Bab 39 Musuh

20 3 3
                                    

Leon keluar dari ruangan tempat
lelaki itu dirawat. Leon syok kala
Gio, Gama, dan Kevin bercerita
kalau Nathan hampir tertembak.
Seketika perasaan bersalah dalam
hatinya berkecamuk.

Seingat Leon, setelah usai mereka
tanding boxing, Nathan memang
masih ada di tempat itu. Kenapa
tiba-tiba ada insiden penembakan?
Leon benar-benar tidak mengerti.

Leon akui, Nathan bukan lah
lawan tandingnya. Satu sisi dia
punya rasa iri pada Nathan, tapi
Leon tak terima jika sahabatnya
itu terluka. Sedingin nya sifat
Nathan padanya, ia sosok teman
yang setia kawan.

"Nathan, Lo gapapa kan?" tanya
Leon menepuk pundak sahabatnya
itu yang tengah menunduk sambil
menangis.

Nathan mengangkat kepalanya, ia
mendongak melihat Leon ada di
hadapannya. Kemudian, Nathan
berdiri dan mencekik lehernya
Leon dengan amarah yang tidak
bisa ia tahan sejak kejadian
penembakan itu.

Uhuk

Uhuk

"Nathan, Bangsat. Lo mau bikin
gue mati, hah?!" bentak Leon
sembari terbatuk-batuk, dia
tercekik dengan nafas yang
mulai naik turun, karena Nathan
membuatnya kehabisan nafas.

"Leon, bajingan. Seharusnya,
tadi Lo gak ngajakin gue tanding
boxing. Gara-Gara Lo, sekarang
Adara istri gue celaka. dia kena
tembak dan itu semua karena
elo, Xavier Leonardo," ungkap
Nathan melampiaskan
kemarahannya, lalu dia
menunjuk wajahnya Leon
dengan tatapan tajam
dan kembali mencekiknya.

Deg!

"Lo bilang apa, Than? A-Adara.
Bukankah yang tertembak itu
Cellia. Kenapa jadi Adara?"  ucap
Leon bertanya mencari sebuah
kejujuran yang Nathan ungkap.

"Lo mau tahu siapa Cellia kan?
Dan gue pertegas jawabannya.
Adara itu Cellia. Paham Lo!"
Nathan menjelaskan tentang
kebenaran siapa Cellia? Dia
tidak ingin menutupi lagi
semua kebohongan yang
selama ini dia sembunyikan.

"Kenapa Lo rahasiakan semuanya
dari kita Nathan, kalau Cellia itu
Adara?" tanya Gio yang berada di
belakangnya.

"Sekarang Lo lepasin dia, Nathan.
Lo mau jadi pembunuh!" pekik Gama menghentikan emosinya Nathan.

"Than, udah Than! Leon bisa
mati," sambung Kevin.

Nathan terduduk lesu dan
melepaskan cengkraman kedua
tangannya dari leher Leon. Rasa
benci, dendam, emosi campur
aduk dalam dirinya.

Nathan meneguk ludahnya,
menghembuskan nafasnya
dalam-dalam dan melepaskan
semua beban yang berat di
pikirannya, lalu menceritakan
semuanya pada mereka.

Tak ada yang dia sembunyikan
lagi dari mereka. Siapa Cellia
dan juga alasannya kenapa
Nathan terpaksa menutupi
identitas istrinya dari semua
orang?

"Gue melakukan ini demi
keamanan dia sendiri. Lo
semua tahu kan ada yang
lagi mengincar kebahagiaan
gue sama dia. Mungkin dengan
cara itu tidak akan ada lagi yang
mengganggu dia, tapi buktinya
sekarang masih saja ada orang
yang gak suka dengannya. Hiks
... Hiks,"  imbuh Nathan sembari
menangis sesenggukan menceritakan keadaan sebenarnya pada mereka
semua.

"Kita ngerti bagaimana keadaan
yang Lo rasain, Than. Apapun yang
Lo lakukan kita dukung," ucap Gio,
lalu temannya yang lain pun ikut
mengiyakan.

"Iya, Than! Kata Gio benar. Apa
yang udah Lo lakuin sudah tepat?
Maafin kita semua, brother karena
gak pernah tahu seberapa besar
beban yang Lo rasain, " sela Jendra
memeluknya menenangkan hati
sahabatnya itu.

"Iya, Nathan! Maafin gue, Than.
Gue punya salah sama Lo. Mulai
sekarang gue gak akan pernah
gangguin hubungan Lo lagi sama
Adara, eh maksud gue Cellia. Jujur
gue iri banget awalnya sama Lo,
tapi setelah Lo ceritain semua
fakta itu, gue jadi ikut merasakan
gimana rasanya jadi Lo!" Leon juga
ikutan memeluk Nathan dan
meminta maaf karena kesalahan
yang  dia buat padanya.

"Lo yang sabar, Than. Kita bakal
bantu cari pelakunya atau perlu
kita balas dendam pada dia," ujar
Kevin.

"Gue yakin pelakunya bukan orang
sembarangan. Bisa aja dia musuh
kita atau memang musuh Lo sendiri,
Than." Gama menerka-nerka, kalau
pelaku penembakan itu adalah
musuhnya Nathan.

"Thanks you, guys!  Kalian semua
memang sahabat-sahabat yang
selalu ngertiin perasaan gue dan
memahami apa yang lagi gue
rasain? Kalian memang sahabat
sejati yang selalu ada saat
gue butuhkan."

Nathan merasa bangga memiliki
sahabat yang selalu ada disetiap
dia butuhkan dikala suka maupun
duka seperti mereka, lalu mereka
semua saling berpelukan dan berbagi
keluh kesah bersama.
 
                           *****
"Kalian kerja dengan benar. Cepat
cari tahu siapa orang yang sudah
menolong Nathan malam itu.
Kalian gak becus, goblok. Sudah
dibayar mahal-mahal tapi kerjaan
kalian sama sekali zonk," bentak
seseorang yang pernah menembak
Nathan memarahi orang suruhannya,
yang dia bayar untuk mencari
tahu fakta siapa penolongnya
Nathan.

"Maaf, Tuan muda tapi orang
yang anda tembak itu tidak
nampak kelihatan wajahnya,
karena dia memakai masker dan
kacamata. Sehingga, kami tak bisa mengenali identitasnya," lapor
mereka pada lelaki misterius itu.

Brak

Prank

Dor

Terdengar suara tembakan yang
pria misterius itu todongkan pada
salah satu dari mereka, serpihan
kaca pun ia lemparkan sampai
menancap pada tubuh orang
suruhannya itu dan tidak
berprikemanusiaan sama
sekali.

Sungguh kejam dan jiwa psikopat
pria misterius itu muncul. Pria itu
tidak suka kegagalan dan satu kali
mereka melakukan kesalahan maka
jangan salah dia menjelma menjadi
seorang iblis untuk melumpuhkan
lawannya.

"Anjing, ngeri woy si bos!" batin
mereka.

"Lempar mayatnya ke laut atau
perlu hutan. Ingat! Jejak kalian
jangan sampai diketahui polisi,
kalau sampai itu terjadi. Nasib
kalian sama seperti dia. Mengerti
kalian semua!" peringat pria
misterius itu.

"Oke, siap bos! Akan segera kami laksanakan perintah anda."

Mereka semua ketakutan, menunduk
patuh pada perintah yang pria itu
perintahkan.

Setelah orang suruhannya
dijadikan salah satu sasaran
pelampiasan emosinya. Pria
misterius itu adalah Keanu
Nareksa Erlangga, kakak
kandungnya Nathan yang
pergi menghilang tanpa kabar
lima tahun lalu, ia melemparkan
semua barang-barang yang ada
di sebuah ruangan rahasia.

Salah satu tempat, di mana ia selalu meluapkan amarah dan kebenciannya terhadap seseorang yang ia anggap
sebagai musuhnya. Dia kembali ingin
merebut hak miliknya. Bukan harta
ataupun tahta, tapi seseorang yang
seharusnya menjadi miliknya.

Nathan dan Keanu pernah memiliki hubungan yang baik, tetapi keduanya ternyata mencintai wanita yang sama.

Hubungan persaudaraan di antara
mereka berdua mengalami keretakan
dan berakhir bermusuhan sampai sekarang.

"Gue kembali untuk merebut apa
yang seharusnya jadi milik gue?
Nathan Nareksa Erlangga, adikku.
Gue benci sama Lo!" batin Keanu.

                       *****

*Beberapa menit kemudian*

Nathan masuk ke ruang UGD.
Setelah dia mendapatkan izin
dari Damara. Kondisi Adara
masih dalam keadaan tahap
pemulihan setelah gadis itu
berjuang melewati masa kritisnya.

Cup

"Hiks ... hiks .... Cepat sembuh,
my wife.  Aku janji sama kamu
saat kamu udah bangun. Aku gak
akan menyembunyikan rahasia
apapun lagi dari kamu. Aku sayang
sama kamu, Adara. Ayo, bangun
sayang!" ucap Nathan, dia menangis
sambil mencium lembut punggung
tangan istrinya juga mengucapkan
kata janji untuknya.

















Istri Antagonis Milik Ketos || [End] ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang