she know them?

14 4 0
                                    

Mereka yang berkumpul, bercanda tawa, menghibur satu sama lain

Mereka yang berencana akan tidur bersama secara bergantian di masing masing rumah mereka

Momen akan menjadi se indah itu bila bersama teman dekat

🎗🎗🎗

Sang kepala desa menatap penuh arti sampai mobil miliknya tak lagi nampak di hadapannya

30 menit perjalanan

Keempat gadis itu pun sampai di Eastfox, mereka beramai ramai turun untuk kembali ke rumah masing masing. Tapi sebelumnya, berpamitan dahulu dengan sopir yang sudah mengantar mereka

"Sudah turun semua kan?"

"Sudah pak. Terimakasih atas tumpangannya!"

"Hati hati di jalan pak!"

Sopir itu tak merespon, hanya mengangguk singkat lalu melajukan mobil milik sang majikan menuju kediamannya

"Mau pulang atau mau menginap?" Tanya Navin sesaat teman temannya masih menatap mobil kepala desa yang berjalan menuju jalur luar Eastfox

Yang ditanya justru saling pandang bingung, tidur di rumah sendirian tidak enak karena sepi. Menginap di rumah yang lain takut merepotkan. Itu yang berada di benak mereka masing masing, walaupun mereka sudah lama. Tetapi tetap, rasa tidak dan khawatir merepotkan masih melekat di benak mereka

"Menginap di rumah gue saja, mau gak? Kalian semua belum pernah menginap di rumah gue, semenjak kehilangan penduduk Eastfox"

"Iya, baru rumah Brunella doang nih" Elen mengangguk setuju

"Kita menginap ganti gantian mau gak? Malam ini di rumah gue. Besok besok di rumah Elen atau Navin"

"Gimana?" Tanya Elen. Navin dan Brunella saling tatap, lalu kembali menatap Elen yang menunggu jawabannya

"Boleh"

"Gue tunggu nanti malam ya!" Sahut Nikhi

"Sore menjelang malam" koreksi Brunella, Nikhi hanya terdiam bingung mendengar maksud Brunella itu

17.30 wib

"Nikhi!"

"Eh, sudah datang lo?" Nikhi menatap heran Brunella yang sudah datang di senja menjelang malam seperti ini. Bukankah teman temannya akan datang nanti malam sekitar pukul 7?

"Gue tahu lo suka tidak berani berada di rumah sendirian saat senja"

"Hah?"

Brunella tidak menjawab apa apa, ia mendudukan dirinya di teras rumah Nikhi. Pantas saja temannya ini tidak berani berada di rumah malam malam, pemadangan di depan rumahnya seperti hutan dengan pohon pohon yang lebat. Bukan rumah salah satu penduduk

Nikhi yang artinya mengerti ucapan Brunella pun akhirnya ikut duduk di sebelah Brunella

"Pemandangan depan rumah gue kalau malam memang seram"

Mereka berdua menatap langit langit sore yang mulai gelap, suara jangkrik yang berasal dari hutan depan rumah Nikhi pun mulai terdengar untuk memenuhi suasana malam yang sepi ini

18.00 wib

"Ayo masuk Nel. Gue tidak biasa berada di luar rumah saat menjelang malam" Brunella mengangguk, lalu keduanya berjalan memasuki rumah Nikhi

"Lo mau makan apa?"

"Yang tersedia saja"

"Kebetulan gue hendak memasak" suara tumisan terdengar dari arah dapur yang tidak jauh dari ruang tamu

Misteri Hilangnya Penduduk||GfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang