Akhir-akhir ini keadaan Jeno menurun. Lelaki itu mengalami demam tinggi selama dua hari ini, rambutnya mulai rontok parah, bahkan ia sudah lebih dari tiga kali mengalami mimisan di hari yang sama. Tentu sebagai orang tua Jeno, Jeffandra merasa sangat khawatir. Nafsu makan Jeno berkurang drastis. Anak itu semakin hari semakin kurus. Setiap kali perutnya diisi makanan, pasti ia akan memuntahkannya kembali.
Jeffandra sudah berusaha membujuk Jeno untuk pergi ke rumah sakit, namun anak itu menolak. Sungguh keras kepala.
"Nak, ke rumah sakit ya? Ayah nggak mau Jeno makin sakit.. " Bujuk Jeffandra.
Jeno menggeleng lemah. "Jeno.. Mau di rumah aja.. "
"Tapi keadaan Jeno sekarang-"
"Jeno.. Mau tidur.. "
"Jen.. Dengerin ayah dulu. Jeno-ya ampun.. " Jeffandra terkejut melihat darah yang tiba-tiba mengalir dari hidung Jeno. Anaknya itu kembali mimisan.
Jeffandra meraih tissue di atas meja. Ia membantu Jeno menyeka darah yang semakin mengalir mengotori pakaian anak itu.
"Uhukk.. Uhuk.. Ayah.. " Wajah Jeno semakin memucat. Jeffandra sangat khawatir melihat kondisi Jeno yang semakin parah.
"Ke rumah sakit ya, nak? Ayah takut Jeno kenapa-kenapa.. " Pinta Jeffandra.
Jeno tak menjawab. Tubuhnya gemetaran hebat.
Tanpa membuang waktu lagi, Jeffandra langsung menggendong anaknya ala bridal style keluar kamar lalu ia berteriak memanggil pak Joko dan akhirnya membawa Jeno pergi ke rumah sakit.
🌱🌱🌱🌱🌱🌱
Jeno dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan tak sadarkan diri. Lelaki itu bahkan sempat mengalami kejang saat masih di mobil, membuat Jeffandra terus meminta Pak Joko untuk menambah kecepatan mobilnya.
Begitu sampai di rumah sakit, Jeno langsung dimasukkan ke ruang IGD. Rasa khawatir menyelimuti Jeffandra, bahkan tubuhnya seakan tak bisa menyeimbangkan dirinya sendiri.
Jeffandra jatuh bersimpuh, dengan darah Jeno yang hampir mengering di telapak tangannya.
Rasanya benar-benar sakit..
Jeffandra tak sanggup menahan tangisnya.
Lagi-lagi Jeffandra menangis.. Dan itu karena putranya-Jevano Fabian Agnabrita.
🌱🌱🌱🌱🌱🌱
Jeffandra ingat jelas saat putranya masih berada di dalam kandungan sang istri, ia sudah berangan-angan untuk mencurahkan segala kasih sayang untuk putra kesayangannya itu.
Ia membayangkan menua dengan perasaan bangga, juga bahagia melihat anak dan cucunya yang merawatnya dengan baik, juga mencintainya setulus hati.
Masa depan Jeno benar-benar ia pikirkan matang-matang. Ia ingin anaknya melanjutkan usaha Jonathan-ayah Jeffandra hingga ke garis keturunan selanjutnya, membuatnya bangga dengan segala pencapaian lelaki itu.
Namun Jeffandra sedikit ragu..
Melihat kondisi Jeno yang semakin menurun, ia jadi takut..
Ia takut putranya akan pergi meninggalkannya, bahkan sebelum menikah, sebelum memberi Jeffandra cucu-cucu yang lucu.
Kini Jeffandra hanya dapat memandangi putranya dari kaca kecil ruangan ICU, dengan perasaan teraduk, antara sedih, takut, bingung, khawatir, dan lainnya.
Ia bahkan belum mencuci tangannya yang dipenuhi oleh darah putranya.
Tak jauh dari tempatnya berdiri, Dokter Theo, Jovian, Nares, dan juga Haelga berjalan tergesa-gesa menghampirinya. Orang-orang itu juga tampak khawatir. Takut sesuatu yang buruk terjadi pada Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side Of Humanity (Lee Jeno) [TAMAT]
FanfictionJevano Fabian Agnabrita, anak tunggal dari pasangan suami-istri kaya raya yang terkenal dengan kekayaan melimpah yang memiliki sifat periang dan sedikit keras kepala, mendadak berubah sejak sang ibu-Alina Grania Cassandra meninggal dunia. Setiap...