Bab 15 Trauma Adara

49 10 0
                                    

Adara dibuat terkejut saat
dia menoleh kearah suara
seseorang yang tidak asing
di telinganya. Trauma Adara
muncul kembali, ia tidak
ingin melihat lelaki itu.

Adara mengajak Nathan
segera pergi dari taman.
Dia tak mau bertemu
seseorang yang pernah
menjadi trauma lukanya
di masa lalu.

Dia lelaki yang pernah Adara
cintai empat tahun lalu, ia
seseorang yang telah
menorehkan banyak luka
dalam hidupnya.

Mantan Adara kembali muncul
disaat perasaannya telah berpindah
haluan kepada suaminya. Adara
tak ingin mengingat kembali
memori yang menyakitkan hatinya.

Nathan heran dengan sikap
aneh Adara dan terlihat sangat
jelas ekspresi wajah Adara
kelihatan muram saat bertemu
pria yang tadi mengejutkan
mereka berdua di taman.

"Sayang, kamu kenapa sih?
Tangan kamu gemetaran kayak
gini. Coba bicarakan apa yang
sedang kamu rasakan sekarang?"
tanya Nathan merasa khawatir
saat menyentuh tangan Adara
yang terasa dingin dan bergetar.

"Aku mau pulang dari sini, Tan.
Aku takut ketemu sama dia," ucap
Adara dengan suara yang terdengar
menyiratkan rasa penasaran Nathan.

"Maksud kamu apa sih, Adara.
Aku tidak mengerti?" tanyanya lagi
mencoba tenangkan segala rasa
takutnya Adara.

"Dia lelaki yang udah buat aku
terluka seumur hidupku dan
karena dia juga aku harus jadi
seorang perempuan kasar pada
semua orang yang ingin aku benci,"
jerit Adara mengungkap fakta
lukanya di masa lalu.

Gio datang dan langsung saja
merangkul tubuh Adara karena
Nathan tidak akan pernah paham
seberapa traumanya Adara setelah
bertemu mantannya tadi.

"Adara, tenang ya. Kamu gak
perlu takut. Please, kakak mohon
sama kamu jangan sakit lagi,"
kata Gio lembut mencoba
menenangkan Adara yang
terusik dengan rasa traumanya.

"Yo, Adara seperti orang yang
ketakutan saat melihat sosok
laki-laki asing itu," ucap Nathan
tampak khawatir.

"Aku mau pulang dan aku tidak
mau disini. Aku takut kak," lirih
Adara yang kemudian pingsan
dalam rangkulan Gio.

Nathan panik terus dia gendong
Adara yang pingsan dan Gio
segera memanggil dokter untuk
memeriksanya. Nathan tidak bisa
tenang melihat istrinya dari luar
ruang UGD.

Gio menceritakan tentang siapa
lelaki asing yang sudah membuat
Adara histeris. Gio mengungkit
masa lalunya Adara dan orang
yang menjadi bayang-bayang
ketakutan terbesarnya Adara
selama ini pada Nathan.

Sebelum mengenal Nathan,
istrinya itu telah menjalani
hubungan bersama Dilan.
Dilan Pradipta, dia pria yang
hampir seusia Nathan juga Gio.
Empat tahun yang lalu, Dilan
adalah kekasihnya Adara.

"Lo mau tahu fakta tentang
masa lalunya Adara, Tan." Gio
mengajukan pertanyaan.

"Fakta apa, Yo?" Nathan pun
bertanya dengan fakta besarnya
Adara .

"Lo tahu, Tan. Empat tahun lalu,
Adara pernah diperlakukan seperti
budak yang harus tunduk pada
aturan. Dia berpacaran dengan
seorang lelaki toxic kayak Dilan.
Dilan hampir menghilangkan nyawa
Adara empat tahun lalu, karena
sebuah kesalahan yang tidak
pernah sama sekali dia lakukan,"
ungkap Gio.

"Dilan, Yo. Siapa lelaki itu?" tanya
Nathan tercengang mendengar fakta
yang Gio ungkapkan.

"Dilan itu mantan Adara, Nathan.
Maaf, Tan kalau gue baru bisa
ceritain masa lalu kelamnya
Adara ke Lo," tutur Gio.

Kaget, itulah yang Nathan rasa.
Masa lalunya Adara sedikit mencubit
emosi Nathan. Penyebabnya, ada
di pria asing bernama Dilan.

Otot rahang Nathan mengeras,
tatapan mata elangnya sangat
menyeramkan. Kedua tangannya
mengepal kuat, dia tengah marah
karena selama ini Adara menyimpan
trauma mendalam di hidupnya
tentang Dilan mantannya di masa
lalunya.

"Gue akan balas rasa traumanya
Adara, Yo. Gue gak bisa melihat
wanita yang gue sayangi menderita
lagi. Siapapun yang berani sentuh
Adara dan menyakitinya, dia harus
berhadapan dengan gue lebih dulu.
Aaarhh," murka Nathan.

"Jangan Nathan, Lo gak usah
seperti ini. Gue minta Lo cukup
berikan Adara perlindungan dan
membantunya untuk sembuh. Gue
rasa semuanya udah cukup, Tan!"
Gio memperingatkan Nathan untuk
tidak bertindak gegabah karena
dia tidak akan pernah bisa melawan
Dilan.

Kemunculan Dilan berpengaruh pada
kesehatan mental istrinya. Jujur, ia
tak sanggup melihat istrinya setakut
itu bertemu dengan Dilan. Benar apa
yang Gio katakan bila Adara butuh
penyemangat hidup dan dukungan
kesembuhan darinya.

Adara selesai diperiksa oleh dokter.
Dokter mengatakan bahwa Adara
perlu istirahat total dan menghindari
stres berlebihan. Nathan mengerti
harus apa sekarang.

Adara mengigau

"Jangan hukum aku, aku gak mau.
Jangan siksa aku Dilan, sakit ini
sakit Dilan!"

Nathan yang tertidur pulas di
samping brankar mendadak
diam seribu kata saat Adara
tidur sambil mengigau. Nathan
pernah melakukan banyak
kesalahan padanya.

Ternyata sebuah hukuman
yang sering dia berikan berdampak
tidak baik untuk kesehatan
mental istrinya yang mengalami
rasa trauma.

Dia kira sebelum Adara menjadi
istrinya. Hidup gadis itu bahagia,
tetapi malah anggapannya salah.
Cukup terlalu sakit bagi Nathan.
Sekarang dia tidak tega saat
Adara mengigau menyebutkan
nama Dilan seakan menyayat
perasaan Nathan.

"Ya Tuhan, aku mohon padamu
jangan biarkan istriku terluka lagi!"
Nathan menangis dalam batinnya.

Adara terbangun dari mimpi
buruknya. Nathan naik ke atas
brankar lalu mendekap erat Adara
yang histeris ketakutan setelah
bermimpi.

Adara memeluk suaminya dengan
pandangan kosong. Nathan berikan
rasa nyaman pada Adara yang seolah
dia tidak ingin dirinya pergi. Pengaruh
Dilan mantannya itu mengulangi
trauma Adara yang masih belum
hilang hingga saat ini.

"Nathan, kamu janji sama aku.
Kamu gak boleh pergi tinggalkan
aku sendirian disini," ucap Adara,
yang akhirnya mengeluarkan suara
lembutnya.

"Tidak sayang! Mana mungkin aku
pergi meninggalkan kamu yang
lagi sakit. Kamu lihat aku sekarang.
Aku akan selalu ada dimanapun
dan kemanapun kamu pergi aku
akan selalu mengikuti langkahmu,"
jelas Nathan.

Adara tersenyum bahagia karena
Nathan selalu ada untuknya. Adara
menyayangi lelaki tampan itu. Dia
seorang ketos di sekolahnya dan
dirinya juga lelaki yang mau terima
segala kekurangan yang ada dalam
dirinya.

Dua hari kemudian

Adara mulai beraktivitas ke sekolah.
Nathan tak pernah lepas dari
Adara. Nathan tidak peduli dengan
ocehan para penggemarnya yang
lebih mendukung hubungannya
bersama Nadira.

Adara bersikap santai tak terlalu
menanggapi mulut pedas sebagian
siswa yang iri ataupun membencinya.
Adara tak perlu takut dengan bahan
gunjingan yang menerpanya.

"Sabar Adara, Lo harus tahan emosi
Lo. Gak usah dilawan karena suatu
saat mereka akan tahu hubungan
Lo sama Nathan!" ucap Adara
berkata dalam hatinya.

Saat Adara akan menaiki tangga,
dari arah belakang ada seseorang
yang mencekal pergelangan
tangannya.

Pria itu menahannya untuk
tidak pergi. Adara terkejut
karena ulah pria itu yang tak
lain adalah Dilan.

Plak

Kemudian, Adara  menatap wajah
Dilan dan menamparnya sekeras
mungkin.

"Berhenti mengganggu aku, Dilan.
Aku sangat benci sama kamu!"










Istri Antagonis Milik Ketos || [End] ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang