Ini sudah 6 tahun sejak kematian Jeno. Banyak hal yang berubah dalam kehidupan Jeffandra dan Davira. Mereka saat ini sibuk merawat dua malaikat kecil yang telah memasuki kehidupan mereka setelah hampir setahun kematian Jeno.
Ya, Davira melahirkan dua anak laki-laki kembar non identik yang sangat lucu. Ia dan Jeffandra memberi nama kedua anak mereka itu Jaevano dan Jaerga. Saat pertama kali mereka menimang tubuh mungil dua anak itu, mereka langsung menyadari bahwa anak mereka benar-benar mirip dengan mendiang Jeno dan Eric.
Entah itu memang perasaan mereka semata atau kenyataan, Jaevano dan Jaerga benar-benar tumbuh seperti Jeno dan Eric. Dari tampang, hingga perilaku.
Yang membuat Jeffandra dan Davira lega adalah Jaevano dan Jaerga tumbuh sehat. Tak ada penyakit bawaan yang suatu saat bisa menyakiti kedua malaikat kecil itu.
Mungkin ini cara Tuhan untuk menyembuhkan luka sepasang suami-istri itu. Mereka benar-benar bahagia dengan kehadiran dua anak yang mengubah kehidupan mereka.
Hari ini adalah hari minggu. Hari di mana segala kegiatan belajar-mengajar diliburkan. Kedua putra Jeffandra dan Davira terlihat berlarian ria di ruang tamu rumah luas itu, dengan tawa yang menghiasi rumah tersebut.
"Wleee!! Nono yang menang! Hahaa!! " Jaevano menjulurkan lidahnya ke arah adik kembarnya yang kini cemberut, kalah adu kecepatan berlari darinya.
"Ih! Nono curang tadi! Jaejae tadi sempet jatuh kesandung kaki Nono!! " Balas Jaerga tak Terima.
"Salah kamu sendiri lelet! Mangkannya, jadi anak laki-laki tuh jangan cengeng! " Ejek Jaevano.
"Tau ah! Jaejae kesel sama Nono! Jaejae ke mama ajah! " Jaerga berlari menghampiri sang ibu yang tengah menyiapkan makan siang di ruang makan bersama Bi Hastuti. Anak itu mengadu, dengan wajah cemberut yang membuat Davira gemas dengannya.
"Nono ngeselin, ma! Jaejae nggak mau main sama Nono lagi! "
"Kenapa emangnya sayang? Kamu dijahilin Nono lagi? " Tanya Davira.
"Iya! Nono jahat! " Balas Jaerga menggebu-gebu.
"Huu! Tukang ngadu! Tukang ngadu! Dasar anak mama! Manja aja kerjaannya! " Ejek Jaevano. Sebenarnya anak itu sedikit cemburu karena Davira lebih dekat dengan Jaerga daripada dirinya. Setiap ia menjahili saudara kembarnya itu, Davira akan selalu membela Jaerga, membuat Jaevano semakin kesal dengan Jaerga.
Wajar kan, bagi anak kecil seperti Jaevano yang namanya iri?
"No, nggak boleh jailin Jaejae terus.. Kamu kan kakaknya, harusnya kalian saling menyayangi, bukan berantem terus.. " Tutur Davira lembut.
"Tau ah! Mama selalu belain Jaejae! Nono nggak pernah sekali aja dibelain! Nono kesel! Mau balik kamar aja! " Jaevano berlari menaiki tangga, pergi begitu saja ke kamarnya.
Davira menggelengkan kepalanya pelan. "Jae, nanti minta maaf ke Nono ya? "
"Loh? Kok Jaejae yang minta maaf? " Jaerga mengernyit heran.
"Daripada dia ngambek nggak mau makan lagi, loh.. "
"Hmmm.. Iya deh, Jaejae nanti minta maaf ke Nono.. "
"Pinter anak mama.. " Davira mengecup pipi gembul Jaerga.
🌱🌱🌱🌱🌱🌱
"Ayah kapan pulang? Nono mau ketemu ayah.. Nono kangen ayah.. " Tanya Jaevano pada sang ayah begitu panggilan video telah tersambung.
"Sore ini sayang.. Kenapa emangnya? " Balas Jeffandra. Pria itu tampak masih sibuk di kantornya, tapi lebih memilih menjawab video call dari putra kecilnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side Of Humanity (Lee Jeno) [TAMAT]
FanficJevano Fabian Agnabrita, anak tunggal dari pasangan suami-istri kaya raya yang terkenal dengan kekayaan melimpah yang memiliki sifat periang dan sedikit keras kepala, mendadak berubah sejak sang ibu-Alina Grania Cassandra meninggal dunia. Setiap...