Seperti yang ia janjikan pada Nares, Jeno menyempatkan dirinya untuk mendatangi turnamen yang diikuti kedua sahabatnya minggu ini meski kondisi tubuhnya belum terlalu baik.
Jeno duduk di samping Rei dan Mahen-teman kelasnya yang tampak bersemangat untuk menonton turnamen hari ini.
Karena SMA Gantara kembali menjadi tuan rumah pelaksanaan turnamen tersebut, para anggota terpilih sudah berlatih sangat keras agar mereka tidak mempermalukan nama sekolah terkenal tersebut.
Jeno menatap sedih lapangan yang luas itu. Biasanya kalau ada acara seperti ini, ia selalu mengikutinya. Ia selalu menjadi anggota terbaik di tim olahraga SMA Gantara. Namun sekarang...
Jeno menghembuskan nafasnya kasar.
"Jen, lo kenapa diem mulu dari tadi? Ngga enak badan? " Tanya Mahen begitu menyadari raut wajah Jeno yang kurang bahagia. Bahkan sejak tadi Jeno hanya diam, tak mempedulikan Mahen dan Rei yang mengobrol panjang kali lebar tanpa henti.
Jeno menggeleng. "Gue nggak pa-pa.. Gue cuma keinget dulu suka main basket sama mereka". Jawabnya miris.
Rei dan Mahen saling beradu tatap. Mereka baru sadar kalau Jeno pasti sedih karena tidak dapat mengikuti olahraga kesukaannya itu.
" Jangan sedih, Jen.. Nanti kalo lo udah sembuh, lo bisa main basket lagi sama mereka. Jangan nyesek terus atuh.. " Rei berusaha membuat Jeno kembali bersemangat.
Iya kalo gue nanti bisa sembuh. Kalo Tuhan berkata lain..
"Eh, liat tuh si Nares sama Haelga udah masuk lapangan sama anak-anak lainnya! " Mahen memalingkan pandangan Jeno menuju lapangan basket.
Jeno memperhatikan kedua sahabatnya. Kenapa gue malah berpikiran aneh-aneh terus sih? Batinnya heran dengan dirinya sendiri.
"Semoga SMA kita lagi yang menang! " Mahen tiba-tiba merangkul Jeno, membuat Jeno sedikit terkejut. Namun akhirnya Jeno tersenyum tipis. Ia tidak boleh egois. Saat ini Haelga dan Nares harusnya mendapat dukungan darinya. Ia tidak seharusnya memikirkan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side Of Humanity (Lee Jeno) [TAMAT]
FanfictionJevano Fabian Agnabrita, anak tunggal dari pasangan suami-istri kaya raya yang terkenal dengan kekayaan melimpah yang memiliki sifat periang dan sedikit keras kepala, mendadak berubah sejak sang ibu-Alina Grania Cassandra meninggal dunia. Setiap...