Waktu menunjukan pukul sepuluh malam. Kini Zalya telah tiba tepat di depan rumahnya, yang pulang mengendarai mobil bersama dengan Roy. Zalya membuang nafas gusar, berharap dirinya tidak mendapatkan teguran dari kedua orangtuanya karena pulang terlalu larut, akibat dari momen kebersamaan yang membuatnya lupa akan waktu.
Tak berani untuk masuk ke dalam rumah sendirian, lantas gadis itu menarik lengan milik Roy dan mengajaknya ikut masuk ke dalam rumah dengan paksa. Berharap tidak ada omelan bertenaga nuklir yang keluar dari mulut Fania. Yang ditakutkan pun muncul, lantas dengan cepat Zalya menutup kedua telinga dengan tangannya.
Tidak ada sedikit pun amarah yang dilontarkan Fania untuknya. Justru sebaliknya, wanita itu nampak ramah serta lembut menyambut kedatangan Zalya dengan Roy yang berdiri di belakang gadis itu.
Hal itu membuat kedua remaja tersebut seketika saling pandang. Ditambah dengan ruangan di dalam rumahnya sudah dibaluti dekorasi berwarna putih dengan banyaknya bunga yang menghiasinya. Hal yang membuat gadis itu seketika terkaget adalah, ketika dirinya membaca tulisan yang terpajang di tengah bingkai bunga yang terpajang di dinding. Nama yang bertuliskan 'Zalya Queenazwa & Gino Zohandra'.
"Terimakasih, Roy, telah mengantarkan Zalya pulang! Dan kamu, Zalya, cepatlah tidur dan beristirahat, karena besok adalah hari pernikahan kamu!" ucap Fania yang tentu membuat Kedua remaja tersebut sontak kaget.
"Jika Zalya nikah diusianya yang masih belia, bagaimana dengan sekolahnya, Tan? Dan pendidikan sangatlah berpengaruh untuk masa depan juga pekerjaannya suatu saat nanti!" tukas Roy yang sama kagetnya seperti gadis yang kini masih terdiam mematung.
"Keputusan kami sudah bulat, dan seseorang yang tidak tau apa masalahnya, jangan pernah berkomentar apa pun!" timpal Fania.
Tentu membuat Roy terdiam, kala Fania benar-benar mengucapkan hal tersebut begitu tegasnya. Sungguh, benar-benar tidak ada jalan keluar bagi gadis yang kini masih berdiri mematung. Semua keputusan yang telah dipersiapkan, nampaknya tidak ada yang bisa membatalkan acara yang akan berlangsung esok hari.
Pikiran Zalya benar-benar kalang kabut, kenapa keputusan Fania begitu terlaksana secara serentak. Zalya menepis air matanya yang kemudian melenggang pergi menaiki anakan tangga yang menuju kamarnya, dengan segera mengunci pintu kamar, hanya untuk lebih leluasa dalam mengeluarkan tangisan pedih tanpa suara.
Sementara Roy, lelaki itu masih berdiri di ambang pintu utama dengan Fania yang nampak menetralkan dirinya agar tidak terbawa dalam luapan emosional. Lantas Roy memberanikan diri untuk bertanya mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada Zalya.
"Kenapa harus secepat ini, Tan! Masalah sebesar apa yang menimpa Zalya?" tanya Roy begitu hati-hati.
Fania hanya membuang nafas gusar. Ia juga tidak ingin menikahkan putri tunggalnya di bawah umur, bahkan pendidikan Zalya pun terpaksa harus berhenti di tengah jalan karena hal tersebut. "Semuanya begitu rumit, Roy, semuanya dilakukan dengan terpaksa, Tante gak bisa menjelaskan semuanya sekarang!" jawab Fania.
Mendengar itu, Roy hanya bisa mengangguk singkat, yang kemudian pamit untuk pulang. Karena memang benar, keputusan Fania sudah bulat, dan pelaksanaan hanya tinggal menghitung jam untuk menunggu hari esok.
"Apa Mama yakin dengan semua ini?" tanya Rudi yang kini menghampiri Fania setelah menutup pintu kala Roy kembali ke rumahnya.
"Iya, Yah, hanya itu satu-satunya cara agar putri kita ada yang melindungi, itu mencegah Zalya untuk keluyuran sendirian dan berakhir hilang misterius seperti sebelumnya!" jawab Fania.
Bahkan, Rudi pun tidak tahu mengenai alasan pasti mengenai Fania yang dengan tiba-tiba menjodohkan Zalya sehingga pernikahannya akan berlangsung besok. Yang diketahui Rudi hanyalah kekhawatiran atas semua yang telah menimpa putri mereka seperti sebelumnya. Karena, jika Rudi diberitahukan mengenai alasan yang sebenarnya, Rudi akan membantahnya, karena Rudi sama sekali tidak akan mempercayai apa yang telah terjadi sebenarnya. Mencakup leluhur, perjanjian masa lalu, hingga amanah besar yang diberikan kepada Zalya. Semua akan dianggap kurang masuk akal oleh Rudi yang menganggap semua keanehan mistik hanyalah dongeng belaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELLEZALYA
FantasyTerlahir sebagai indigo kerap kali membuatnya merasa lelah untuk hidup yang dihadapkan berbagai pemandangan menyeramkan ditiap sorot matanya. Diberi amanah yang besar dari leluhurnya yang tak lain adalah PRABUSARYA, seorang raja dari kerajaan Cahya...