❝ Semesta menciptakan takdir untukku bisa bertemu denganmu. meskipun takdir ini terasa begitu menyakitkan, aku akan tetap mencintaimu, karena takdir sudah memilihku untuk terikat denganmu.❞
Bahasa, semi baku.
40 Chapter
Start : 02 July, 2024
Ending...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❝ setiap dunia mempunyai batasannya, sehingga musim dingin akhirnya berganti menjadi musim semi.❞
ㅡ Enhypen, mortal
ㅡ ꗃ ⚚ ◑ ● ◐ ⚰ 🦇 ㅡ
Tuk... tuk.. Tuk...
Suara langkah kaki dari sepasang sepatu hak milik seorang gadis terdengar begitu merdu kala bersentuhan dengan jalanan balok sebuah taman, di tempat itu ia hanya seorang diri dan kakinya berjalan dengan langkah yang pelan.
Angin malam berhembus kencang dan membuat daun-daun berguguran, sang gadis kini mendudukkan dirinya di bangku taman kemudian mendongakkan kepalanya menatap sang rembulan yang malam ini terlihat berbeda dari biasanya, malam ini bulan terlihat menggelap dengan warna semerah darah, atau yang biasa disebut gerhana bulan purnama darah, fenomena alam yang cukup jarang terjadi.
Suasana malam ini juga terasa berbeda, keheningan malam terdengar begitu jelas yang membuat suasana magis terasa cukup kental, di malam ini memang banyak sekali cerita-cerita tentang supranatural yang berhubungan dengan gerhana bulan darah, konon di malam ini para makhluk mitologi bangkit dan menjadi lebih kuat, tidak terkecualiㅡvampir.
Tapi gadis dengan rambut panjang bergelombang itu malah tidak merasa takut sama sekali, ia malah duduk di sana seorang diri seperti tengah menguji nyali, di saat manusia lain tengah beristirahat di rumah masing-masing, mengisi kembali energi mereka yang sudah terkuras habis untuk beraktivitas seharian tadi.
Sudut bibir gadis itu lalu tertarik dan membentuk sebuah senyuman "kak hee apa yang kau lakukan sekarang disanaㅡ ucapnya kemudian menjeda perkataannya itu selama beberapa saat "ㅡdi suatu tempat, di tempat yang tidak aku ketahui."
Senyuman haeryeon semakin memudar, ia merindukan pria itu, sangat merindukannya dan tidak tahu kenapa akhir-akhir ini ia hanya mengingat kenangan indah yang ia lalui bersama dengan heeseung.
Ketika menatap langit malam dan juga bulan, haeryeon bisa merasa dekat dengan pria itu seakan dia berada di sisinya saat ini "aku merindukanmu kak hee, aku tahu aku seharusnya tidak bersikap seperti ini, tapi... aku ingin kau kembali."
Mengeluarkan sebuah kalung yang melingkari leher putihnya, air mata yang sedari tadi haeryeon bendung akhirnya mengalir tanpa persetujuannya, haeryeon memejamkan matanya dan memegang liontin berbentuk bulan tersebut, hanya ini satu-satunya benda yang pria itu tinggalkan untuknya.
Angin malam semakin berhembus kencang, membuat suhu udara di sana semakin dingin dan terasa menusuk ke tulang. tapi hal itu tidak membuat haeryeon beranjak dan tetap pada posisinya.
Cukup lama haeryeon menghabiskan waktunya di tempat itu hanya untuk mengingat semua kenangan indah yang sekaligus menyakiti hatinya, tapi ia seakan sudah terbiasa dengan semuanya, haeryeon seakan bertahan hidup dengan kenangan yang pria itu tinggalkan untuknya.