Keempat gadis yang mulai beradaptasi dengan tempat bekerja mereka sekaligus tempat yang pertama kali mereka kunjungi
Mereka yang berkumpul bersama sembari menatap sepinya larut malam dan merasakan ketenangan di malam yang sunyi
🎗🎗🎗
"Karena kejadiannya sudah 1 dekade yang lalu. Agak sulit untuk mengingatnya" gumam gadis itu
Elen dan Brunella terdiam menatap Callie yang berpikir keras mengenai peristiwa menghilangnya penduduk Daekrahm satu dekade lalu
"Ah, aku ingat! Saat itu kedua orang tua ku tidak ikut bergotong royong pada malam hari. Sebab ayah ku tertidur setelah baru saja sampai ke rumah 1 jam yang lalu, sedangkan ibu ku sibuk memasak di dapur. Aku sendiri saat itu sedang menjaga adikku sambil menonton televisi di ruang tamu. Maka dari itu, keluargaku tidak ikut menghilang pada malam itu"
"Begitu ya? Bagaimana.. dengan... keluarga teman mu itu?"
"Teman?" Callie menatap Elen bingung "teman mana yang mau maksud?"
"Gadis bersurai cokelat. Siapa... Karalyn!" Sahut Brunella
"Oh" Callie melengos, kembali menatap jendela kafe "Untuk cerita keluarganya, tanyakan saja padanya. Aku tidak seberani dan selancang itu untuk menceritakan tentangnya tanpa sepengetahuan darinya"
"Apakah temanmu itu sedikit sensitif jika membahas mengenai keluarganya?"
"Begitulah, seperti yang kalian duga"
"Kalian sepertinya dekat sedari kecil ya?"
"Benar. Dari lahir bahkan"
"Dekat sekali" celetuk Brunella
Callie yang mendengar itu tersenyum simpul "Sebenarnya kami berdua bukan teman. Melainkan saudara sepupu, Karalyn adalah sepupuku dari pihak bapak. Ayahku dengan ayah Karalyn adalah saudara kandung"
"Berarti... ayah Karalyn adalah paman mu?"
"Iya, paman Agra namanya. Kalian tahu kan? Yang kediamannya berada dekat dengan kediaman sang kepala desa Daekrahm?"
Elen dan Brunella saling tatap. Sepertinya dia pernah mendengar nama itu sewaktu berkunjung ke rumah kepala desa beberapa waktu lalu.
"Ah iya, kau benar. Kediamannya berada dekat dengan kediaman sang kepala desa"
Mereka berdua ingat, karena sewaktu berkunjung ke rumah kepala desa. Seorang pria paruh baya datang ke rumah kepala desa untuk memberi buah tangan
Tentu saja saat itu Elen dan Brunella mendengar pembicaraan keduanya yang berada di sampingnya. Telinga menangkap sang kepala desa yang memanggil pria paruh baya itu dengan panggilan Tuan Agra
"Ngomong ngomong.. yang di panggil tuan Agra oleh kepala desa?"
"Benar. Bukan hanya kepala desa, tetapi seluruh desa"
"Kenapa?"
"Hm... entahlah, tanyakan saja langsung pada Karalyn"
Ketiga gadis yang sedang berbincang itu menatap salah satu pengunjung yang berjalan memasuki kafe. Di saat itu juga Callie melirik jam dinding yang menunjukan pukul 7 malam
"Sudah waktunya kembali bekerja, ayo. Ada pelanggan yang datang" Callie bangkit dari tempat duduknya dan berjalan di ikuti Elen dan Brunella yang mengekorinya
22.30 wib
Karena hari mulai larut malam. Kafe tempat Karalyn, Navin dan Nikhi mulai sepi, kini ketiga gadis itu sedang membereskan kafe dan siap siap untuk menutup
"Ini beneran kita tutup sekarang?" Tanya Navin ragu
"Iya" sahut Karalyn tanpa sedikit pun mengalihkan atensinya dari meja yang sedang dia lap
"Apa tidak takut ada pelanggan yang datang tiba tiba?" Kini Nikhi ikut bertanya
Sontak Karalyn menoleh pintu masuk kafe "tidak. Karena penduduk di desa ini mulai sepi saat pukul 10 malam"
Navin mangut mangut. Ketiga gadis yang merupakan pekerja tersisa, membersihkan dan membereskan barang barang di kafe
Brakk
Kini ketiganya berada di depan kafe, karena pekerjaan mereka sudah selesai dan jam pulang bekerja paruh waktu adalah pukul setengah sebelas malam
Karalyn menguncinya usai menutup pintu masuk kafe, Navin dan Nikhi menatap lalu lalang yang sangat sepi
"Habis ini kita pergi kemana?" Nikhi menatap Karalyn yang mengantongi kunci di saku bajunya
"Kafe Cube 20, kita tunggu mereka pulang. Karena jadwal pulang bekerja paruh waktu di sana adalah pukul 11 malam. 30 menit lebih lambat dari kita" sahutnya sembari menatap jalanan di depan
Tidak lama, hanya membutuhkan sekitar kurang lebih 10 menit menuju Cube 20. Jarak dari D'essert menuju Cube 20 adalah 30 meter
Kedua gadis itu menatap Elen dam Brunella yang sedang membereskan barang barang kafe
"Kita duduk dulu di sini" Karalyn menepuk kursi pengunjung untuk Navin dan Nikhi duduk
"Kafe ini sudah tutup?"
"Seperti yang kau lihat di pintu masuk" Dagu Karalyn mengedik ke arah tulisan yang tertulis close tergantung di pintu masuk Cube 20
Setelah Karalyn berucap tadi, ketiganya terdiam dengan kegiatan masing masing. Mereka sama sama mengecek ponsel setelah hampir seharian tidak di sentuh
Brakk
Mendengar suara pintu di tutup. Ketiganya menoleh ke arah belakang mereka dan mendapati Callie yang sedang mengunci pintu dengan Elen dan Brunella yang berdiri di dekatnya
"Llie! Sudah selesai?"
"Sudah!" Teriak Llie dari tempatnya
Ceklek
Setelah selesai mengunci pintu, Callie dan kedua gadis tadi langsung menghampiri teman mereka yang menunggu di kursi pelanggan
Lantas, Callie pun ikut duduk di kursi pelanggan Cube 20 yang di ikuti dua gadis Eastfox
"Kalian sudah makan belum?" Tanyanya menatap Karalyn, Navin, Nikhi, Elen dan Brunella secara bergantian
Kelimanya sontak menggeleng sebagai jawaban. Callie yang melihat itu menghela napas lega "tidak sia sia aku mengambil makanan kafe yang masih tersisa. Ini, makanlah"
Callie meletakkan beberapa makanan yang ia ambil masak diam diam di kafe sebelum pulang tadi
"Kau mengambil makanan sisa?" Karalyn menatapnya heran
"Tentu saja bukan, aku tidak setega itu memberi kalian makanan sisa"
"Kalau bukan sisa, kau mendapatkannya darimana? Membelinya?"
"Cube 20 sedang ramai pengunjung semenjak sore hingga pukul 9 malam tadi, tentu saja aku tidak sempat membeli makanan. Aku memasaknya saat kalian sedang membereskan barang barang kafe tadi"
"Memang boleh oleh bos mu?"
"Terpaksa. Kau mau pulang dalam keadaan lapar? Mengingat semua kedai makanan, Kafe atau pusat yang menjual makanan akan tutup pada pukul 10 malam. Makanlah, aku tidak tega jika kalian semua pulang bekerja dalam keadaan lapar, maka dari itu aku diam diam memasak 6 mie instan untuk kalian" ucapnya sambil menyodorkan satu persatu mie pada kelima gadis di hadapannya
Keenam gadis itu mulai menyantap mie instan buatan Callie yang masih mengepulkan asap panas di tengah larut malam yang dingin ini
Sambil sesekali berbincang mengenai pekerjaan mereka tadi "Kafe mu ramai tadi, Lyn?"
"Ramai, seperti biasa. Kami sampai tidak sempat beristirahat hingga pukul 6 sore"
Callie mengangguk angguk "maklum ya, sebagian pengujung adalah pelajar yang baru saja pulang dari sekolah" lalu atensinya beralih menatap empat gadis Eastfox yang sedang makan dalam diam
"Kalian kembali ke desa kalian menggunakan apa? Berjalan kaki?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Hilangnya Penduduk||Gfriend
Bí ẩn / Giật gânMisteri Hilangnya Penduduk dimana satu desa menghilang dalam semalam, hanya tersisa 4 orang remaja yang tinggal di desa itu, kira kira kemana perginya satu penduduk yang termasuk orang tua dari 4 remaja yang tersisa di desa, mereka bertemu 2 orang g...