Suasana pagi di kediaman Rudiansyah, seperti biasa, mereka mengawalinya dengan sarapan bersama sebelum melakukan aktivitasnya masing-masing. Rudi nampak mengambil sepiring nasi goreng, tapi tidak dengan Zalya, gadis itu menelan salivanya, memperhatikan ayahnya yang tengah makan.
Fania datang menghidangkan sosis bakar dengan roti lapis untuk Zalya, mengingat gadis itu sama sekali tidak terlalu menyukai nasi. Berbeda dari orang-orang pada umumnya, yang menjadikan nasi sebagai makanan pokoknya.
"Kalo Ayah, bakso saja pake nasi," ucap Fania, menggoda suaminya.
"Kalo gak pake nasi, berasa ada yang kurang," pekik Rudi.
"Zalya!" panggil seseorang dari luar, memecahkan topik keluarga kecil di atas meja makan. Suara yang tidak asing bagi mereka. Lantas gadis itu segera berjalan ke arah sumber suara, dan benar saja, Roy tengah menunggunya seperti biasa. Zalya segera membuka pintu dan berjalan mendekati Roy.
"Duluan saja, nanti aku dijemput sama Aditya," ucap Zalya.
"Gak, gue akan tetep di sini, jagain lo," tegas Roy yang masih duduk di atas motornya.
"Inget Clara, Roy, aku gak mau terlibat dalam masalah hubungan kalian nanti," tegas Zalya, gadis itu berdiri masam di depan sahabat masa kecilnya tersebut.
"Lalu, siapa yang akan jagain lo, Lya," timpal Roy, yang kini mensejajarkan tubuhnya, dengan gadis di hadapannya.
"Kamu gak perlu khawatir soal itu, aku bisa jaga diri aku sendiri," jawab Zalya. Lantas membuat Roy memalingkan pandangannya sejenak, kemudian tersenyum miring, menatap tajam gadis di hadapannya.
"Lo bilang bisa jaga diri lo sendiri, gue tinggal seharian aja, mahkota lo, udah kotor ... gimana kalo nanti gue tinggalin lo berhari-hari, mungkin mahkota lo bakalan jatuh," pekik Roy, dan seketika membuat Zalya mengernyitkan dahinya— berusaha mencerna ucapan lelaki di hadapannya.
"Memang sulit di percaya, tapi gue lihat dengan mata gue sendiri, kejadian kemarin sore, gue gak nyangka, Lya," ucap Roy. Namun, Zalya tetap terdiam. Pandangannya masih bertatapan dengan lelaki di hadapannya.
Roy mendekatkan bibirnya pada telinga si gadis dan mulai berbisik. "Lo ciuman, kan, sama Aditya," bisik Roy, yang seketika membuat Zalya terbelalak. Itu mungkin hal memalukan yang pernah Zalya alami, apabila Roy benar-benar menyaksikannya.
"Bagaimana paniknya gue karena takut membuat lo kecewa, secepat mungkin gue datang ke sini hanya untuk membantu lo menerjemahkan buku itu, tapi ... justru lo yang bikin gue kecewa, gadis yang gue jaga dari TK, nyatanya sudah kotor hanya karena gue gak ada di sisi lo saat itu!" ucap Roy penuh emosional.
"Itu bukan urusan kamu, aku tau Roy, kamu adalah pacarnya Clara, bahkan kalian sudah sebulan lebih menjalin hubungan, tanpa sepengetahuanku. Lantas, mengapa saat itu, kamu pernah mengungkapkan perasaan kamu ke aku ... apa itu yang dinamakan cowok setia?" umpat Zalya yang kali ini berhasil membuat si lelaki bermata elang, terdiam.
Di tengah perdebatan, seseorang dengan motor hitam berhenti sempurna di hadapan mereka. Benar, dialah Aditya yang Zalya tunggu sejak tadi. Datang menjemputnya untuk berangkat ke sekolah. Senyuman lebar terlukis jelas di wajah gadis bersurai hitam, menyambut kedatangan lelaki yang mampu membuat hatinya luluh.
Emosi Roy semakin memuncak, kala seseorang yang dibencinya ada di hadapannya saat ini. Gadis itu sekali lagi meminta Roy untuk berangkat terlebih dahulu, menjemput Clara. Namun, Roy bersikeras untuk ada di sana, menjaga Zalya dari lelaki seleb seperti Aditya.
Zalya tidak bisa memaksanya, tapi ketika Clara marah padanya, itu sama sekali bukan urusannya. Lantas Zalya mengambil tasnya, dan berangkat dengan Aditya. Disusul Roy dari belakang dengan netra yang memperhatikan gerak-gerik dua remaja di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELLEZALYA
FantasíaTerlahir sebagai indigo kerap kali membuatnya merasa lelah untuk hidup yang dihadapkan berbagai pemandangan menyeramkan ditiap sorot matanya. Diberi amanah yang besar dari leluhurnya yang tak lain adalah PRABUSARYA, seorang raja dari kerajaan Cahya...