Bab 1 Hukuman

474 17 5
                                    

Adara Cellia Violetta, dia
cewek cantik(16) anak kelas
X MIPA 1 di SMA BUANAREKSA
menjadi sasaran hukuman guru
BK dan anak OSIS.

Adara yang memiliki panggilan
kecil Dara, gadis cantik itu selalu
dapat hukuman yang sebenarnya
bukan kesalahannya dan dijauhi
teman sekolahnya karena dianggap
siswa antagonis di sekolah itu.

Adara terpaksa tersenyum karena
berusaha menyembunyikan air
matanya yang selalu saja jadi
bahan olokan semua teman
sekelasnya.

Dia dianggap siswa paling hobi
membuat kerusuhan di sekolah
itu. Salah satu contohnya, dia
harus tahan emosi jika berhubungan
dengan Nathan Nareksa Erlangga.
Ya, cowok itu adalah anak dari
kepala sekolah. Nathan itu siswa
paling populer dan menjadi idola
semua cewek-cewek.

"Gak bosan ya, Lo tiap hari harus
gue hukum terus hah?" gertak Nathan
menatapnya dengan pandangan
seperti layaknya monster pemangsa.

"Bosan kata Lo. Yang ada gue
bosan sama suami gak peka
kayak Lo. Gue muak lihat muka
Lo," balas Adara sembari
menyunggingkan senyum
tipis dan berbicara pelan tapi
kata-katanya menusuk tulang
rahang tegasnya Nathan.

Sebulan lalu, mereka berdua
menjalani pernikahan secara
rahasia dan tak ada yang tahu
tentang pernikahan keduanya.

Adara mencintai Nathan, tapi
pria yang menjadi suaminya itu
mencintai Nadira mantan pacarnya
waktu SMP. Nathan belum bisa
melupakan masa lalunya dan
sampai sekarang terus berharap
kalau Nadira lah yang jadi istrinya
bukan Adara.

"Lo sekarang gak usah bantah
dengan apa yang Lo lakuin sama
Nadira. Lo mau bikin dia mati, hah?"
Nathan membentaknya dan suara
nadanya meninggi sampai Adara
hampir terkena serangan jantung.

Adara menarik nafasnya perlahan.
Dia tidak ingin terlihat kelihatan
lemah. Dia tidak ingin tumbang
karena penyakit asmanya kambuh.
Adara merilekskan pikirannya dan
membuktikan bahwa dirinya
bukan lah antagonis sebenarnya.

Adara menahan air matanya kuat-
kuat sambil berkata, "Bela terus
mantan pacar Lo yang sok polos
itu, Nathan Nareksa Erlangga.
Ayo, hukuman apa yang ingin
Lo berikan sama istri Lo ini.
Cepat katakan!"

Nathan tersenyum evil, lalu dia
dengan jahilnya menyuruh Adara
untuk menata banyak buku yang
berantakan di ruangan itu sampai
jam istirahat terakhir.

Nathan ini orangnya bisa dibilang
kadang dingin, tapi tengilnya minta
ampun dan satu yang paling dia
gak suka itu melihat Nadira di sakiti,
meskipun dia statusnya sudah jadi
suami Adara.

"Lo suruh gue beresin buku ini
ke rak. Astaga, Nathan Lo ya
emang beneran bikin gue kesel."
Adara melayangkan satu tamparan
di wajah suaminya itu dengan
geram karena ulah tengilnya
yang kelewat batas.

"Terserah Lo deh, kalau Lo gak
mau atau Lo gue suruh bersihin
gudang kosong di belakang," ucap
Nathan tersenyum penuh
kemenangan.

"Awas entar gue bales!" batin
Adara berniat balas dendam.

Dengan terpaksa Adara pun
terima semua hukumannya.
Nathan pergi dari ruangan itu
dan membiarkan Adara selesaikan
hukumannya sampai bel istirahat
bunyi.

Ternyata menata banyak buku
di rak sangat melelahkan sekali.
Saat Adara ingin menyimpan
buku yang terakhir kalinya. Kaki
dia tersandung dan terhuyung
jatuh tapi ada seorang pangeran
tampan menolongnya.

Dia Jendratama Pradipta, waketos
di sekolah itu sahabat baiknya
Nathan yang menolongnya. Baik
Adara dan Jendra saling bertatapan
satu sama lain.

Diluar ruangan itu, Nadira melihat
mereka berdua. Tentu saja, ia benci
karena cowok gebetannya menolong
Adara yang tak lain sepupunya.

Nadira selalu iri dengan Adara,
karena setiap cowok yang dia suka
selalu membantunya. Semenjak
Nadira putus dari Nathan, dia
menaruh perasaan pada Jendra
tapi Nathan selalu saja mengejarnya.

"Gak ada yang sakit kan?" tanya
Jendra yang mengusap puncak
kepalanya.

"Enggak," balas Adara menggeleng.

"Butuh bantuan gak?" tanya Jendra
lagi.

"Kayaknya enggak juga," lirih Adara
tersenyum manis menatap Jendra
yang juga menatapnya.

Mereka berdua memang sudah
lama bersahabat. Adara dan Jendra
sahabatan dan cuma Jendra lah
satu-satunya teman Adara yang
selalu tahu lika-liku kehidupannya.

Adara ini, dia sebenarnya bagian
dari anggota OSIS tapi selalu
dapat banyak hukuman dari
Nathan bila banyak melakukan
kesalahan.

Teman Nathan itu ada lima cowok.
Yaitu, Jendra, Gama, Leon, Gio
dan Kevin. Tapi yang paling dekat
di antara teman Nathan lainnya.
Adara cenderung lebih dekat
sama Jendra.

"Kita istirahat yuk dikantin, kalau
Lo udah selesai sama hukumannya!"
ajak Jendra menarik pergelangan
tangan Adara untuk keluar dari
ruangan tadi.

"Jendra, pelan-pelan ih. Gak usah
main tarik tangan segala juga," omel
Adara mencubit kecil lengannya.

"Ish, sakit lah tangan gue!" desis
Jendra pura-pura meringis.

"Ups, Sorry deh!" Adara minta
maaf lalu mengusap-usap pelan
tangannya Jendra.

Dari kejauhan, tampak Nathan
memandang sengit Jendra yang
menggenggam erat tangan Adara.
Dia juga melihat senyuman Adara
yang manis tengah menatap
sahabatnya itu.

"Si Jendra ngapain sih sama
Adara. Eh, anying Lo mau bawa
kemana istri gue?" Batin Nathan sebenarnya dia gengsi untuk
mengakui bahwa Adara itu istrinya,
karena egonya sendiri yang gak
pernah mau buka hatinya untuk
Adara.

Suasana kantin

"Yang ini enak banget mau gak,"
ucap Jendra sembari menyuapi
Adara.

"Iya, enak banget tapi mulut
aku masih penuh," tolak Adara
yang masih mengunyah nasi
goreng pemberian Jendra di
mulutnya.

Tiba-Tiba saja Nathan datang
menggebrak meja tempat Adara
dan Jendra makan. Keduanya
terkejut karena Nathan sepertinya
marah pada mereka berdua.

Nathan menarik paksa Adara
untuk menjauh dari Jendra.
Tentu saja Adara bete dan
menghempaskan tangan
Nathan dengan kasar.

Plak

"Lepasin gue!" pekik Adara
menampar wajah tampannya
Nathan.

"Lo tampar gue. Lo gak ingat
kalau gue itu suami Lo, Adara.
Sekarang Lo ikut gue. Lo harus
dapat hukuman tambahan dari
gue," tegas Nathan mengeraskan
volume suaranya.

"Dasar suami monster, Lo!" ledek
Adara.

"Lo bilang gue monster yang ada
elo cewek siluman," ledek balik
Nathan.

Perdebatan keduanya tidak akan
berhenti. Sepanjang mereka jalan
umpatan kecil keluar dari mulut
mereka berdua. Banyak pasang
mata melihat aksi pertengkaran
keduanya.

"Wah, si Adara gak kapok tuh
dihukum terus sama ketos!"

"Emang ya mereka berdua itu
kayak harimau sama anjing. Cocok!"

"Di sekolah kita ada Tom Jerry
versi Adara sama Nathan guys!"

"Adara cewek antagonis kasian
amat sih hidup Lo haha!"

Sudah seperti makanan
sehari-hari Adara memang
jadi bahan cemoohan atau
olokan semua siswa di SMA
BUANAREKSA. Sakit baginya,
namun Adara selalu menulikan
telinganya dan menganggap
perkataan jelek untuknya
hanyalah Angin.

Tibalah Nathan di belakang
sekolah dan wajah Adara sedikit
cemas. Entah apa yang akan
dilakukan suaminya itu.

"Nathan ... Apa sih yang sebenarnya
Lo mau lakukan sama gue?"

Istri Antagonis Milik Ketos || [End] ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang