Chapter 17

324 24 3
                                    

Seharian ini Jeffandra melupakan segala pekerjaannya dan lebih memilih untuk menunggu Jeno bangun. Pria itu bahkan lupa mengurus dirinya sendiri, matanya tampak cekung karena tidurnya tak teratur, pakaiannya agak kusut, bibirnya pun kering.

Jeffandra benar-benar mencintai putranya lebih dari dirinya sendiri.

Ceklek..

Pintu ruang rawat Jeno terbuka. Seorang wanita melangkahkan kakinya masuk namun Jeffandra masih tak menyadari keberadaan wanita tersebut. Pria itu terdiam, memandangi wajah damai putranya yang dihalangi oleh masker oksigen yang membantunya bernafas.

Wanita itu meletakkan sebungkus makanan yang ia bawa ke atas meja. Ia menghampiri Jeffandra, lalu membuka suara. "Mas Jeff.. "

Jeffandra menoleh. Ia tampak sedikit terkejut melihat keberadaan Davira yang tiba-tiba. "Davira? "

Davira tersenyum miris. Keadaan Jeffandra benar-benar terlihat menyedihkan. Ia sendiri hampir tak menyadari bahwa pria di hadapannya saat ini adalah Jeffandra yang terkenal sangat rapi, yang ternyata kini tampak jauh dari kata rapi.

"Aku bawain mas makanan.. Sekalian mau jenguk Jeno.. " Ucap Davira sedikit gugup. "Aku tahu,.. Mas pasti akan ngelupain kesehatan mas karena terlalu mikirin Jeno.. " Ia mengalihkan pandangannya ke Jeno. Ia juga pernah dalam keadaan hancur seperti ini. Ia pernah kehilangan seorang putra yang benar-benar ia sayangi, akibat penyakit kronis yang dulu diderita putra tunggalnya itu.

Dan ternyata, ia menemukan Jeno, anak kekasihnya yang memiliki paras hampir mirip seperti mendiang putranya, Eric.

Davira mengelus dahi Jeno secara lembut. "Mas makan dulu, ya? Kasian Jeno nanti kalau harus liat ayahnya dalam keadaan kacau gini.. " Ucapnya pada Jeffandra.

🌱🌱🌱🌱🌱🌱

Saat ini Jeffandra dan Davira sedang berjalan mengelilingi taman rumah sakit. Kedua orang itu terlihat gugup, karena sudah lama mereka tak berduaan seperti ini.

"Dulu, aku juga pernah ngerasain apa yang mas alami saat ini.. Pasti mas takut Jeno kenapa-kenapa, ya?"

Jeffandra tak menjawab. Ia hanya menghembuskan nafasnya panjang.

"Aku yakin, Jeno pasti sembuh.. Semangatnya buat sembuh itu luar biasa.. Dia nggak mungkin tega buat ninggalin mas.. " Davira berusaha menguatkan Jeffandra yang rapuh. Ia yakin sekarang kepala Jeffandra sangatlah berisik. Ia pikir, dengan mengajak Jeffandra bicara, ia bisa mengalihkan segala pikiran buruk dari kepala pria itu.

"Ra.. " Setelah sekian lama terdiam, Jeffandra akhirnya membuka suara.

"Kenapa, mas? " Tanya Davira.

Jeffandra menatap lekat mata beriris cokelat milik Davira. Bibirnya perlahan mengulas senyum tipis, yang mampu membuat Davira terhipnotis ketika melihatnya.

Cup..

Grepp!

Jeffandra memeluk Davira erat, membuat mata Davira melebar terkejut.

"M-mas Jeff.. "

"Biarkan sebentar aja, Ra.. Aku rindu.. Aku butuh pelukan ini sebentar aja.. "

Davira membalas pelukan Jeffandra ragu-ragu. Setelah beberapa saat, ia merasakan bahunya yang dijadikan tumpuan dagu Jeffandra terasa basah. Sepertinya Jeffandra menangis, menumpahkan segala keluh kesahnya di bahu sempit itu.

"Aku ada di sini, mas.. Jangan sedih.. "

🌱🌱🌱🌱🌱🌱

Jeffandra berjalan tergesa-gesa begitu mendapat kabar dari perawat bahwa Jeno telah sadar. Pria itu benar-benar senang karena putranya tidak meninggalkan dirinya kali ini.

The Other Side Of Humanity (Lee Jeno) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang