Akhirnya bertemu

409 36 0
                                    

Charlotte tidak terlalu suka suasana ini. Tapi untuk sesekali ia rasa tidak ada salahnya menikmati momen yang ia rasa patut untuk ia rayakan. Ia melihat Pailiu mulai bersenang-senang di ujung bar dengan seseorang. Gadis itu sangat cantik dengan pakaiannya sekarang. Gaun biru menutupi hampir seluruh kakinya sedang bagian atas bahunya nyaris terbuka.

Terlihat begitu banyak pasang mata yang mengintainya dan mulai ambil langkah untuk mendekatinya.

Heidi mengangkat tangannya tinggi-tinggi sambil berloncat-loncat menikmati musik keras yang memekakan telinga. Ia meraih tangan Charlotte. Mengajaknya menari meski yang diajak tidak terlihat terlalu tertarik.

“KAU HARUS MENARI! INI ADALAH PERAYAANMU!!” Heidi berseru ditelinga Charlotte agar suara itu terdengar padanya.

“Aku di sini saja.” Charlotte berusaha membalas. Tapi yang diajak bicara tak mendengar. “AKU DI SINI SAJA!!” Akhirnya Charlotte berteriak.

Setelah Charlotte menolak permintaannya untuk menari, Heidi berangsur pergi ke tengah lantai dansa. Pilihan musik kini telah berubah. Charlotte memperhatikan sekitarnya. Setelah lagu ini mulai terdengar, mereka beramai-ramai melangkah ke tengah. Seperti sudah ada yang memberi mereka arahan hingga mereka kompak melakukannya.

Pailiu mendekati Charlotte yang masih berada di tempatnya. Terlihat sekali gadis ini benar-benar menikmatinya. Sebuah gelas berisi wine ia letakan di meja tempat mereka duduk dan mendekati Charlotte untuk bertanya, “APA KAU TIDAK KESANA?”

Charlotte menggeleng. Irama musik yang terdengar membuat tubuhnya sedikit menikmati. Ada gerakan-gerakan kecil yang ia lakukan, tapi itu tidak ada apa-apanya dibanding tarian yang Heidi lakukan sampai orang-orang menyemangatinya. Ia seperti seorang panglima perang yang membuat semua orang mengikutinya.

“Aku tidak akan kemana-mana.” Seru Charlotte tanpa berteriak. Ia tahu jika Pailiu memahami ucapannya. Pailiu mengangguk. Ia mengerti ucapan bosnya. Ia meneguk habis wine miliknya yang tersisa sebelum beranjak pergi kembali ke bar tempatnya meninggalkan seseorang yang baru dikenalnya. “Aku akan kembali.”

Baru ia mengatakan kalimat itu pada Charlotte. Baru juga ia berbalik ingin mengambil arah. Tapi tiba-tiba saja ia mengaduh ketika ia dan seseorang saling bertabrakan. Charlotte yang berada dibawah langsung berdiri ketika seluruh minuman yang orang itu bawa menumpahinya.

“Itu bukan salahku.” Ucap pria itu arogan.

“Hei!! Kau harusnya minta maaf.” Kesal Pailiu mendorong pria yang sepertinya telah setengah sadar karena pengaruh alkohol yang ia konsumsi. Pailiu dengan sigap membantu Charlotte membersihkan pakaiannya.

Pakaiannya cukup basah. Aroma minuman yang tidak menyenangkan langsung menusuk penciumannya.

“Makanya, kalau jalan lihat-lihat!” Pria itu tak ingin disalahkan. Ia masih menatapi Pailiu dan Charlotte yang masih membenahi kekacauan.

Tampak Charlotte mulai kesal karena kekacauan ini. Pakaian yang ia gunakan terlalu tipis dan pria itu masih memandanginya seperti seekor singa lapar. Pailiu yang menyadari itu langsung mendorong pria menyebalkan itu hingga tanpa ia duga, pria itu terjatuh.

Pailiu tidak sengaja. Ia rasa dorongan yang ia beri tidak terlalu kuat. Tapi pria itu memang sudah mabuk hingga mungkin keseimbangannya tidak terjaga.

Pailiu spontan ingin membantunya berdiri. Tapi Charlotte langsung mengantisipasi. Ia rasa pria ini sudah mulai tidak senang karena diperlakukan seperti itu. Pria itu berusaha menangkis tangan-tangan yang membantunya bangkit. Kekesalannya sangat terbaca.

“Lebih baik kita pulang jika urusanmu sudah selesai.” Charlotte menahan tangan Pailiu dikirinya sedang tangan kanannya meraih tas kecilnya yang berada di atas meja. “Orang-orang seperti ini adalah pembuat onar. Dia akan memanggil komplotannya dan mulai membuat keributan sambil memamerkan kebodohannya.” Charlotte menarik tangan Pailiu untuk melangkah.

New Blue GazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang