Bab 35 Pelindung

27 5 5
                                    

Bugh

Sebuah pukulan mendarat
di sudut bibir Leon karena
ulah Dilan. Semalam Dilan
membuntuti Leon ke cafe.
Lelaki itu mendengar
gumaman Leon yang ingin
merebut gadis itu dari
Nathan yang sudah Dilan
anggap sebagai saudaranya.

"Brengsek, anjing!" Dilan
meninju keras pelipisnya
Leon.

"Lo kenapa sih, Lan?" tanya
Leon dengan suara seraknya.

"Lo tanya gue kenapa? Enggak
kebalik. Seharusnya gue yang
nanya kayak gitu ke Lo. Dasar
banci!" umpat Dilan mencengkram
kerah baju seragamnya.

"Lo cowok sycho, Lan. Lo mau
bikin gue mati hah?!" Nafas Leon
tersengal, karena atmosfer udara
pernafasannya tersendat gara-gara
ulah Dilan yang mencengkram
kerah bajunya hingga dadanya
terasa sesak.

"Gue peringatin sama Lo. Jangan
pernah Lo gangguin hubungan
adik gue dengan Lelaki yang Lo
benci. Kalau sampai itu terjadi,
Lo harus langkahi mayat gue
dulu sebelum gue buat Lo
jadi mayat hidup, atau perlu
raga Lo gue buang ke neraka."

Jleb ...

Dilan meninggalkan Leon
sendirian di gudang kosong.
Dilan benar-benar emosi
setelah mendengar rencana
busuk lelaki brengsek itu.
Dilan juga sudah mengetahui
fakta siapa sebenarnya Cellia.

Setelah Ronal sang ayah
memberi tahu siapa sebenarnya
Adara. Dilan pergi ke rumah
sakit tempat dulu Nathan di
rawat. Dia ingin mencari tahu
data-data pasien kecelakaan
dua bulan lalu.

Pencarian pun membuahkan
hasil, ia mendengar suara familiar
di telinganya. Seminggu yang lalu.
Dilan melihat Cellia keluar dari
ruangan Dokter Damara ayah
angkatnya. Terdengar percakapan
penting tertangkap ditelinga Dilan.

"Sayang, apa kamu gak ingin
mengunakan kembali identitas
kamu yang dulu?" tanya Damara.

"Sebenarnya mau sih, yah. Cuma
demi keamanan, Adara gak mau
sampai orang yang mencelakai
Adara kembali berulah. Mungkin,
suatu saat nanti Adara sendiri
yang akan bongkar semuanya,
jika Adara udah lelah menghadapi
kelicikan dia, yah." Jawab Cellia.

"Good girl. Ini baru putri ayah!"
puji Damara sambil mengusap
puncak kepalanya dengan
lembut.

"Thanks you, yah. Adara jadi
makin sayang deh sama ayah,"
ucap Adara merasa bahagia
memiliki Damara, ia sosok
ayah yang baik selalu menerima
segala kekurangannya dan
mencintai nya seperti putri
kandungnya sendiri.

Cup

"Sama-Sama, sayang. Ayah juga
menyayangimu. Selalu tetap
menjadi diri sendiri seperti ini
terus ya," peringat Damara lalu
dokter tampan itu memberikan
kecupan singkat di kening putrinya
itu.

Dilan berdiri di belakang ruangan
Damara. Tak perlu bersusah payah
lelaki itu menemukan keberadaan
data adiknya. Sepertinya, takdir
memang menunjukkan sebuah
kebenarannya pada dia.

"Jadi, Cellia itu Adara. Pantas saja
gue ngerasa ada sesuatu yang
mengganjal saat melihat gadis itu
dan ikatan batin itu ternyata
memang kuat kalau selama
ini perempuan yang dicintai
Nathan itu Lo, Dara."

"Terimakasih Tuhan, engkau telah menunjukkan semuanya padaku.
Aku berjanji, akan jadi pelindung
buat kamu Dara. Aku bakal ngawasin
kamu dari jauh. Kakak janji tidak ada
lagi yang bakal merusak kebahagiaan kamu bersama Nathan."

Istri Antagonis Milik Ketos || [End] ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang