Jangan lupa Vote
READY MASTER?!
□■Happy Reading■□
•Color of Catur•
°Hitam yang menjadi putih°"LEPAS CURUT!"
Cakra melepaskan cekalannya saat sudah sampai di apartemennya. Raka merengut mengusap cekalan Cakra yang cukup kuat itu.
"Gak usah pegang-pegang gue, apalagi adik gue!"
"Denger gue, Cakra. Lo itu perebut! Sejak kecil lo selalu rebut apapun yang gue punya, ntah itu mainan, sahabat, perhatian dan kasih sayang bunda, Nayya, segalanya! Segalanya lo rebut dari gue!" Raka meluapkan apa yang ia rasa selama ini.
"Siapa suruh waktu kecil lo nakal? Mamari jadinya lebih sayang ke gue daripada lo."
"Heh! Ngaca! Siapa yang selalu berusaha gangguin Nayya? Lo! Gue sebagai kakaknya cuma berusaha lindungin dia sebagai adik kandung gue, dari monster kaya lo!"
"Gue juga kakaknya!" ucap Cakra tak terima.
"Tapi gue kakak kandungnya! Lo cuma dianggap sebagai kakak, karena lo anak sahabat dari bunda. Zanayya cuma boleh punya satu abang, yaitu gue!" tekan Raka melotot.
Cakra kini merubah raut wajahnya menjadi serius, "kalo lo bener abangnya, kenapa lo gak bisa ngertiin dia? Kenapa lo sampe bohongin dia?"
"Lo ngerti ga? Kenapa Zanayya marah karena hubungan lo sama Silla? Zanayya cuma pengen dapet perhatian lo, kasih sayang lo, dia gak mau posisi dia terganti di hidup lo, dia gak mau sendirian karena dia cuma punya lo di hidupnya. Dia butuh lo sebagi sosok abang dan ayahnya. Tapi lo tega bohongin dia. Dimana otak lo, Raka?" Cakra mencecar Raka bertubi-tubi membuat Raka bungkam.
"Kemana Zanayya lari disaat nanti lo lebih prioritasin pacar lo? Gue! Dia lari ke gue, dia minta perlindungan ke gue, dia cari sosok lo dalam diri gue. Kenapa dia lari ke gue? Karna lo sebagai kakak.kandungnya gak hadir!" Cakra menekankan kata 'kakak kandung'.
"Lo pikir gue sebejat apa hah? Gue dari kecil selalu diajarin papa dan mamari buat selalu sayangin Zanayya sebagai adik gue sendiri. Gue sayang sama Zanayya, juga sama lo, Raka. Kalian berdua adik gue!"
Raka diam seribu bahasa dengan penuturan Cakra. Hatinya terbesit rasa bersalah pada Zanayya, ia menyesal telah menyepelekan aduan Zanayya kepadanya soal teror itu. Ia merasa gagal menjadi sosok abang. Raka tak ingin Cakra mengambil alih posisinya tapi Raka sendiri mangkir dari tanggung jawabnya sebagai seorang abang.
"Kalo lo lebih Silla daripada Zanayya. Biarkan Zanayya sama gue, kasih sayang yang bakal gue kasih ke dia gue pastiin lebih daripada lo!"
"Jangan mimpi!" desis Raka.
"Kalo gitu lo harus janji, posisi Zanayya di hati lo gak akan pernah terganti. Lo harus tetep prioritasin dia sebagai adik lo, sebelum dia menemukan orang yang tepat untuk jadi pendamping hidupnya."
Raka terdiam menatap sembarang arah, sedetik kemudian ia melangkah mendekat pada Cakra, tatapannya penuh intimidasi.
"Lo sayang Zanayya sebagai adik, atau lebih?" desis Raka mengintimidasi.
Cakra menatap datar dan serius manik mata Raka, "menurut lo?"
Raka memalingkan pandangan, mengontrol nafasnya yang menggebu. "Gue serius sama Zanayya." Raka kembali menoleh menatap tajam Cakra.
"Gue cinta sama Zanayya, tapi dia belum tau itu."
"Gue gak akan pernah restuin Zanayya sama lo." cetus Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Color of Catur
Teen Fiction"Aku, Zanayya Auretta Claryn yang akan membalaskan dendam atas kematian Rietta Airin." Antara dendam dan ikhlas, mana pemenangnya? Hanya ada warna Hitam dan Putih dalam papan catur, begitu pula hanya ada suka dan duka dalam hidup. Langkahnya baga...