❝ Semesta menciptakan takdir untukku bisa bertemu denganmu. meskipun takdir ini terasa begitu menyakitkan, aku akan tetap mencintaimu, karena takdir sudah memilihku untuk terikat denganmu.❞
Bahasa, semi baku.
40 Chapter (on going)
Start : 02 July, 2...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❝ jauh di tengah malam itu akan menghampiriku, deja vu yang sudah lama menderita.❞
ㅡ Enhypen, Still monster
ㅡ ꗃ ⚚ ◑ ● ◐ ⚰ 🦇 ㅡ
Langit begitu gelap. suara guntur yang saling bersautan terdengar begitu menggema dan membuat binatang-binatang seperti burung mulai berhambur menyelamatkan diri mereka ke tempat yang aman menghindari hujan yang sebentar lagi akan segera turun.
Dan tepat di bawah awan menggumpal itu, sekumpulan orang tengah menatap tajam pada seorang gadis dengan kondisi sudah mengenaskan, tanpa adanya perasaan iba sedikitpun.
Kondisi gadis itu benar-benar sudah terluka parah, luka memenuhi seluruh tubuhnya dan membuat gaun berwarna putih yang gadis itu kenakan sudah dipenuhi oleh noda darahnya.
"habisi saja dia sekarang."
"manusia sepertinya memang pantas untuk di bunuh, tidak tahu diri!"
Suara-suara itu terdengar begitu nyaring di indera pendengarannya, jika memang ia harus mati saat ini, dirinya sama sekali tidak keberatan, tapi ia ingin bertemu dengan seseorang yang begitu ia cintai sebelum meninggalkan dunia ini.
"yuseo!!!"
Mata gadis itu langsung terbuka kala mendengar suara pria yang sedari tadi ia pikirkan, walaupun kondisinya sudah sangat lemah, sebisa mungkin ia berusaha untuk menunjukkan senyumannya.
Ia merasa bahagia. karena ternyata tuhan telah mengabulkan keinginan terakhirnya untuk bisa bertemu dengan seseorang yang begitu ia cintai, orang yang telah memberikan kebahagiaan dalam hidupnya. walaupun ia harus mati karena pria itu, ia sama sekali tidak menyesalinya.
"bakar dia sekarang juga." ujar seseorang, tapi sama sekali tidak membuat gadis yang tengah sekarat itu merasa gentar ataupun takut dan tetap menatap pria di hadapannya dengan senyuman di wajahnya.
"pangeran heli, aku mencintaimu."
Sepasang manik indah itu langsung terbuka sempurna, sang pemilik manik kini berusaha mengatur nafasnya yang masih memburu karena mimpi buruk yang baru saja ia alami, mimpi yang terasa begitu nyata seakan-akan ia baru saja mengalaminya.
Tangan kanannya lalu terangkat dan menyeka pipinya yang terasa basah karena air mata yang keluar tanpa ia sadari, ia kemudian menatap air mata itu tanpa mengatakan apapun.
Pria itu menghela nafasnya. lagi-lagi ia mengalami mimpi buruk itu, mimpi yang sama yang ia alami beberapa hari yang lalu, tapi kali ini ia sedikit mengerti alasan kenapa ia terus saja mengalami mimpi yang sama berulang kali.
"siapa sebenarnya yuseo?" Monolognya menyebutkan nama seseorang gadis di dalam mimpinya tadi, mimpi yang ia yakini adalah ingatan kehidupannya di masa lalu, yang tidak ia mengerti kenapa ia tidak bisa mengingat sedikitpun wajah gadis itu, padahal di dalam mimpinya ia melihatnya dengan begitu jelas.
