Dua orang gadis yang selalu tidur larut karena harus bekerja paruh waktu sampai malam
Empat orang gadis yang mendapat pengalaman tinggal di desa Daekrahm
Mereka yang berupaya membantu satu sama lain, agar pertemanan mereka semakin erat
🎗🎗🎗
"Navin, bangun, bangun" bersamaan dengan ia membuka mata, seseorang gadis bersurai cokelat membuka lebar lebar gorden jendela. Membuat sinar matahari menyelinap masuk ke dalam ruangan
Navin, Nikhi, Elen dan Brunella mengerjapkan mata silau saat melihatnya
"Kalian mau sekolah hari ini?" Tanya Callie saat melihat keempatnya mengubah posisi menjadi duduk
"Tentu, kenapa tidak? Kau menanyakan itu apa ada yang salah?" Elen menatapnya bingung
"B-bukan begitu Len. Masalahnya.." Callie melirik sekilas ke arah dinding "coba kalian semua lihat itu" dagunya mengedik ke arah jam dinding yang tergantung
Seketika mata keempat gadis Eastfox itu membelalak saat melihat jarum jam yang menunjukan pukul 07.30 wib
"Bel masuk jam pelajaran pertama pukul 07.30 kan?" Callie menatapnya ragu
"Kita semua sudah terlambat, belum lagi perjalanan dari sini ke kota Warlington memakan waktu 30 menit. Itu pun, belum juga bis yang ingin kita tumpangi akan lewat, mengingat bis Saeville yang datang ke halte tiga pada pukul 06.50 wib" celetuk Karalyn di atas sofa
"Bagaimana ini? Kalau tidak memberi tahu kabar bahwa hari ini kita tidak masuk, bisa bisa kita di catat bolos oleh guru mata pelajaran dan pastinya kita akan diberikan hukuman saat kita masuk sekolah nanti" Nikhi berujar cemas
"Apa boleh mengirim izin melalui pesan dari ponsel?" Tanya Callie, gadis itu juga ikut bingung
Navin menggeleng tegas "tidak bisa, bisa di kira bohong nanti dan tidak sopan. Saeville menerapkan peraturan itu"
Callie menganga "keras sekali peraturan sekolah menengah atas elit itu"
"Di kota sudah pasti sekolahnya menjunjung tinggi kedisiplinan dan peraturan keras, tak banyak pelajar yang berani melanggar peraturan itu selama dia berstatus sebagai pelajar Saeville" sahut Karalyn
Brunella menyipitkan matanya "memangnya di sekolah kalian yang dulu tidak seperti ini peraturannya?"
Callie menggeleng pelan "tidak, sebelumnya kami bersekolah di desa dan sekolah tempat kami dahulu tidak termasuk sekolah menengah atas dengan jajaran sekolah elit. Jadi aturannya pun, tidak sekeras dan seketat Saeville"
"Begitukah? Lalu.. setelah ini kami harus apa?" Nikhi menatap mereka satu persatu
"Jalan satu satunya adalah... mengirim surat kepada masing masing guru mata pelajaran" Navin menatap kelima gadis di hadapannya secara bergantian
"Caranya?" Dahi Brunella berkerut bingung
"Pakai surat pos, di desa ini ada kan?"
"Ada, di depan rumahku. Setiap rumah memilikinya masing masing, kalian pergi lah ke kamar mandi. Urusan itu biar aku dan Karalyn yang urus" ucapnya menghiraukan ekspresi Karalyn yang bersungut sungut menatap Callie
Navin, Nikhi, Elen dan Brunella mengangguk mengiyakan sang pemilik rumah. Mereka pun pergi ke kamar mandi, yang pastinya sudah di beritahukan oleh Callie letaknya
"Karalyn, dimana Callie?" Keempat gadis itu hendak menghampiri Callie yang berada di ruang tamu, tapi sang pemilik tidak berada di tempat
Karalyn menatap mereka satu persatu "Kalian sudah selesai? Llie menunggu kalian di halaman belakang. Dia bilang kalian harus ke sana setelah ini"
Nikhi mengangguk "kau sendiri hendak apa Karalyn?" Tanyanya melihat Karalyn yang hendak berjalan menuju ruang dapur
"Aku? Aku hendak mengambil sebuah panggangan di dapur. Di titah Llie" setelah mengatakan hal itu, gadis bersurai cokelat tadi langsung melangkahkan kaki menuju dapur
"Ayo lah hampiri Callie, dia pasti sedang menunggu kita" Brunella berceletuk
"Kalian! Sini, cepat! Bantu aku" Callie mengibaskan tangannya menyuruh keempat gadis Eastfox itu untuk segera menghampirinya
"Kau sedang apa, Callie?"
"Hendak memanggang roti, aku lapar. Pasti kalian semua juga lapar kan? Aku hanya ada ini yang tersisa di rumah, inginnya sih membeli bubur di dekat rumahku. Tapi ternyata sudah habis" sahutnya sembari mengoleskan margarin pada roti
"Llie! Ini panggangannya!"
"Oh ya! Bawa kemari, aku memerlukannya sekarang!" Callie menatap Karalyn yang menghampirinya dengan tangan memegang sebuah panggangan "lama sekali kau!"
"Pangganganmu berdebu, maka dari itu aku membersihkannya sebentar" Karalyn mendengus malas
"Oh? Ya sudah" Callie mulai memanggang roti yang sudah ia poles margarin, tatapannya beralih menatap keempat gadis Eastfox yang diam "Kalian juga mau membantuku kan?"
Brunella mengangguk cepat "Iya, kami mau"
Callie mengangguk senang "Kalian semua oles margarin pada roti yang hendak di bakar ya" ucapnya pada Navin dan Nikhi "Kalian oles selai pada roti yang sudah matang. Aku akan membolak balikkan roti selagi di panggang" tatapannya beralih menatap Elen dan Brunella
08.40 wib
Setelah selesai kegiatan memanggang roti untuk mereka sarapan tadi, keenamnya pun berjalan menuju ruang tamu untuk menyantapnya
Bagi keempat gadis Eastfox itu sangat seru saat memanggang roti bersama Callie dan Karalyn. Ya, meskipun mereka semua melakukannya dengan rasa lapar yang meronta ronta
"Cepat makanlah. Kalian pasti sudah lapar kan?"
Keempatnya mengangguk cepat, lalu menyantap roti yang mereka panggang tadi. Rasa lapar itu terbayarkan saat mereka memakan roti itu
🎗🎗🎗
"Nah, sudah selesai" gadis bersurai biru dongker itu mengelap asal tangannya saat dirinya berhasil memasukkan sebuah surat pada pos surat yang berada di depan rumahnya
Tatapannya menatap senang pada kelima gadis yang sedang duduk di teras rumahnya dengan kegiatan mereka masing masing
"Suratnya sudah ku kirim ya! Sebentar lagi akan di ambil oleh petugas pos surat!" Ucapnya yang di angguki kelima gadis itu
Navin menatap kosong halaman depan rumah Callie yang sangat asri, ia tak menyangka mereka semua akan terlambat bangun untuk pergi ke sekolah dan berakhir sarapan di rumah Callie ini
"Sudah hampir siang Llie, setelah ini kita akan melakukan apa?" Karalyn menatap sepupunya yang mengambil duduk di sebelahnya itu
"Membeli makan siang, beberapa warung makan sudah buka"
10.00 wib
Keenam gadis itu sedang berjalan di sekitar jalan desa Daekrahm, mereka berencana akan membeli makan siang hari ini
"Kalian ingin makan apa?" Callie merogoh uang dalam dompetnya
"Apa saja yang penting enak dan bisa dimakan" sahut Karalyn
Callie mendengus kecil, lalu menatap keempat gadis Eastfox itu "Kalian?"
"Sama dengan kau saja"
"Oh? Baiklah. Kalian tunggu di sini ya? Aku masuk ke dalam untuk membeli"
Kelimanya hanya mengangguki ucapan Callie. Tatapan Karalyn beralih menatap empat gadis Eastfox "Kalian ada rencana ingin pulang dulu sebentar untuk mengambil baju?"
"Inginnya begitu.. mengingat sebentar lagi kita harus pergi ke kafe"
"Pergi saja ke rumah, ganti baju, seragam dan buku kalian ke desa Eastfox. Callie menyuruh kalian untuk menginap lagi di rumahnya malam ini"
Keempatnya saling tatap, bingung ingin menjawab apa
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Hilangnya Penduduk||Gfriend
غموض / إثارةMisteri Hilangnya Penduduk dimana satu desa menghilang dalam semalam, hanya tersisa 4 orang remaja yang tinggal di desa itu, kira kira kemana perginya satu penduduk yang termasuk orang tua dari 4 remaja yang tersisa di desa, mereka bertemu 2 orang g...