Chapter 7

354 30 0
                                    

Jeno terus mengepalkan tangannya hingga memasuki mobil. Wajahnya memerah, matanya berkaca-kaca. Pak Joko sampai kebingungan dengan tuan mudanya ini.

"Den, kok bentar banget? Katanya mau ngobrol lama sama Tuan besar? " Tanya Pak Joko penasaran.

Jeno tak menjawab.

Menyadari perubahan mood tuannya, Pak Joko akhirnya tidak bertanya lagi kepada Jeno. Pria paruh baya itu memastikan Jeno sudah memakai sabuk pengamannya lalu melajukan mobil mewah tersebut menuju kediaman Agnabrita.

Jeno pikir ayah bakal selesaiin hubungan ayah sama perempuan itu.. Tapi nyatanya enggak...

Jeno kecewa sama ayah..

Jeno benci ayah..

Jeno juga benci perempuan itu....

🌱🌱🌱🌱🌱🌱

"Pak, ini laporan keuangan perusahaan kita bulan ini". Seorang wanita yang merupakan salah satu karyawan di perusahaan Jeffandra memberikan sebuah berkas ke pria berjas abu-abu itu. Jeffandra menerimanya lalu membuka berkas tersebut, melihat angka perkembangan keuangannya yang meningkat pesat.

"Pak.. Tadi saya liat anak anda berdiri di depan ruangan anda lama banget. Tadi niatnya mau saya ajak masuk tapi waktu saya mau datangin, dia pergi duluan". Ucap wanita tersebut membuat Jeffandra mengernyit.

Kenapa Jeno datang ke sini? Batin Jeffandra.

" Kamu boleh keluar". Setelah mengatakan kalimat tersebut, wanita pegawainya pun pamit untuk pergi dari ruangannya.

Jeffandra meraih ponselnya yang terletak di atas meja. Ia mengirim pesan pada putranya itu.

Me (Jeffandra) :
Ayah dengar kamu tadi abis dateng ke kantor ayah.

Me (Jeffandra) :
Ada apa? Jeno mau ngomong apa sama ayah?

Me (Jeffandra) :
Nanti ayah pulang awal.

Me (Jeffandra) :
Ayah mau ngobrol sama Jeno.

Jeffandra meletakkan kembali ponselnya lalu menghembuskan nafasnya berat. Ia ingin segera berbaikan dengan putranya.

🌱🌱🌱🌱🌱🌱

Jeno membanting ponselnya ke atas kasur dengan cukup keras. Ia sudah membaca pesan ayahnya, namun ia malas membalas pesan tersebut.

Ayah masih bersikap seakan nggak terjadi apa-apa..

Padahal ayah yang salah..

Kenapa ayah nyembunyiin ini dari Jeno?

Apa ayah udah nggak ada rasa sayang sama bunda lagi?

Apa ayah udah ngelupain bunda gitu aja?

Jeno mendecak sendiri. Ia mengacak rambut frustasi.

Di saat seperti itu, darah tiba-tiba mengalir dari hidung Jeno. Lelaki itu mengumpat dalam hati lalu beranjak dan pergi ke kamar mandi yang terletak di kamarnya.

"Aishh... Kenapa lagi sih, gue?? " Jeno kesal. Akhir-akhir ini ia seringkali mengalami mimisan dan kepalanya terasa pusing tak berujung. Meski ia sudah meminum obat penghilang pusing, ia masih sering mengalaminya. Bahkan ia pernah tiba-tiba merasa sesak nafas jika ia melakukan aktivitas yang membuatnya lelah.

Namun Jeno tak memberitahu siapapun terkait kondisinya. Ia rasa ini hanya hal kecil. Ia tidak perlu terlalu memikirkannya.

Jeno berpegangan pada wastafel di hadapannya. Tubuhnya terasa lemas. Ia memandang pantulan wajahnya dalam cermin di ruangan itu. Wajahnya tampak pucat.

The Other Side Of Humanity (Lee Jeno) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang