Charlotte pernah membaca entah dimana jika seks dipagi hari akan meningkatkan imun tubuh. Membuat pikiran menjadi positif dan akan membantu tubuh untuk memancarkan aura yang baik. Juga meningkatkan daya ingat menjadi optimal.
Terimakasih pada seseorang yang telah menerbitkan asumsi dan membuatnya menjadi sebuah penelitian yang aktual. Charlotte jadi bersemangat mengecup leher Engfa inchi demi inchi. Terkadang ia memainkan lidahnya membasahi yang ia temui di sana. Membuat Engfa melenguh menahan rangsangan yang membuatnya kewalahan.
Charlotte tersenyum. Sangat nakal. Engfa tidak akan bisa lihat senyuman itu. Karena setelahnya Charlotte langsung beranjak menelusuri kulit bagian dada Engfa. Mengecupnya dengan sangat, sangat lembut.
"Aku pernah tidur dengan seorang wanita." Engfa menoleh menatap Charlotte yang sudah mengangkat kepalanya. Memandangnya dengan tatapan heran. Kenapa tiba-tiba Engfa mengatakan sesuatu ditengah permainan hampir panas mereka?
Tatapan Engfa melembut. Ia menarik wajah Charlotte. Agar Charlotte mendekat padanya. Ia ingin menatap mata indah itu. Barang kali ia menemukan apa yang terhilang dari dirinya di sana.
Charlotte meninggalkan apa yang sedang ia lakukan. Ia mendekap Engfa, menindihnya namun masih tetap menatap gadis itu sejajar dengan wajahnya. Engfa menggerakan tangannya mencari sesuatu di atas ranjang. Ia menarik selimut dan membantu Charlotte untuk menutupi tubuhnya yang setengah telanjang. Dan memeluk gadis itu kemudian.
"Maksudku salah seorang wanita." Engfa seperti ingin mengulang masa yang masih bisa ia ingat.
Wajah Charlotte menyimpan kecemburuan. Tapi, ada rasa lega ketika Engfa mulai ingin membuka diri padanya. Sebab gadis ini hampir tak mau menceritakan apapun tentang dirinya.
"Iya. Aku pernah tidur dengan beberapa wanita." Engfa harap Charlotte tidak menghukumnya setelah ini. Lagian ini hanyalah bagian dari masa lalunya. "Tapi aku akan menceritakan satu orang yang paling kuingat." Lanjutnya kemudian.
"Dia adalah gadis yang cantik. Sayangnya aku hampir tidak tahu siapa namanya."
Charlotte bereaksi.
Engfa menyadarinya karena gerakan tangan Charlotte di atas kulitnya tiba-tiba berhenti. Bagaimana bisa dua orang bercinta tapi tidak saling tahu nama.
"Apa kau masih menyukainya?"
Engfa menatap Charlotte. Wajah gadis itu berubah masam. Membuat Engfa ingin menggoda. Tapi ini bukan waktu yang tepat untuk melakukannya.
"Aku tidak pernah menyukai wanita. Baru kau yang pertama."
Charlotte refleks bergerak. Ia mengangkat wajahnya untuk menatap Engfa. Mencari kebenaran apakah ucapan gadis ini nyata.
"Kau menyukaiku?!" Tanya Charlotte memendam percikan yang nyaris meledak dalam hatinya.
Engfa tersenyum.
Charlotte menghadiahi kembali kecupan manis di bibir gadis itu. Dan Engfa membalasnya dengan tawa.
"Jika tidak menyukainya, kenapa kau ceritakan dia padaku?" Charlotte kembali ke tempat paling nyamannya. Pelukan Engfa.
"Aku hanya teringat saat pertama bertemu dengannya. Kami berada di sebuah tempat di club malam saat aku berada di China." Engfa menggantung kalimatnya sejenak untuk memastikan apa ingatannya benar.
"Dia bersama seorang pria. Mungkin itu teman atau partnernya. Sebenarnya, saat melihatmu pertama kali, aku teringat dengannya." Engfa menoleh memperdalam pandangannya pada gadis ini. Ia menurunkan sedikit posisinya. Mereka saling berhadapan.
Engfa menyentuh alis Charlotte dengan lembut. Pandangannya kadang berpindah dari mata indah gadis itu, ke bibirnya dan menyentuhnya. Ke hidungnya dan menyentuhnya. Melakukan hal serupa cukup lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Blue Gaze
FanfictionCharlotte Austin tertarik pada Engfa Waraha. Orang yang hampir dibencinya karena sebuah kesalahpahaman.