Chapter 25

288 15 1
                                    

Malam ini Jeffandra tengah berdiri di depan kamar Jeno untuk mengajak anak itu makan malam bersama. Jemarinya terangkat untuk mengetuk pintu jati kamar tersebut.

Tok.. Tok.. Tok..

"Jen, ayo makan malam.. " Ujarnya lembut.

Tak ada sahutan.

Perasaan Jeffandra mulai tak enak. "Jen? Jeno denger suara ayah, kan? "

Masih tak ada sahutan.

Karena khawatir bercampur panik, Jeffandra akhirnya membuka pintu kamar Jeno. Ia menghembuskan nafasnya lega saat melihat putra kesayangannya yang baru saja keluar dari kamar mandi di dalam ruangan tersebut.

"Ayah kok di sini? " Tanya Jeno terkejut.

Jeffandra tersenyum tipis. "Ayah mau jemput Jeno buat makan malam.. " Jawabnya. "Jeno baru mandi sekarang? "

"Iya, yah.. Jeno tadi ketiduran sampe lupa mandi sore.. Hehe.. " Jeno tertawa kecil hingga matanya membentuk seperti sabit.

Jeffandra mengacak gemas rambut Jeno yang masih basah. "Ayo turun. Mama udah nungguin tuh di meja makan". Ajaknya dibalas anggukan oleh Jeno.

Mereka berdua akhirnya berjalan keluar dari kamar Jeno, berjalan berdampingan menghampiri Davira yang kini sudah menunggu mereka di meja makan.

"Wah.. Anak mama baru mandi ya.. Ganteng banget sih muka Jeno.. " Puji Davira menyambut kedatangan Jeno di ruang makan.

"Mama bisa aja.. " Jeno menahan malu.

Setelah Jeno dan Jeffandra duduk di kursi masing-masing, Davira pun menyajikan makanan kepada dua laki-laki berbeda generasi itu. Senyuman di wajahnya tampak tulus, sesekali ia memperhatikan Jeno yang mulai menyantap makanannya.

"Gimana masakan mama? Enak, nggak? " Tanya Davira pada putra tampannya.

Jeno mengacungkan jempolnya. "Enak, ma! " Jawabnya bersemangat, meski sebenarnya mulutnya terasa pahit karena efek obat-obatan yang dikonsumsi olehnya.

"Jeno makan yang banyak, ya.. Mama sedih liat kamu makin kurus gini.. "

🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

"Jen.. Kok belum tidur?" Tanya Davira saat memasuki kamar Jeno. Wanita itu terbangun di tengah malam ini karena merasa haus dan akhirnya memutuskan untuk mengambil minum di lantai bawah. Namun sebelum kembali ke kamar, ia mengecek apakah Jeno sudah tidur atau belum.

Dan ternyata Jeno masih belum tidur. Anak itu tampak sibuk dengan buku-buku pelajarannya.

"M-mama? " Jeno tampak terkejut.

"Jeno ngerjain apa kok sampe semalem ini? " Tanya Davira penasaran.

"I-itu.. Jeno.. Ngejar pelajaran yang ketinggalan gara-gara Jeno masuk rumah sakit.. " Jawab Jeno sedikit terbata-bata.

Davira menghela nafasnya pelan. "Jeno istirahat sekarang, ya? Mama nggak mau Jeno kecapekan. Nurut ya, nak? "

Jeno mengangguk. Ia tidak ingin membantah pada mamanya itu. Lelaki itu perlahan berbaring di kasur empuknya, diikuti oleh Davira yang kini menemaninya tidur. "Obatnya tadi udah diminum atau belum? " Tanya Davira.

"Udah, ma.. "Jawab Jeno.

"Ya udah. Sekarang Jeno tidur. Mama temani".

Jeno akhirnya menutup matanya. Ia berusaha tidur namun pikirannya terus berkecamuk.

Matanya perlahan kembali terbuka. " Ma.. "

"Iya, sayang? "

"Jeno.. Besok mau sekolah.. "Jeno akhirnya menyuarakan keinginannya.

The Other Side Of Humanity (Lee Jeno) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang