Chapter 6

492 40 0
                                    

Malam ini Jeffandra memutuskan untuk menemui putranya terlebih dahulu, niatnya ia ingin membicarakan keputusannya untuk menikah dengan Davira yang sudah ia rencanakan sejak jauh-jauh hari. Pria itu kini sudah berada di depan kamar Jeno. Ia sedang memikirkan kata pertama yang akan ia katakan pada putra semata wayangnya itu.

Saat Jeffandra hendak menyentuh knop pintu, ia tak sengaja mendengar samar-samar suara isakan Jeno dari dalam kamar. Tangannya yang telah terangkat kini ia urungkan untuk membuka pintu kamar tersebut. Ia mendekat ke pintu kamar Jeno dan mulai menguping.

"Bunda.. Hiks... Jeno nggak mau nerima orang lain buat gantiin posisi bunda.. Jeno nggak ikhlas.. Bunda Jeno cuma satu.. Bunda Jeno cuma Bunda Alina.. "

Mendengar ucapan Jeno di sela-sela isakannya, Jeffandra mengurungkan niatnya untuk membahas Davira. Ia merasa bahwa ini bukanlah waktu yang tepat untuk membicarakan hal tersebut mengingat perasaan Jeno yang masih labil.

Ayah rasa ini bukan waktunya membicarakan ini.. Ayah takut kamu semakin menjauhi ayah karena masalah ini, Jeno...

🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

Flashback On

Tahun 2008

Malam ini adalah malam yang tak dihiasi keindahan bintang-bintang. Hujan mengguyur deras kawasan Kota Bandung dan sekitarnya, membuat hawa dingin seakan menyeruak sampai menembus ke tulang-belulang.

Di dalam ruang tamu rumah mewah yang terletak di kompleks perumahan elite, wanita cantik dengan perut yang membesar tengah sibuk merajut pakaian mungil untuk calon buah hatinya. Ia melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 10 malam namun sang suami tak kunjung pulang dari kantornya.

*ilustrasi ruang tamu keluarga Agnabrita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*ilustrasi ruang tamu keluarga Agnabrita

Alina-wanita tersebut menghembuskan nafasnya berat. Ia meletakkan peralatan merajutnya ke atas meja lalu perhatiannya beralih ke perut besarnya yang menunjukkan kalau usia kandungannya sudah memasuki trimester akhir.

Senyum Alina tertarik. Ia mengelus perutnya perlahan. "Anak bunda yang sabar ya.. Bunda tau kalau baby udah ngantuk banget.. Tapi kita harus nungguin ayah pulang dulu. Okey? " Ucapnya dengan suara halusnya.

Alina memang sudah sering menunggu Jeffandra-suaminya pulang sampai selarut ini. Meski Jeffandra sudah memintanya untuk tidak menunggu pria itu pulang, namun yang namanya Alina pasti tidak akan menurut begitu saja.

Tak lama kemudian, pria yang ia tunggu akhirnya datang. Alina langsung bangkit dari duduknya lalu menghampiri sang suami. "Akhirnya mas pulang.. "

"Kamu nungguin aku lagi, Lin? " Jeffandra terkejut. "Bukannya aku udah bilang buat tidur duluan? "

"Aku nggak bisa tidur, mas.. Lagian baby kita mau bobo bareng ayahnya. " Balas Alina mambuat Jeffandra menghela nafasnya pasrah.

The Other Side Of Humanity (Lee Jeno) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang