Chapter 9

412 33 0
                                    

  Jeffandra kembali memasuki ruang rawat Jeno setelah memberitahu kedua sahabat anaknya tentang penyakit yang diderita oleh Jeno. Pria itu tersenyum tipis saat melihat Jeno yang sepertinya sudah terlelap di ranjang pesakitannya. Setidaknya Jeno tidak mendengar pembicaraannya dengan Haelga dan Nares barusan.

Itu ruang rawat Jeno ya gesss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu ruang rawat Jeno ya gesss

  Jeffandra mengecup dahi Jeno penuh kasih sayang. "Jeno harus sembuh buat ayah, ya?.. Jeno harus kuat.. Jeno anak ayah nggak ada kata menyerah di hidupnya.. Jeno kuat.. Ayah yakin Jeno bisa ngelewatin ini samua.. "

  Setelah berbisik pelan, Jeffandra kembali duduk di sofa ruangan sembari membuka laptopnya. Bagaimanapun ia harus mengurus pekerjaannya, mengingat bahwa perusahaan yang ia pegang adalah perusahaan yang dirintis susah payah oleh Jonathan—kakek Jeno yang telah meninggal dunia.

  Tanpa Jeffandra sadari, Jeno mendengar semua yang dibicarakan olehnya dengan Haelga dan Nares. Lelaki itu tidak benar-benar tertidur. Ia sempat menguping pembicaraan Jeffandra sebelum akhirnya ia kembali berbaring, berpura-pura tidak mengetahui kenyataan yang pedih mengenai dirinya sendiri.

  Jeno... Nggak akan hidup lebih lama lagi?

  Ini mimpi, kan?

  Siapapun, tolong bangunkan Jeno dari mimpi buruk ini..

  Jeno tidak mau pergi dulu..

                     🌱🌱🌱🌱🌱🌱

  "Jen,.. Ayah tinggal ke kantor dulu, ya? Jeno kalau ada apa-apa langsung pencet tombol emergency yang ada di deket ranjang. Oke? " Pesan Jeffandra pagi ini. Ia terpaksa meninggalkan putranya itu karena ada rapat penting yang harus ia hadiri.

  Jeno mengangguk sebagai jawaban.

  Jeffandra mengelus kening Jeno lalu keluar dari ruang rawat remaja tersebut.

  Setelah kepergian Jeffandra, Jeno menunduk dalam. Matanya mengeluarkan cairan bening setelah semalaman ia menahan segalanya sendirian. Rasa sesak mendominasi dirinya,.. Ia masih denial dengan apa yang terjadi padanya.

  "Argghh! Sialan! Kenapa Tuhan selalu nggak berpihak ke gue?! Kenapa gue harus dapet nasib seburuk ini?! " Jeno berteriak melampiaskan emosinya.

  Tangan Jeno menjambak rambutnya kuat-kuat. Matanya memerah, nafasnya tak beraturan. "Sialan! Gue benci diri gue sendiri!!"

  "Bunda... Jeno.. Jeno cuma mimpi, kan? Tolong bilang iya ke Jeno, Bun.. " Suara Jeno mengecil.

                    🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

  Haelga dan Nares kembali mendatangi rumah sakit untuk menemui sahabat mereka yang sudah dua hari sakit. Mereka membawa sekeranjang buah untuk buah tangan mereka.

The Other Side Of Humanity (Lee Jeno) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang