Kejahatan

421 51 2
                                    

Engfa menelusuri semua hal yang Patcha sampaikan padanya. Tapi semua data yang Patcha berikan telah banyak yang berubah. Sebelumnya Patcha memang memperingatkan hal itu padanya, jadi ia tidak akan heran.

Engfa menghubungi Emma secara sembunyi untuk mengatasinya. Gadis itu bisa membantunya meski ia punya syarat-syarat tertentu yang harus Engfa kabulkan. Tetapi bagi Engfa itu bukanlah masalah.

Dan benar saja. Satu malam saja Emma sudah mengirimkan beberapa petunjuk padanya. Jadi pagi ini Engfa akan melanjutkan lagi apa yang akan dilakukannya.

"Aku masih tidak menyangka kau mencariku untuk hal ini."

Engfa menyuruh Patcha kembali ke rumah Waraha malam itu juga. Ia tidak bisa menemui Patcha ditempat lain seaman rumahnya. Ia tidak bisa menyuruh Meena ataupun Tina untuk mengantarnya bertemu Patcha di tempat lain. Itu akan menimbulkan pertanyaan yang tidak ingin ia biarkan terjadi.

Patcha mengerti. Untungnya ia berbaik hati menuruti ucapan Engfa. Orang-orang tidak akan menaruh kecurigaan jika Patcha berada di rumah Waraha meskipun selarut ini.

Setelah Patcha mengunci pintu kamar Engfa, mereka memutuskan langsung membahas apa yang menjadi tujuan Patcha datang ke sini.

"Aku harus berterima kasih karena kau sudah membantu untuk menangani masalah Nack." Engfa tidak mau basa-basi.

Masalah pemerasan yang menimpa Nack. Meski mengalami sedikit kesulitan, tapi Patcha memang terbukti berhasil menanganinya.

"Aku pikir Aoom yang akan menyadarinya lebih dulu darimu. Ternyata kau lebih cepat darinya. Atau mungkin karena dia sama sekali kurang peduli pada adiknya." Patcha setengah menyindir.

Hal yang ia tahu, Nack telah mendapat teror yang cukup mengganggu. Harusnya dua orang ini sudah bisa membayangkan bahaya apa yang akan Nack terima kelak jika kejadian seperti ini saja sudah mampu menyentuhnya.

"Dia masih akan menjadi target selanjutnya jika kalian tidak cepat bertindak." Lanjut Patcha memberi informasi.

"Iya aku tahu. Untuk itu aku menghubungimu."

Patcha tidak mengatakan banyak hal lagi. Ia mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Sebuah bungkusan kecil berbentuk persegi yang ia letakan di meja Engfa. Itu adalah data yang Engfa perlukan. Didalamnya terdapat beberapa hasil penyelidikannya saat ia menelusuri masalah yang menyerang Nack.

Dan beberapa identitas anonim dari orang yang cukup bernyali membuat editan palsu tentang sulung Waraha ini.

Engfa menerimanya dengan senang hati.

"Apa hanya aku yang tahu data ini?" Engfa mengantisipasi. Patcha memang bukan orang kepercayaannya. Tapi melihat dedikasi Patcha yang mampu membuat Tia mempercayainya, cukup menjadi poin penting yang Engfa pertimbangkan.

"Baru kau yang meminta." Patcha berseru datar.

"Apa jika orang lain memintanya, kau pun akan memberikannya?" Engfa bertanya lagi.

Patcha berpikir sejenak. Ia memang berencana membuang semua data ini jika tidak ada yang menyadarinya.

"Apa maksudmu dengan orang lain?" Patcha tahu kemana arah tujuan Engfa bertanya. Gadis ini cukup pintar. Sepertinya ia sudah punya trauma masa lalu sampai ia begitu mengantisipasi yang akan terjadi. Tapi menurut Patcha bukan orang lain yang ia maksud, tapi ia yakin 'orang lain' itu adalah Waraha itu sendiri.

"Kau mengerti maksudku." Engfa tidak ingin mengakuinya lebih dulu.

"Apa kau tidak takut mengatakannya padaku seperti ini saat kau tahu aku adalah orangnya Tia?" Patcha ingin memprovokasi. Ia ingin tahu siapa orang yang sedang ia ajak berdiskusi saat ini. Atau selayak apa Engfa menjadi lawan bicaranya.

New Blue GazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang