Daekrahm's second visit

12 3 0
                                    

Mereka yang berusah menjalankan rencana mereka untuk masa depan nanti

Dan mereka juga yang berencana untuk saling membahagiakan, membantu dan mendukung

Satu lagi.. Mereka yang ingin mengenal satu sama lain, apakah bisa?

🎗🎗🎗

Lyn sempat terdiam menatap Agra yang tersenyum tulus saat mengatakan hal itu, sebesar apapun rasa benci yang ia tunjukkan terang terangan pada sang ayah. Dia tidak pernah melihat Agra berbalik memarahinya atau berbalik membencinya

"Baik, Kalau begitu kami berdua pamit pulang dahulu ya, paman" keduanya mengangguk sopan, lalu berjalan menuju keluar kediaman Agra

"Mau langsung pulang?" Llie menatap Lyn yang mendadak lesu "untuk mengembalikan mood jelekmu"

"Maksudnya?" Lyn tidak mengerti

"Sejak keluar kediaman paman Agra, kau terlihat menjadi lesu, apa ingin berbalik lagi?"

Lyn mengerjapkan matanya, apa katanya? Berbalik lagi? Enak saja. Pergi ke kediaman Agra saja dengan setengah hati walaupun ia berniat akan mengunjunginya di lain waktu. Dan sekarang? Llie mengajaknya untuk berbalik lagi? Sungguh oknum yang berbaik hati

"Apa apaan kau, kembali lagi? Enak saja"

"Terus? Apa kita mau mengunjungi suatu tempat dahulu untuk membuat moodmu menjadi baik?"

"Inginnya sih ke suatu tempat yang sudah lama kita tidak kunjungi" Lyn mengetuk ngetuk dagunya

"Apa itu?"

"Ke kedai es krim?"

"Boleh"


22.00 wib

"Navin, lo mau?" Navin mengalihkan atensinya ke arah Brunella yang sedang menyodorkan makanan padanya

"Nanti, taruh saja dulu" lalu atensinya kembali menatap api unggun yang menyala di depannya

"Jangan lupa nanti kita ke Daekrahm" celetuk Elen

"Yo, mana mungkin lupa" Nikhi menyahuti dengan beberapa marshmallow yang ia makan menempel di bibirnya

"Di jemput mobil kepala desa nih" Elen dengan senang mengatakan hal itu

Keempat gadis Eastfox itu memilih berkumpul bersama di tengah lapangan desa di malam yang dingin ini

"Sudah lama tidak hujan ya?" Nikhi melirik bintang bintang yang bertaburan di langit langit malam, dengan mulut yang masih sibuk mengunyah marshmallow panggang

"Apa ini termasuk perubahan atas menghilangnya seluruh penduduk Eastfox?"  Elen menatap ketiga temannya

"Tidak semuanya, hanya tersisa kita berempat. Kalau lo lupa!" Brunella mendelik, bisa bisanya Elen melupakan mereka yang masih tersisa di desa ini

Sedangkan Navin hanya terdiam melihat ketiga temannya yang sedang berbincang itu, untuk sekedar menjawab pertanyaan pun. Lidahnya terasa kelu sekarang, di tambah mood nya malam ini mendadak gelisah dan cemas, padahal sebelum sebelumnya tidak

Ia jadi teringat, apa yang sedang di lakukan oleh keluarganya saat ini? Dan apa yang sedang di terjadi pada keluarganya saat ini? Navin tidak bisa menemukan jawaban untuk dua pertanyaan itu

Sebuah tangan lentik menyentuh pelan bahunya, membuat Navin menoleh. Brunella pelakunya

"Jangan terlalu banyak sedih dan di pikirkan, lo tidak sendiri Navin, jangan juga menghadapi semuanya sendirian jika lo tidak mampu. Anggap kami semua adalah keluarga lo juga, sehingga lo tidak akan merasa menghadapi masalah ini sendirian dan tidak merasa sendirian di desa ini"

Navin menatap Nikhi dan Elen yang juga tengah menatapnya. Senyuman tipis terpatri di wajah gadis itu

"Harapkan lah apa yang lo harapkan Navin. Dan yakin bahwa yang lo harapkan bukan sekedar harapan, tapi sebuah kenyataan yang lo dapat"


4 hari kemudian..

08.00 wib

Beep beep

Mobil milik kepala desa yang di tugaskan mengantar mereka ke desa Daekrahm pun sampai pagi ini, mobil ini dikirim oleh kepala desa guna agar keempat gadis itu tidak perlu menaiki angkutan umum menuju Daekrahm

"Sudah naik semua?" Sopir itu menoleh ke kursi belakang, yang mana keempat gadis Eastfox sudah naik

"Sudah pak"

Di sepanjang perjalanan menuju Daekrahm, hening, keempat gadis itu tidak ada yang berani bersuara ataupun malas bersuara. Untuk sekedar tanya bertanya, jawab menjawab

Sampai saatnya, mereka sampai ke tempat yang mereka tuju. Kediaman kepala desa Daekrahm

Sopir itu dengan cepat menginjak rem saat sudah memasuki kediaman kepala desa

Satu persatu gadis itu turun dari mobil, kedatangan mereka di sambut senyuman lega kepala desa "kalian sampai dengan selamat, mari duduk. Saya akan meminta pembantu untuk menyuguhkan kalian makanan dan minuman" ucapnya, yang membuat mereka tersenyum tidak enak

Tidak lama, sang kepala desa kembali dengan 4 buah kartu di pegangnya "sudah sarapan belum? Di makan makanannya"

Selagi keempat gadis itu memakan makanan yang ia suguhkan, lantas kepala desa memberikan kartu tanda penduduk mereka yang menjadi tujuan keempat gadis itu berada di rumahnya sekarang, kartu tanda penduduk itu sudah jadi

"Ini, kartu kalian sudah jadi. Saya sudah daftarkan kalian bekerja paruh waktu, tadinya saya ingin mendaftarkan kalian di empat kafe yang berbeda. Namun, melihat kalian bukan penduduk asli sini, akhirnya saya mendaftarkan kalian di dua kafe yang berbeda. Khawatir kalian merasa terlalu jauh jika saya mendaftarkan kalian di empat kafe yang berbeda"

"Terimakasih banyak" ucap Elen mewakili ketiganya

"Ya. Kalian boleh mulai bekerja lusa nanti, hari selasa"

"Baiklah pak, kami usahakan datang dan tidak melakukan hal yang mengecewakan di hari pertama"

"Iya, saya berharap itu"

"Ngomong ngomong... dua orang penduduk desa Daekrahm ini yang juga kehilangan keluarganya bersamaan dengan hilangnya keluarga kami, merupakan pelajar Saeville juga kan?"

"Benar, mereka berdua perempuan, semenjak keluarganya menghilang, mereka bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan sehari hari"

"Namanya?"

"Llie dan Lyn. Kalian pasti tahu siswi baru Saeville"

"Siswi baru di masing masing kelas kami ada dua orang. Yang satu bersurai biru dongker dengan nama lengkap Callie Eirian" ucap Brunella

"Satu lagi di kelas kami, bersurai cokelat. Dengan nama lengkap Karalyn Iliana, kedua duanya berasal dari desa ini" lanjut Navin

Kepala desa itu mengangguk cepat "Iya, itu Llie dan Lyn. Nama panggilan mereka di desa ini dan saya mendaftarkan kalian di tempat bekerja yang sama dengan mereka"

"Maksudnya?"

"Navin dan Nikhi saya daftarkan di tempat yang sama dengan Karalyn, sedangkan Brunella dan Elen di tempat yang sama dengan Callie"

Keempatnya mengangguk paham sekaligus mengetahui fakta tentang dua pelajar baru Saeville

"Kalian berteman dekat dengannya ya? Saya yakin keduanya juga perlu mempunyai teman seperti kalian. Mengingat kalian berempat mengalami nasib yang sama dengan mereka" kepala desa itu menatap penuh harap pada mereka, yang membuat empat gadis itu saling tatap

11.00 wib

Setelah cukup lama berada di kediaman kepala desa, mereka berempat pamit untuk kembali ke desa mereka. Tentunya di antarkan dengan sopir kepala desa

"Kami pamit ya pak"

"Ya! Hati hati di jalan ya!" Usai mengatakan itu, mobil yang di tumpangi empat gadis Eastfox melaju pergi keluar pekarangan kediaman kepala desa Daekrahm

Misteri Hilangnya Penduduk||GfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang