Dilan memukul punggung
Adara, saat gadis itu menolong
suaminya. Nathan tidak terima,
ia ingin membalas pukulan itu.
Gio menahannya untuk tidak
meneruskan pertengkaran.Aksi perdebatan mereka jadi
tontonan, Pak Satrio selaku
guru BK di sekolah itu suruh
keduanya ikut ke ruangannya.
Untuk sementara Gio yang
mengobati luka di punggung
Adara.Dilan dan Nathan dapat surat
skorsing dari sekolah selama
seminggu. Nathan mendapat
catatan merah sebagai ketua
OSIS tahun ini.Biasanya, dia jadi panutan tapi
semenjak kehadiran Dilan, lelaki
itu gampang mudah kepancing
emosi dan jadi langganan guru BK."Attitude kamu sangat buruk
sekali, Nathan. Kalau kamu
bukan anak dari pemilik yayasan
sekolah ini saya sudah do kamu,"
bentak Pak Satrio sambil
geleng-geleng kepala melihat
tingkah Nathan yang memperburuk
nilai sekolah itu."Maaf, Pak saya memang salah
disini tapi saya disini hanya
korban dari kejahatannya dia,"
tunjuk Nathan pada Dilan
dengan sorot mata tajamnya."Ngakunya anak kepsek, etika
nol!" ucap Dilan sambil mengejek
Nathan.Suara berat dan bentakan
Pak Satrio mendiamkan
keduanya. "Diam kamu! Kalian
berdua saya kasih surat peringatan
skorsing selama seminggu," ujar
Pak Satrio.Keputusan Pak Satrio tidak bisa
dibantah sekali dihukum mereka
harus tunduk pada aturan yang
sudah ditentukan sekolah itu.Nathan menemui Adara di
kelasnya, sungguh sejak dari
ruang BK dirinya tak pernah
lepas dari pikiran kejadian tadi.Adara sedang bersandar di
bahunya Gio, punggungnya
mengalami memar. Gio kakak
sepupu satu-satunya yang sangat
menyayanginya."Kak, kenapa dia harus dendam
sih sama aku? Apa aku harus jujur,
kalau adiknya dia itu gak depresi.
Sampai kapan dia jahatin aku
terus? Aku capek kak," keluh
Adara yang sesekali meringis
kesakitan menahan luka di
punggungnya."Tunggu waktu yang tepat untuk
mengungkap semuanya, Adara.
Kamu jangan gegabah. Kakak
tahu, Dilan seperti itu karena
pengaruh buruk lingkungan
kehidupan dia," jelas Gio.Adara mengangguk paham,
perkataan Gio memang ada
benarnya. Adara sebenarnya
ingin mencoba membantu
Dilan yang terjerat dari pengaruh
buruknya itu. Akan tetapi, tak
mudah akan ada banyak ancaman
yang bisa saja terjadi padanya.Nathan berdiri di depan pintu
kelas mendengar semua yang
mereka bicarakan. Terluka, itu
yang Nathan rasakan saat ia
tahu Adara menaruh simpati
pada Dilan mantan kekasihnya.Dilan bagian masa lalunya dan
seakan mengingatkan dia pada
keadaannya dulu, ketika dirinya
pernah melupakan perempuan
itu dan lebih mempedulikan
Nadira mantan kekasihnya.Sesakit inikah, ketika orang yang
kita cintai ternyata masih peduli
dengan orang yang pernah menjadi
bagian terpenting dalam hidupnya.
Itulah yang Nathan harus terima,
karena dulu dia juga melakukan
hal yang sama seperti itu pada
Adara."Nathan, kamu dengar apa
yang aku ucapkan tadi? Sorry,
aku tidak bermaksud menyinggung
perasaan kamu atau lupa sama
hubungan kita," ucap Adara
merasa sedikit bersalah, karena
tidak sadar dibalik pintu ada
Nathan yang mendengar
semua keluhannya pada Gio.Gio pergi dari kelas Adara dan
memberikan ruang untuk
keduanya menyelesaikan
masalah privasi pribadi
mereka yang tak seharusnya
orang lain tahu."Bicara baik-baik sama Adara,
jangan kamu gunakan otot untuk
untuk menyelesaikan masalah
yang ada," bisik Gio memberikan
saran sembari menyenggol lengannya Nathan."Kamu marah ya, Nathan jawab
dong?" Adara tersenyum kecut
karena suaminya itu tidak
merespon pertanyaannya.Nathan tengil, ia suka dengan
ekspresi wajah Adara yang
ketakutan karenanya. Nathan
menjahili istrinya, ia pura-pura
marah namun sebenarnya tidak
marah sama sekali.Adara kesal, dia mencubit
pinggang Nathan agar bicara.
Terdengar suara tawa Nathan
yang gemas melihat istrinya yang
tengah misuh-misuh padanya.Nathan mendekapnya, menciumi
kedua pipinya dan mengecup
lembut puncak kepalanya sambil
berkata,"Sayangnya aku, kamu
makin cantik deh kalau lagi
ngambek kayak gini.""Gak usah ngegombal. Kamu
tuh ngeselin!" omel Adara
mendorong Nathan untuk
menjauh darinya."Ceritanya ngusir nih," bisik
Nathan berbicara lembut."Bukan ngusir suamiku, sayang.
Kamu gak denger suara bel udah
bunyi," balas Adara menyengir
lalu kena sentil suaminya.Nathan baru ingat kalau bel
pelajaran terakhir sudah berbunyi.
Nathan pamit keluar dari kelas
Adara. Sebuah kebahagiaan yang
ingin Adara harapkan selamanya
bersama suami yang sangat ia
cintai. Berharap tuhan memberikan
sedikit waktu untuknya bisa hidup
lebih lama bersamanya.~Pelajaran terakhir telah selesai~
Adara melewati koridor sekolah
sendirian. Dia tidak pulang sama
Nathan karena pria itu ada rapat
OSIS seusai jam pelajaran terakhir.Dilan membuntuti Adara sejak gadis
itu keluar dari kelasnya. Adara curiga
dan merasakan sedang diikuti oleh
seseorang di belakangnya. Karena
takut dia bersembunyi dibalik koridor.Benar dugaannya, Dilan sedang
mengikutinya. Apalagi yang Dilan
inginkan. Belum puas lelaki itu
mencampuri urusan hidupnya."Adara dimana Lo?" teriak Dilan.
"Keluar Lo jangan sembunyi," lanjut
pria itu jengkel."Mau apa Lo cari gue," ucap Adara
keluar dari tempat persembunyiannya.Plak
Adara terkejut karena Dilan
tiba-tiba memeluknya, ia risih
lalu memberikan tamparan ke
sekian kalinya. Adara menjaga
perasaan suaminya. Adara jijik
dengan ulah Dilan yang seperti
tadi."Lo gak usah cari kesempatan
dalam kesempitan. Bajingan!"
Adara muak lalu menyudahi
mulutnya Dilan.Cuih
Wajah Dilan terkena cipratan air
liurnya. Adara membenci Dilan
sejak perpisahan mereka empat
tahun lalu dan sekarang pria itu
mencoba merayunya lagi, sedang
Adara mengetahui tujuan maksud
Dilan padanya hanya untuk balas
dendam.Bugh
Dilan mencekal pergelangan tangan
Adara hingga merintih kesakitan.
Hampir saja dia mencium paksa
Adara tapi sebuah tangan kekar
meninju pelipisnya sampai
mengeluarkan darah."Jangan pernah Lo sentuh istri
gue," ungkap Nathan datang
sembari mengatakan kebenaran
siapa Adara sebenarnya pada dia."Haha! Apa kata Lo? Suami?" ucap
Dilan tertawa sembari berucap
mengejeknya karena tidak
percaya dengan ucapannya.Dilan ingin membalasnya, namun
Adara menghadangnya lagi untuk
tak mengulang perkelahian mereka
berdua yang kedua kalinya. Dilan menurunkan tangannya, dia tidak
jadi menonjok suaminya. Adara membenarkan status Nathan.Adara juga memperlihatkan cincin pernikahan yang tersemat di jemari
mereka. Adara tidak berbohong
dengan statusnya sebagai seorang
istri Nathan Nareksa Erlangga.Baik Adara maupun Nathan, mereka
mulai terang-terangan mengatakan
hubungannya sebagai suami istri
di hadapan Dilan secara langsung.
Tak peduli pria itu percaya atau
tidak kenyataannya, keduanya
telah sah dimata hukum agama
dan negara sejak beberapa bulan
lalu."Dilan, Lo mau nambahin skorsing
karena udah melakukan pelecehan
pada istri gue. Dilan, Lo sekarang
udah tahu kan Adara itu siapanya
gue?" imbuh Nathan tersenyum
penuh kemenangan.Dilan masih belum percaya
sepenuhnya kalau mereka berdua
sudah menikah."Aarggh! Adara, Lo pasti bohong
kan. Enggak mungkin? Adara apa
benar kamu udah menikah sama
Nathan?" tanya Dilan pada Adara
sembari memegang lengannya,
mencari jawaban yang menurutnya
kebohongan belaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Antagonis Milik Ketos || [End] ||
RomanceAdara selalu dianggap sebagai siswa antagonis di sekolahnya dan dia juga kerap dijuluki ratu Antagonis dalam keluarganya karena karakter dinginnya. Hingga suatu saat, Adara di jodohkan oleh Ayahnya dengan anak sahabat Ayahnya sendiri dan lelaki yang...