Klik bintangnya dulu teman!
READY MASTER?!
□■Happy Reading■□
•Color of Catur•
°Surprise°"Nah, ini gereja yang gue pake buat ibadah. Dari sekian banyak gereja, cuma ini yang bikin gue nyaman, dan tenang," tunjuk Silla pada sebuah bangunan gereja. Zanayya reflek menurunkan kakinya dari pedal, menopang sepeda agar tetap stabil.
"Eh, inikan minggu, bolos lagi lo?" tanya Zanayya menoel punggung Silla.
Silla tersenyum singkat, "kan ada lo kesini."
"Lo lebih pilih gue dari pada tuhan lo? Berdosa sekali," balas Zanayya mendramatis.
"Sekarang gue tanya, emang lo berdoa cuma pas sholat aja?"
Zanayya menggeleng. "Everywhere, and everytime."
Silla mengangguk setuju, "gue juga sama. Gue bisa temuin Dia kapanpun gue mau, gak harus seminggu sekali, bahkan setiap haripun gue bisa."
"Jadi, lo belum ketemu Dia hari ini?"
Silla menggeleng, "kalo gue temuin sekarang, lo keberatan buat nunggu gak?"
"Enggak, sana gih temuin dulu," titah Zanayya, Silla mengangguk dibantu turun oleh Zanayya.
Silla masih menggenggam tangan Zanayya, mendongak menatapnya sembari menghela nafas, "tunggu disini ya, sampe gue kembali.. dan bawa surprise buat lo."
Zanayya tersenyum lebar, "surprisenya sekarang?" tanya Zanayya antusias.
Silla mengangguk tersenyum tipis, "gue harap lo terima surprisenya."
"Dengan senang hati, gue terima surprise lo." Zanayya balas dengan senyum lebarnya.
Andaikan.
Silla melepas genggaman, lalu menaiki tangga gereja. "Yang khusyu berdoanya! Minta jodoh sekalian." Zanayya menatap punggung Silla yang semakin jauh masuk ke dalam gereja.
"Let see, apa surprisenya," monolog Zanayya, menyipitkan matanya seraya menjentikkan jarinya.
Zanayya merogoh saku untuk mengambil handphone mengisi bosan yang mulai melanda, namun nihil. "Astaga! Handphone gue dimana?" panik Zanayya.
Zanayya menggigit kukunya berusaha tenang, menjernihkan pikirannya untuk mengingat kembali memori ia dan handphonenya untuk terakhir kali.
Jarinya dijentikkan, "ah! ketinggalan pasti," tebak Zanayya meyakinkan hati. Dengan gelisah, Zanayya menunggu Silla yang masih berdoa didalam sana sambil mondar-mandir, berharap cepat kembali.
Sedangkan di dalam gereja, seorang gadis menyatukan kedua tangannya, mendongak menatap penuh mohon pada patung besar tuhannya. Beberapa kali gadis berambut hitam kecoklatan itu membuang nafasnya yang berderu tak terkendali. Matanya memanas dan buram karena membendung buliran air yang ia tahan sekuat tenaga.
"Tuhan.." lirih Silla.
Pertahanan Silla luruh seketika, air matanya mengalir membasahi pipi. Jarinya kini saling bertaut, mengenggam kuat menahan isakan yang akan menggema. "Tuhan.. kuatkan saya." suara Silla gemetar, air matanya semakin deras mengalir.
Kakinya sudah lemas dan bergetar, berusaha menopang tubuh mungilnya dengan sisa tenaganya. "Kuatkan saya untuk mengungkapkan semua kebenaran ini padanya tuhan.. demi tuhan, tolong. Kuatkan saya.." Silla larut dalam isakannya. Tak mampu lagi untuk berucap karena tenggorokannya sakit mehanan sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Color of Catur
Teen Fiction"Aku, Zanayya Auretta Claryn yang akan membalaskan dendam atas kematian Rietta Airin." Antara dendam dan ikhlas, mana pemenangnya? Hanya ada warna Hitam dan Putih dalam papan catur, begitu pula hanya ada suka dan duka dalam hidup. Langkahnya baga...