Tidur Jeno terganggu saat cahaya matahari menembus jendela kamarnya yang ternyata dibuka oleh Bi Hastuti untuk menghindari pengap dalam ruangan tersebut.
Jeno perlahan menggeliat tak nyaman lalu membuka matanya. Ia mendapati kamarnya yang kosong. Sepertinya Jeffandra sudah berangkat bekerja.
"Enng.. Ayah mana? " Gumam Jeno dengan tangan yang mengusap kedua matanya. Ia mendudukkan dirinya di atas kasur king size nya lalu melirik jam yang terletak di kamarnya. Sudah pukul 10 pagi. Lagi-lagi ia melewatkan sekolahnya.
Ceklek...
"Den Jeno baru bangun, ya... " Bi Hastuti berjalan memasuki kamar Jeno sambil membawa nampan makanan di tangannya. Wanita berusia sekitar 50 tahunan itu tersenyum lembut lalu meletakkan nampan makanan tersebut ke atas meja.
"Ayah udah berangkat kerja, Bi? " Tanya Jeno.
Bi Hastuti mengangguk. "Tadi Tuan Besar mau bangunin Aden, tapi katanya Tuan ngga mau ganggu tidurnya Aden.. Jadi, Tuan nyuruh Bibi siapin sarapan kalau Aden udah bangun". Jawabnya.
Jeno sejujurnya agak kecewa karena lagi-lagi dirinya harus ditinggal ayahnya demi pekerjaan. Kadang ia merasa kalau ayahnya lebih memikirkan pekerjaan daripada dirinya yang notabene nya sebagai putra kandung-sekaligus putra tunggal ayahnya.
"Aden sarapan dulu, ya.. Biar bibi suapin.. "
"Jeno bisa makan sendiri, Bi.. Bibi ngga usah repot-repot nyuapin Jeno". Balas Jeno merasa tidak enak.
" Ngga pa-pa atuh, den.. Bibi ngga masalah nyuapin Aden".
"Ngga usah, Bi.. Jeno biar makan sendiri. Bibi bisa keluar sekarang, kan? Jeno mau istirahat soalnya".
" Yaudah, Den.. Bibi keluar, ya? " Bi Hastuti meminta izin lalu pergi meninggalkan kamar Jeno.
Jeno menghela nafas. Ia menyandarkan punggungnya di sandaran kasur lalu jemarinya memijit pelan pelipisnya yang terasa sedikit pusing.
Jeno kangen bunda.. Sekarang bunda lagi ngapain?.. Bunda lagi liatin Jeno dari atas, nggak? Batin Jeno dengan pandangan yang menerawang jauh ke jendela kamarnya.
🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱
Flashback On
"Bunda!!! Ayah!!! Jeno mau beli itu!!" Seorang anak laki-laki berlarian ria ketika dirinya kaluar dari mobil. Tangan mungilnya menunjuk ke arah penjual makanan jalanan yang berjejer rapi di pinggiran jalan.
Alina menghampiri putranya bersama Jeffandra-suaminya." Kalau Jeno mau yang lain, bunda turutin. Jeno ngga boleh makan makanan itu.. Nanti kalo giginya sakit lagi gimana? "
Bibir Jeno memberengut kesal. "Jeno mau itu! " Anak itu memaksa.
"Turutin aja, Lin.. " Jeffandra turut membujuk sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side Of Humanity (Lee Jeno) [TAMAT]
FanfictionJevano Fabian Agnabrita, anak tunggal dari pasangan suami-istri kaya raya yang terkenal dengan kekayaan melimpah yang memiliki sifat periang dan sedikit keras kepala, mendadak berubah sejak sang ibu-Alina Grania Cassandra meninggal dunia. Setiap...