mata yang sempat menapak pipinya.
"Banyak banget pesan," gumam Zanayya sembari menatap layar handphonenya. Tanpa Zanayya sadari ternyata ia sedang menjadi perbincangan hangat di media, karena aksinya semalam berduet dengan Dikta. Zanayya menghiraukan.
Zanayya memilih pesan Cakra terlebih dahulu untuk dibalas.
Kak Cakraaa
onlineHari ini aku temenin kamu jogging.
Gak kerja emangnya?
(read)Pesannya hanya di read, namun Zanayya tak ambil pusing, ia memilih untuk membalas pesan lainnya.
Detik berikutnya ia mengernyit, membuka salah satu pesan dari nomor tak dikenal.
~Unknown Number
File;
Biodata Zanayya Auretta Claryn."Ini siapa?" monolog Zanayya.
Zanayya membuka file tersebut. File itu berisi biodata lengkap beserta foto dirinya. Ia menggigit bibir bawahnya, berfikir sejenak menebak siapa pemilik nomor ini?
Zanayya menggelengkan kepalanya, menepis semua prasangka buruk yang hadir dibenaknya. "Selagi gak ngancam, ini bukan teror." monolog Zanayya.
Perlu diingat, bahwa dalang dari pembunuhan Rietta masih berkeliaran diluaran sana. Zanayya harus lebih waspada, karena apaun bisa terjadi padanya.
Pertanyaannya tetap, siapa dalangnya?
Zanayya lebih memilih untuk beranjak menuju kamar mandi, membersihkan diri sebelum jogging.
KAMU SEDANG MEMBACA
Color of Catur
Teen Fiction"Aku, Zanayya Auretta Claryn yang akan membalaskan dendam atas kematian Rietta Airin." Antara dendam dan ikhlas, mana pemenangnya? Hanya ada warna Hitam dan Putih dalam papan catur, begitu pula hanya ada suka dan duka dalam hidup. Langkahnya baga...